Kabupaten Aceh Tamiang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 86:
Menurut sumber lain, kata Tamiang berasal dari kata “Da Miang”. Sejarah menunjukkan tentang eksistensi wilayah Tamiang melalui prasasti [[Sriwijaya]]. Tak kurang pula sastra tulis Cina karya ''Wee Pei Shih'' mencatat pula keberadaan negeri ''Kan Pei Chiang'' (Tamiang), atau ''Tumihang'' dalam Kitab Negara Kertagama. Daerah ini juga berjuluk ''Bumi Muda Sedia'', sesuai dengan nama Raja Muda Sedia yang memerintah wilayah ini selama 6 tahun (1330-1336). Raja ini mendapatkan cap Sikureung dan hak Tumpang Gantung dari Sultan Aceh atas wilayah Karang dan Kejuruan Muda kala itu.<ref name="BPS"/> Selengkapnya, data-data tentang Kerajaan Tamiang setidaknya termaktub dalam:
 
1. Prasasti Sriwijaya yang diterjemahkan oleh Prof. Nilkanta Sastri dalam ''The Great Tamralingga (capable of) Strong Action in dangerous Battle'' (Moh. Said, 1961:36).
 
2. Data kuno [[Tiongkok]] (dalam buku ''Wee Pei Shih'') ditata kembali oleh ''I.V.Mills'', 1937, halaman 24, tercatat negeri ''Kan Pei Chiang'' (Tamiang) yang berjarak 5 kilometer (35 mil) dari ''Diamond Point'' (Posri).
Baris 94:
4. Tercatat sebagai "''Tumihang''" dalam syair 13 buku Nagara kertagama (M.Yamin, 1946: 51).
 
5. Benda-benda peninggalan budaya yang terdapat pada situs Tamiang (Penemuan ''T. Yakob'', ''Meer Muhr'', serta ''Sartono'', dkk).
 
Berkaitan dengan data-data tersebut dan ditambah penelitian terhadap penemuan fosil sejarah, maka nama Tamiang dipakai menjadi usulan bagi pemekaran status wilayah Pembantu Bupati Aceh Timur Wilayah-III, yang meliputi wilayah bekas Kewedanaan Tamiang.<ref name="BPS"/>