Naskah ketaro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wiki nashpod (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
'''Naskah Ketaro Adat Lampung''' adalah naskah yang berisikan aturan-aturan tentang cara masyarakat adat lampung untuk bertahan hidup. Naskah tersebut bersifat memaksa dan mengatur maka hal itu menjadi mengikat dalam masyarakat lampung pepadun. Didalam naskah tersebut terdapat aturan-aturan yang bersumber dari [[hukum kebiasaan]] masyarakat setempat dan dalam naskah tersebut terdapat beberapa bab yaitu terdapat persoalan tentang perkawinan, pengangkatan penyeimbang, denda bagi yang menlanggar hukum adat yang tercantum pada naskah ini dan sanksi-sanksi yang lain (selain denda) apabila ada yang melakukan perbuatan melawan hukum adat setempat.<ref name=":0">https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/dashboard/media/Buku%20Penetapan%20WBTb%202018.pdf?utm_source=Misi+1&utm_campaign=19aeeb80b2-EMAIL_CAMPAIGN_2019_03_16_01_23&utm_medium=email&utm_term=0_36dc46f689-19aeeb80b2-304035401</ref>
 
== Isi Naskah ==
Dalam isi naskah ketaro adat lampung terdapat 3 bagian subtitasi, yaitu:
 
* '''Pertama''', Menyangkut Petunjuk karena didalamnya berisikan sebuah aturan-aturan baik untuk kehidupan diri ataupun untuk [[interaksi sosial]] dan aturan ini pula memiliki sifat yang memaksa dan mengatur, adapun melampirkan tatacara atau proses mengerjakan adat [[lampung]] dan bagaimana menjadi seperti masyarakat lampung.<ref name=":0" />
 
* '''Kedua''', Dalam hal lain dilampirkan juga peraturan perundang-undangan hukum adat lampung yang tertulis yaitu [[cepalo 12]] dan [[cepalo 80]] yang merupakan arahan supaya membentuk kepribadian masyarakat lampung agar tetap menjaga adatnya atau yang terkenal dalam sebutan piil pesengirei.<ref name=":0" />
 
* '''Ketiga''', pada akhir buku dijelaskan tentang silsilah asal-usul keturunan, yakni mulai dari Tali Tunggal, sampai dengan awal abad ke-19 untuk beberapa kampung yang saat ini berada di Lampung Tengah, Lampung Timur dan Lampung Utara. Ini juga bisa dijadikan petunjuk atau pedoman untuk melacak atau menelusuri atau menjelajahi asal-mula keturunan nenek moyang orang Lampung. Nilai-nilai yang terkandung dalam naskah Ketaro Adat Lappung masih banyak yang relavan dengan kehidupan masyarakat Lampung pada saat ini.<ref name=":0" />
 
== Fisik Naskah Ketaro Lampung ==
Dalam kajian literatur naskah-naskah kuno lampung ternyata ditemukan berbagai bentuk dalam sebuah media penulisan dengan diklasifikasikan beberapa subtitusi seperti kulit kayu, [[Daun lontar|lontar]], [[batang bambu]], kertas dluwang dan tanduk kerbau seperti yang terdapat di museum lampung. Naskah tersebut menggunakan aksara lampung kuno, [[Bahasa arab]], dan Bahasa bali kuno. Secara keseluruhan Bahasa yang digunakan adalah [[Bahasa lampung]], [[melayu]], [[Bahasa arab]], [[Bahasa batak]], [[Bahasa jawa kuno]] dan [[Bahasa banten]].<ref>{{Cite journal|last=Syahrul|first=Ninawati|date=2011-12-30|title=Upaya dan Penyelamatan Naskah Kuno Lampung|url=http://journal.perpusnas.go.id/index.php/manuskripta/article/view/14|journal=Manuskripta|language=en|volume=1|issue=2|pages=1–16|doi=10.33656/manuskripta.v1i2.14|issn=2355-7605}}</ref>
 
== referensi ==
{{Reflist}}