Otto Djaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 39:
== Inspirasi ==
Otto Djaya mulai tertarik pada seni lukis dan mempelajarinya saat ia bersekolah di Hollandsch-Inlandsche. Tahun 1928, atau ketika ia berusia 12, ia mulai mengikuti kelas seni pertamanya. Ketertarikannya itu berlanjut hingga ia bersekolah di Bandung,
Meski demikian, Otto merupakan pengagum pelukis Eropa kenamaan berdarah Yahudi [[Marc Chagall]] (1887-1985). Sebagai bentuk kekagumannya ia lalu pergi ke Paris untuk menemui idolanya tersebut. Otto mengakui bahwa ia mengagumi Chagall karena selera humornya dan cara dia menggambarkan realita sosial. Pengaruh Chagall dapat terlihat di lukisan-lukisan seorang Otto Djaya<ref name=":0" />.
Karya-karya Otto sangat khas. Ia melukiskan hal-hal yang dekat dengan kehidupan nyata sehari-hari yang dituangkan dalam suanana yang sarkas sehingga menjadi lucu. Hal demikian mencerminkan jiwa kritisnya. Dalam lukisannya ia banyak menampilkan tokoh [[Panakawan|Punakawan]]. Karakteristik Otto lainnya adalah goresannya yang mendetail. Tubuh manusia maupun binatang ia gambarkan secara gamblang. Gaya lukisan model ini disebut lukisan figuratif, yang notabene dihindari oleh
== Pameran ==
Baris 61:
'''1946'''. Otto Djaya menggelar eksibisi solo di [[Museum Nasional Indonesia|Museum Nasional]] Jakarta sekembalinya dari medan perang, atau setelah ia memutuskan berhenti dari dinas kemiliterannya. Otto memamerkan karya-karya lukisnya dari garis depan medan pertempuran.
'''20 Februari 1947'''. Karya Agus dan Otto Djaya digelar Kementerian Pendidikan Seni dan Ilmu Sains Republik di Museum di Koningsplein, Kings Square, Jakarta. Gubernur Jenderal van Mook hadir dan membeli beberapa lukisan mereka<ref name=":4">{{Cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20161006210601-241-163850/jejak-langkah-dan-sepak-terjang-otto-djaya|title=Jejak Langkah dan Sepak Terjang Otto Djaya|last=Indra|first=Rahman|date=07 Oktober 2016|website=cnnindonesia|access-date=8 April 2019}}</ref>.
'''10 Oktober 1947''' Otto Djaya mengelar pameran tunggal di Belanda yang digelar di Amstelstroom Museum Stedelijk. 81 karyanya dipamerkan, baik yang dibuat di Belanda maupun ketika ia berada di Indonesia. 2 lukisan masing-masing dibuat tahun 1942-1943, 3 lukisan tahun 1944, 3 lukisan 1945, 51 lukisan tahun 1946, dan 22 lukisan yang dibuat tahun 1947<ref name=":0" />.
Ditahun yang sama Otto dan Agus Djaya menggelar pameran di Galeri Barbizon di area Saint Germain, [[Paris]], [[Prancis|Perancis]]. Awalnya pameran akan digelar di Museum Seni Modern Paris, namun dibatalkan mengingat museum tersebut sedang ditutup untuk sementara waktu. Para pengunjung menyukai karya keduanya. Mereka menyebut Otto sebagai pendongeng cerita.
'''5 Maret - 4 April 1948.''' Beberapa pelukis termasuk Otto dan Agus menggelar pameran di Museum Stedelijk yang bertema
'''1949.''' Otto mengikuti Eksposisi Le Grand Prix de Peinture de Monaco di Monte Carlo dan menerima “Premiere Mention Honorabile“<ref name=":4" />.
'''22 April 1950.''' Ini merupakan eksibisi perpisahan bagi Otto dan Agus. Diselenggarakan Sentral Budaya Internasional di [[Amsterdam]]. Eksibisi ini dibuka oleh Raden Djumhana (Deputi Komisaris Tinggi Republik Indonesia Serikat)<ref name=":0" />.
'''1951'''. Beberapa lukisan Otto Djaya yang disimpan di Belanda dipamerkan dalam acara [[Biennale]] di [[São Paulo|Sao Paulo]], [[Brasil|Brazil]]. Otto absen dalam acara tersebut. Adalah anggota Persagi, Kusnadi (1921-1990), yang bertanggung jawab menyeleksi lukisan-lukisan Indonesia untuk dipamerkan di sana. Pelaksanaan pameran menuai sukses besar<ref name=":4" />.
'''25 Februari-15 Maret 1952.''' Sebuah eksebisi diadakan di Galeri John Heller, jl. 47 East 108, [[New York]], USA. Memamerkan lukisan-lukisan Indonesia Modern: Karya Otto, “Dream of Maya” dan “Dream”, karya Affandi, "Emiria Sunassa", karya Hendra, S. Sudjojono, Sudyardjo dan Zaini. Galeri Heller merupakan salah satu galeri yang paling aktif dan dianggap penting di Amerika Serikat pada tahun 1952<ref name=":0" />.
'''27 Maret 1952.''' Beberapa institusi kebudayaan di Bogor menggelar eksibisi tunggal bagi Otto Djaya.
'''15-24 Mei 1952.''' Dua karya Otto dipamerkan di
'''3 Juli 1952''' Otto dan Agus Djaya menggelar pameran di Semarang. Karya-karya Otto mendapatkan pujian dari Koran De Locomotief.
'''19 Juli 1952''' Abang-beradik ini kembali menggelar eksibisi di Gedung Rakyat, Semarang. Diselenggarakan pada acara sekolah Kung Li Shueh Hsiao.
'''18 Desember 1954.''' Otto dan Agus Djaya menggelar pameran di Semarang. Rencananya Presiden RI Pertama akan hadir ke acara tersebut. Sayangnya, dibatalkan. Otto sangat kecewa, namun hubungan Otto-Sukarno tetap baik-baik saja. Harian De Locomotief kembali mengangkat pameran Otto.
'''18 April 1952.''' Soekarno meminta pelukis-pelukis anak bangsa untuk memamerkan karya-karyanya saat perhelatan [[Konferensi Asia–Afrika|Konferensi Asia-Afrika]] di Bandung. Sudarso, Affandi dan Hendra Gunawan menyambut para delegasi peserta konferensi dengan eksibisi pameran lukisan. Otto sendiri menampilkan sebuah karya yang lalu dikoleksi [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI]].
'''1956'''. Terbit buku seri pertama yang mengangkat koleksi lukisan-lukisan Presiden Ir. Sukarno di Istana Negara. Ada 206 karya lukis yang dimasukkan dalam buku tersebut, termasuk dua diantaranya adalah karya Otto Djaya. Sebanyak 6.000 eksemplar dibagikan kepada para kepala negara, menteri, politisi, perorangan dan kolektor seni.
'''1961'''. Terbit buku volume III dan IV sebagai lanjutan buku seri pertama yang terbit pada tahun 1956 tentang koleksi lukisan Istana Kepresidenan RI.
'''1964'''. Lima set volume buku tentang Koleksi Lukisan dan Patung Sukarno dipublikasikan. Buku ini merupakan edisi internasional yang dicetak di Jepang. Empat buah karya Otto masuk dalam buku tersebut.
'''196?'''. Eksebisi Otto Djaya di Jakarta. Duta Besar Amerika untuk Indonesia, Howard Palfrey Jones, menghadiri pameran tersebut. Pameran ini diperkirakan berlangsung tahun 1964.
'''13-28 April 1968''' Sebagai veteran perang kemerdekaan, Mayor (Purn) Otto Djaya dan Letkol (Purn) Agus Djaya ikut dalam sebuah pameran yang dibesut PIVEKA (Persatuan Isteri Veteran & Karyawati) dan Departemen Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di [[Gedung Perintis Kemerdekaan]], Jalan Proklamasi No.56 Menteng. Acara ini digelar untuk menggalang dana bagi Kongres Nasional II [[Legiun Veteran Republik Indonesia|Legiun Veteran Indonesia]]. Turut hadir Presiden ke-2 RI [[Soeharto|Suharto]]. Otto dan Agus Djaya menyumbangkan seratus lukisannya untuk dijual di pameran tersebut.
'''23 Maret-6 April 1972'''. Digelar pameran lukisan karya-karya Otto di [[Erasmus Huis]] Jakarta.
'''9-14 Januari 1978.''' Otto Djaya menggelar eksebisi di Taman Ismail Marzuki (TIM) Otto memamerkan 41 karya lukisannya yang dibuat tahun 1976-1977.
Tahun 1979 Otto kembali menggelar pameran kali kedua di Erasmus Huis.
'''1980.''' Otto menggelar pameran yang disponsori oleh Lembaga Indonesia Amerika (LIA) dan Dewan Kesenian di [[Kota Surabaya|Surabaya]].
'''1981.''' Kali ini Otto menggelar sebuah eksibisi tunggal di Gedung Mitra Budaya, Menteng, Jakarta. Disponsori Pusat Kebudayaan Mitra yang didirikan tahun 1954 yang bertujuan menyokong seniman-seniman Jakarta yang mulai eksis setelah tahun 1949.
'''1982''' Otto Djaya memamerkan tiga puluh lukisan di Ruangan Opal di Hotel Presiden di Jakarta. Pameran ini diponsori
'''1983''' PPIA Australia (organisasi perkumpulan mahasiswa Indonesia di Australia) menghelat pameran karya Otto di Jakarta.
'''3 Mei 1984''', Otto Djaya dan Agus Djaya menggelar pameran di [[Galeri Seni Rupa Ontario|Galeri Seni Rupa Oet]] di Jalan Palatehan, [[Blok M]], [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru]], Jakarta Selatan. Pameran dibuka Menteri Turisme, Pos dan Telekomunikasi [[Achmad Tahir]]. Media-media lokal ternama seperti Berita Buana, Harian Pelita, Harian Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha, memberikan apresiasi positif atas lukisan Otto Djaya.
'''1987.''' Otto menggelar eksibisi tunggal di gedung [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]] (MPR RI). Pameran dibuka Ketua MPR RI, [[Amirmachmud|H. Amir Machmud]].
Baris 119:
'''10-18 Agustus 1995''' Otto Djaya menyelenggarakan eksibisi tunggal di Gedung B [[Galeri Nasional Indonesia]] Jakarta. Eksibisi ini sekaligus merayakan setengah abad Kemerdekaan RI. Otto memamerkan karya tentang episode sejarah Indonesia sejak Proklamasi. Sayangnya, Otto tidak bisa menghadiri langsung pameran tersebut karena terserang stroke.
'''12-24 Januari 1996.''' Menyambut usia Otto yang ke 80 tahun, Galeri Cipta II di [[Taman Ismail Marzuki]], Jakarta, menggelar pameran tunggal karya-karya Otto. Ada 50 lukisan yang dipamerkan, 23 diantaranya merupakan karya-karya terbaru Beliau.
'''24 Juni-7 Juli 1999.''' 35 lukisan karya Otto Djaya dipamerkan dalam sebuah eksibisi tunggal di [[Museum Benteng Vredeburg]], Yogyakarta. Semua karya Otto ludes terjual.
'''30 September-9 Oktober 2016'''. [[Galeri Nasional Indonesia]] mengadakan pameran karya-karya lukis Otto Djaya bertajuk "100 Tahun Otto Djaya". Pameran diinisiasi Inge-Marie Holst dan Hans Peter Holst (suami-istri pengagum dan kolektor Otto Djaya) yang digelar di Gedung A Galeri Nasional Indonesia. Ditampilkan sekitar 200 karya Otto dalam perhelatan besar tersebut<ref name=":2">{{Cite web|url=http://galeri-nasional.or.id/newss/062-100_tahun_otto_djaya_1916__2002|title=Press Release : 100 Tahun Otto Djaya (1916 - 2002)|last=|first=|date=|website=galerinasional|access-date=7 April 2019}}</ref>.
== Akhir Hayat ==
Titi Hernadi lebih dahulu meninggalkan suaminya pada tanggal 12 November 1990. Sepeninggal istrinya itu, Otto tinggal berdua dengan anak ketiganya Asoka Kusuma Djaya. Empat tahun sepeninggal Titi, Otto dan Asoka memilih pindah ke [[Kota Depok|Depok]], sekaligus membangun sebuah studio lukis di sana. Asoka bertindak sebagai kurator merangkap pengelola bagi acara-acara ayahnya. Asoka sama seperti Otto, seorang seniman jebolan [[Institut Kesenian Jakarta]] Cikini.
Pada tanggal 10 Agustus 1995 Otto Djaya terkena serangan [[
Sebagai bukti keproduktifannya pasca serangan Stroke, Otto menggelar pameran di Galeri Cipta II [[Taman Ismail Marzuki]]. 23 dari 50 lukisan Otto merupakan karya-karya terbarunya. Asoka tinggal mendampingi ayahnya di Depok hingga Otto Djaya menyusul Titi Hernadi dan Agus Djaya. Mayor (Purn.) Raden Otto Djaya Suntara akhirnya tutup usia pada bulan Juni 2002 dalam umurnya yang ke-86 tahun. Pelukis Pejuang itu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir.
|