Wildan Abdul Chamid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 17:
Hal yang patut diteladani dari sosok Kiai Wildan adalah kegigihan dan semangat beliau dalam memperdalam ilmu dan menularkannya. Dalam semangat mengajar, beliau meniru model Kiai Bisri Mustofa, bahkan ketika kondisi mati lampu, pengajian tetap berlangsung, beliau tetap mengajar dengan model hafalan. Pernah ketika mengajar ke Weleri, dimana sarana transportasi amat tak mendukung, beliau tetap semangat mengajar tiap Sabtu malam, yang tak jarang pulangnya menumpang truk yang lewat karena sudah tidak ada angkutan pada malam hari.
Kiprah beliau dalam mengajar pengajian antara lain mengajar Kitab Bulughul Marom (Selasa bakda Subuh di Masjid Agung Kendal), Kitab Ihya ‘Ulumudin (Selasa pagi jam 08.00 di rumah)
Ditengah kesibukannya menjadi Hakim Pengadilan Agama di Kendal, Kiai Wildan menyempatkan diri untuk terus menularkan ilmunya di jalur pendidikan formal dengan menjadi dosen di IAIN Walisongo Semarang (sejak tahun 1972 sampai dengan mengundurkan diri pada tahun 2000 karena kesibukan mengajar pengajian), dosen IIWS Semarang, dan mendirikan MAN Kendal (dahulu bernama SP IAIN).
Baris 25:
Hasil karya beliau yang diwariskan untuk kita pelajari saat ini adalah terjemahan kitab manaqib Syekh Abdulqodir Jailani, dengan nama La-aliul Asani fi Tarjamati Lujainiddani.
Pada tanggal 4 Romadhon 1437 H/ 9 Juni 2017 M dini hari, setelah sebelumnya bertadarus Al-Qur’an bil ghaib dan khatam nderes Alfiyah Ibnu Malik, sekitar pukul 03.00 WIB dini hari
Tiap 4 Sya'ban, diadakan haul di sepanjang Jalan Habiproyo No. 19 Kendal (halaman Pondok Pesantren Raudlatul Muta'allimin Kendal) untuk memperingati wafatnya Beliau <ref>{{Cite web|url=https://jateng.kemenag.go.id/warta/berita/detail/lhs-hadiri-haul-ke-2-khm-wildan-abdul-hamid|title=LHS Hadiri Haul ke-2 KHM Wildan Abdul Hamid|website=jateng.kemenag.go.id|access-date=2019-04-07}}</ref>.
|