Kidung Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 65:
Semua [[naskah]] kidung Sunda yang dibicarakan di artikel ini, berasal dari Bali. Tetapi tidak jelas apakah teks ini ditulis di [[Jawa]] atau di Bali.
 
Kemudian nama penulis tidaklah diketahui pula. Masa penulisan juga tidak diketahui dengan pasti. Di dalam teks disebut-sebut tentang [[senjata api]]. Senjata api masuk ke Indonesia sejak [[Serbuan Yuan-Mongol ke Jawa|perang Jawa-Mongol Yuan]], dimana pasukan Mongol menyerang Kediri dengan ''pao'' (bahasa China untuk meriam).<ref name=":0">Song Lian. ''[[History ofSejarah Yuan]].''</ref> Meriam yang disebut [[cetbang]] sudah umum digunakan saat ekspansi Majapahit mencapai kekuasaan terbesarnya padatahun 1336-1350.<ref>Dr. J.L.A. Brandes, T.B.G., LII (1910)</ref><ref>{{Cite web|url=http://penyuluhbudayabojonegoro.blogspot.co.id/2014/10/prasasti-sekar.html|title=PRASASTI SEKAR|website=penyuluhbudayabojonegoro.blogspot.co.id|access-date=2017-08-06}}</ref>
 
Bagaimanapun, puisi ini pastinya disusun setelah tahun 1540 karena ada deskripsi kuda Anepakěn, pati Sunda. Kudanya bisa dibandingkan dengan kuda Rangga Lawe, tokoh terkenal dari puisi Jawa lainnya; Kidung Rangga Lawe. Kidung ini disusun pada 1540.
 
Pengaruh Islam sudah terlihat. Kidung Sunda berisi beberapa kata pinjaman [[Bahasa Persia|Persia]]-[[Bahasa Arab|Arab]] seperti ''kabar'' (berita) dan ''subandar'' (bersinonim dengan ''syahbandar'', yang berarti kepala pelabuhan).
 
== Beberapa cuplikan teks ==