Sultan Banjar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 175:
<td align="center" bgcolor="#DDEEFF">[[1859]]-[[1862]]</td>
<td bgcolor="#DDEEFF">[[Hidayatullah II dari Banjar|Sultan Hidayatullah Halilillah]] bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman bin Sultan Adam</td>
<td bgcolor="#DDEEFF">* Nama lahirnya adalah '''Gusti Andarun''', kemudian sebagai mangkubumi ia memakai gelar Pangeran Hidayatullah. Ia dikenal sebagai '''Sultan tanpa mahkota'''. Sesuai wasiat Sultan Adam ia sebagai Sultan Banjar penggantinya. Pada 9 Oktober 1856 ia dilantik Belanda sebagai mangkubumi tetapi diam-diam ia menjadi oposisi Tamjidullah II, misalnya dengan mengangkat Kiai Adipati Anom Dinding Raja (Jalil) sebagai tandingan [[adipati]] [[Banua Lima]] Kiai Adipati Danu Raja yang berada di pihak Belanda/Sultan Tamjidullah II. Pangeran Hidayatullah II memiliki tanah lungguh meliputi Alai, Paramasan, Amandit, Karang Intan, Margasari dan Basung. Perjuangan Sultan Hidayatullah II dibantu oleh tangan kanannya [[Demang Lehman]] yang memegang pusaka kerajaan Keris Singkir dan Tombak Kalibelah.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=fPJAAAAAcAAJ&dq=kris%20singkir&pg=PA80#v=onepage&q=kris%20singkir&f=true {{nl}} Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Notulen van de Directievergaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Jilid 3, 1866]</ref> Ketika berada di [[Banua Lima]] pada bulan September 1859, ia dilantik di Amuntai oleh rakyat Banua Lima sebagai Sultan Banjar, dan Pangeran Wira Kasuma sebagai mangkubumi. Pelantikan ini untuk memenuhi angan-angan rakyat Banua Lima walaupun bersifat marjinal karena pada dasarnya seluruh wilayah berada dalam kekuasaan Belanda. Penobatanya ini pada umumnya disetujui pula oleh rakyat yang berada di Banua Lima maupun di luar Banua Lima. Pada tanggal [[11 Juni]] [[1860]], [[Residen]] [[I.N. Nieuwen Huyzen]] mengumumkan penghapusan Kesultanan Banjar yang digantikan komisi kerajaan
</tr>
<tr>
|