Bun upas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 10:
 
== Tentang embun dan dampaknya ==
Mengenai bun upas, embun ini adalah embun salju nan dingin yang menyelimuti dataran tinggi Dieng, di daerah [[Kabupaten Wonosobo]]. Embun ini berlangsung ketika [[musim kemarau]] memasuki puncaknya antara [[Juli]]-[[Agustus]]. Tanda-tandanya adalah akan adanya muncul uap di dataran, dan berlangsung pada pukul 04.00-05.30. Masyarakat sekitar tidaklah sakit karena embun ini, namuntetapi yang paling dikhawatirkan adalah keadaan kentang yang rawan mati.<ref name=tempo1>{{cite news |url=https://nasional.tempo.co/read/1104637/fenomena-bun-upas-warga-dieng-sebut-belum-sampai-suhu-ekstrem |title=Fenomena Bun Upas, Warga Dieng Sebut Belum Sampai Suhu Ekstrem |author=Wicaksono, Pribadi |editor=Chairunnisa, Ninis |website=Tempo.co|date=7 Juli 2018 |accessdate=12 Juli 2018}}</ref> Kentang menjadi basah, mengeras, kering, dan mati. Meskipun es akan mencair selepas terbit matahari, tetap saja ia meninggalkan dampak: daun kentang tiada lagi biru, tapi sudah coklat. Biasa keadaan mengeringnya daun akan diikuti mengeringnya batang, dan jika ia menyerang kentang yang di bawah 60 hari, maka akan dipastikan ''[[puso]]''. Tapi jika lebih dari itu, tanaman akan kuat saja tapi jelas akan ada penurunan produksi. Fenomena embun upas ini biasa di kalangan petani setempat.<ref name=ponpost>Yunizar, Sahrul. "Dataran Tinggi Dieng setelah Diselimuti Bun Upas: Petani Kentang Pasrah, Produsen Carica Panen Berkah" ''[[Pontianak Post]]''. Rabu, 11 Juli 2018. hal.1 & 7. Jawa Post Group.</ref><ref name=mongabay>{{cite web |url=https://www.mongabay.co.id/2018/07/10/embun-beku-bisa-terjadi-lagi-di-dieng-petani-kentang-rugi-kenapa/ |title=Embun Beku Bisa Terjadi Lagi di Dieng, Petani Kentang Rugi. Kenapa? |website=[[Mongabay|Mongabay.co.id]] |author=Darmawan, L |date=10 Juli 2018 |accessdate=12 Juli 2018}}</ref> Selain merusak kentang, embun upas ini juga merugikan petani sayuran karena membuat bibit tanaman menguning dan mati.<ref name=republika1/>
 
Embun ini terjadi pada musim kemarau, di saat peluang turunnya hujan itu kecil, karena tiada banyaknya tutupan awan hujan di sekitar. Di saat seperti ini, [[energi panas]] [[matahari]] yang ada pada muka bumi terlepas begitu saja ke angkasa sehingga tiada pantulan panas yang diserap balik oleh [[bumi]]. Jika hal ini terus terjadi, udara akan tambah dingin dan embun upas bisa terjadi akibat pengaruh suhu yang signifikan. Kondisi yang amat dingin ini bisa mencapai 0&nbsp;°C. Masyarakat Jawa juga mengenal perubahan kondisi suhu yang signifikan ini sebagai "[[musim bediding]]".<ref name=republika1>{{cite news |url=https://m.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/07/06/pbg0ik284-bmkg-embun-upas-di-dieng-akibat-penurunan-suhu |title=BMKG: Embun Upas di Dieng Akibat Penurunan Suhu |website=Republika |date=6 Juli 2018 |accessdate=12 Juli 2018}}</ref><ref name=mongabay/>Ada yang mencoba mengaitkan fenomena ini dengan [[aphelion]] bumi, namuntetapi ketua [[LAPAN]] [[Thomas Djamaluddin]] menegaskan tidak adanya pengaruh signifikan aphelion dengan fenomena ini. Fenomena serupa inipun, juga terjadi [[Gunung Semeru]] dan [[Pegunungan Jayawijaya]].<ref name=bbc1>{{cite news |url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44748809 |title=Cuaca dingin landa sejumlah kota di Indonesia, ada hubungan dengan jarak Bumi ke Matahari? |website=BBC Indonesia |date=7 Juli 2018 |accessdate=12 Juli 2018}}</ref>
 
Fenomena ini menjadi terkenal dari Dieng lantaran potongan foto dan video fenomena ini menyebar lewat [[dunia maya]]. Banyak yang kaget ketika Dieng seakan terselimuti es.<ref name=ponpost/>