Otto Djaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
 
== Pelukis dan Pejuang ==
Otto adalah veteran perang RI. Sebagai mantan prajurit PETA (terdaftar sebagai NPV 8.20.585) Otto menerima penghargaan jasa tiga bintang emas di era kepemimpinan [[Soeharto|Presiden Suharto]] (terdaftar dengan Nomor Pokok Veteran: 8.20.585<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Tokoh Kebudayaan V|last=Ibrahim|first=Muchtaruddin|publisher=Departemen Pendidikan Nasional|year=2000|isbn=|location=Jakarta|page=|last2=Lismiarti|last3=Shalfiyanti|first3=|last4=Riama|first4=Espita|last5=Maryam Sanggupri Buchori|first5=Andi|last6=Haryono|first6=P. Suryo|last7=Wulandari|first7=Triana|last8=Gunawan|first8=Restu}}</ref>). Meski karir militernya sangat singkat hanya dua tahun (1944-1946), Otto pernah terlibat langsung dalam pertempuran fisik. Yang unik dari dirinya adalah meski berstatus sebagai tentara Otto tetap produktif menghasilkan karya-karya lukisan<ref name=":0" />.
 
Ketika menjadi taruna saat mengikuti pelatihan militer PETA di [[Kota Bogor|Bogor]], waktu-waktu istirahatnya selalu diisi dengan melukis. Menurutnya, melukis adalah salah satu cara agar dirinya tetap "waras" di kamp pelatihan. Bukannya apa-apa, latihan fisik di PETA itu sangat keras. Selama tiga bulan para kadet digembleng fisiknya siang malam dan terisolasi dari dunia luar. Seusai latihan mereka tidak bisa melakukan apa-apa kecuali istirahat lalu tidur. Namun, Otto memaksakan diri menggunakan waktu-waktu istirahatnya dengan melukis dan melukis. Ternyata para serdadu Jepang meminati karya-karya indah Otto. Semua lukisannya laku terjual. Bahkan ada beberapa yang dibawa ke Jepang untuk kemudian dijual disana.