Masjidilaqsa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
|||
Baris 81:
Kepemimpinan Yerusalem beralih kembali ke tangan umat Islam pada 1187 setelah kemenangan [[Shalahuddin Al-Ayyubi|Shalahuddin Al Ayyubi]]. Semua jejak dan bekas peribadahan Kristen di Masjid Al Aqsha dihilangkan dan kompleks tersebut kembali kepada kegunaan asalnya. Kewenangan umat Islam terhadap Masjid Al Aqsha cenderung tanpa gangguan hingga lepasnya wilayahnya Palestina dari Utsmaniyyah. Setelah Perang Enam Hari, pemerintah Israel mengambil alih kepemimpinan Kota Lama Yerusalem, termasuk di dalamnya Masjid Al Aqsha. Kepala Rabi dari Pasukan Pertahanan Israel, [[Shlomo Goren]], memimpin pasukan melaukan perayaan keagamaan di Masjid Al Aqsha dan Tembok Barat dan mengeluarkan maklumat untuk menjadikan hari tersebut sebagai hari raya “Yom Yerushalayim” (Hari Yerusalem). Beberapa hari setelah itu, 200.000 umat Yahudi berbondong-bondong mendatangi Tembok Barat dan ini adalah ziarah massal pertama umat Yahudi ke kompleks ini sejak tahun 70 M. Awalnya pihak berwenang Muslim tidak menghalangi Goren ketika dia beribadah di Masjid Al Aqsha, hingga pada hari [[Tisha B'Av|Tisha B’Av]] dia membawa lima puluh pengikutnya sembari membawa dan mengenalkan [[shofar|''shofar'']] (terompet Yahudi) dan tabut portable saat ibadah, membuat ini dipandang sebagai peringatan keras bagi Lembaga Waqaf Yerusalem yang menggiring kepada buruknya hubungan antara pemerintah Israel dan pihak berwenang Muslim.<ref name=Gonen>{{cite book|last1=Gonen|first1=Rivka|title=Contested holiness : Jewish, Muslim, and Christian perspectives on the Temple Mount in Jerusalem|date=2003|publisher=KTAV|location=Jersey City (N. J.)|isbn=9780881257984|pages=149–155|url=https://books.google.com/books?id=xfxABPA2q0cC&pg=PA149}}</ref>
Pada Juni 1969, seorang Australia berusaha membakar Jami' Al Aqsha. Pada 11 April 1982, seorang Yahudi bersembunyi di Kubah Shakhrah dan melepaskan tembakan, membunuh dua orang Palestina dan 44 terluka. Pada 1974, 1977, dan 1983, kelompok yang dipimpin Yoel Lerner merancang makar untuk meledakkan Kubah Shakhrah dan Jami' Al Aqsha. Pada 26 Januari 1984, penjaga menemukan anggota B’nei Yehuda mencoba menyusup ke dalam kawasan Masjid Al Aqsha dan meledakkannya. Pada 8 Oktober 1990, pasukan Israel yang berpatroli di daerah tersebut memblokir jamaah untuk masuk ke Al Aqsha. Gas air mata ditembakkan kepada jamaah wanita yang menyebabkan ketegangan meningkat. Pada tanggal 12 Oktober 1990, umat Islam Palestina memprotes keras niat beberapa orang Yahudi untuk meletakkan batu penjuru di lokasi Kuil Baru sebagai awal penghancuran masjid-masjid Muslim.Upaya tersebut dihambat oleh pihak berwenang Israel
[[Berkas:Hussein of Jordan 1997.jpg|jmpl|ka|[[Hussein dari Yordania|Husain, Raja Yordania]] (berkuasa tahun 1952–1999)]]
Baris 102:
=== Kristen ===
Keberadaan dan nilai penting dari Bait Suci disebutkan dalam Perjanjian Lama Kristen. Dalam Perjanjian Baru juga disebutkan bahwa Bait Suci kedua merupakan tempat beberapa peristiwa penting dalam kehidupan [[Yesus]] ([[Isa|Nabi Isa]]).<ref>Jonathan Klawans, [https://books.google.com/books?id=zJpwA3EareUC&pg=PA236 ''Purity, Sacrifice, and the Temple: Symbolism and Supersessionism in the Study of Ancient Judaism,''] Oxford University Press, USA, 2006 p.236:'Some analyses rest on the assumption that the ancient Jewish temple was inherently flawed, and in need of replacement. This kind of approach is contradicted by the rather significant evidence that can be marshaled to the effect that early Christians remained loyal to the Jerusalem temple, long after Jesus’ death.'</ref><ref>Jacob Jervell, [https://books.google.com/books?id=H8TLCgAAQBAJ&pg=PA45 ''The Theology of the Acts of the Apostles, ''] Cambridge University Press 1996 p.45.</ref><ref>Jeff S. Anderson, [https://books.google.com/books?id=VWnc_I4quw0C&pg=PA132 ''The Internal Diversification of Second Temple Judaism: An Introduction to the Second Temple Period,''] University Press of America, 2002 p.132.</ref> Setelah penghancuran Bait Suci pada tahun 70 M, umat Kristen mula-mula memandang bahwa peristiwa ini sebagai bentuk hukuman Ilahi kepada umat Yahudi.<ref>Catherine Hezser, 'The (In)Significance of Jerusalem in the Yerushalmi Talmud,' in Peter Schäfer, Catherine Hezser (eds.)[https://books.google.com/books?id=_mkWzIlrwDoC&pg=PA17 ''The Talmud Yerushalmi and Graeco-Roman Culture,''] Mohr Siebeck, Volume 2, 2000 pp.11-49, p.17.</ref><ref>Jonathan Klawans, [https://books.google.com/books?id=xKpHDAAAQBAJ&pg=PA13 ''Josephus and the Theologies of Ancient Judaism,''] Oxford University Press, 2013 p.13.</ref> Bukit Bait Suci kehilangan arti pentingnya untuk ibadah Kristen dan menganggapnya sebagai penggenapan nubuat Yesus, misalnya di Matius 23:28 atau 24:2, sebagai bukti pemenuhan nubuat Alkitab dan kemenangan umat Kristen atas bangsa Yahudi.<ref name="Marsham" >Andrew Marsham, ‘The Architecture of Allegiance in Early Islamic Late Antiquity,’ in Alexander Beihammer, Stavroula Constantinou, Maria G. Parani (eds.), [https://books.google.com/books?id=0WJTAQAAQBAJ&pg=PA106 ''Court Ceremonies and Rituals of Power in Byzantium and the Medieval Mediterranean: Comparative Perspectives''], BRILL, 2013 pp.87-114, p.106.</ref> Umat Kristen Romawi, meskipun ada beberapa tanda-tanda pengerjaan pembangunan di lapangan terbuka,<ref>Gideon Avni, [https://books.google.com/books?id=2aTFAgAAQBAJ&pg=PA132 '' The Byzantine-Islamic Transition in Palestine: An Archaeological Approach
=== Islam ===
Baris 117:
</blockquote>
Saat kepemimpinan Yerusalem diambil alih umat Islam pada tahun 638, Masjid Al Aqsha berupa puing-puing dan tempat pembuangan sampah. Umar bin Khaththab kemudian memerintahkan pembersihan<ref>Michael D. Coogan [https://books.google.com/books?id=gM-tZeEO4wgC&pg=PA443 ''The Oxford History of the Biblical World,''] Oxford University Press, 2001 p.443-</ref> dan memberi akses pada umat Yahudi ke dalam kompleks tersebut.<ref>Daniel Frank, [https://books.google.com/books?id=MzqwUksGUrkC&pg=PA209 ''Search Scripture Well: Karaite Exegetes and the Origins of the Jewish Bible Commentary in the Islamic
Maimunah binti Sa’ad dalam hadits tentang berziarah ke Masjid Al Aqsha menyebutkan, "Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis." Nabi bersabda, "Tempat dikumpulkannya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan [[shalat]] di dalamnya, karena shalat di dalamnya seperti salat 1.000 rakaat di selainnya." Maimunah berkata lagi, "Bagaimana jika aku tidak bisa?" "Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barang siapa yang memberikannya maka seolah ia telah mendatanginya."<ref>(HR. Ibnu Majah<!--kutipan buku menyusul-->).</ref><ref>[http://www.aqsa.org.uk/Portals/0/Leaflets/LF_25_CentralityofAlAqsaMosque.pdf Virtues of al-Aqsa] Friends of Al-Aqsa.</ref><ref>Hadits [[Imam Ahmad]] dan [[Ibnu Majah]]</ref> Kompleks ini juga memiliki keterikatan dengan para nabi dan tokoh penting yang juga dihormati dan disucikan oleh umat Islam, seperti [[Ibrahim]] ([[Abraham]]), [[Dawud]] ([[Daud]]), [[Sulaiman]] ([[Salomo]]), [[Zakariyya]], [[Yahya]] ([[Yohanes Pembaptis]]), [[Maryam]] ([[Maria]]), dan [[Isa]] ([[Yesus]]).
|