Masjid Tuanku Pamansiangan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) ←Membuat halaman berisi '{{Infobox religious building |image = |caption = Masjid Tuanku Pamansiangan |building_name = Masjid Tuanku Pamansiangan |locatio...' |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
||
Baris 28:
Seiring bertambahnya murid, maka Tuanku Mansiangan meluaskan suraunya menjadi masjid. Namun, tidak diketahui kapan pastinya surau Tuanku Mansiangan berganti menjadi masjid. Dalam buku berjudul ''Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia'' yang ditulis Abdul Baqir Zien, Masjid Tuanku Pamansiangan diperkirakan telah berdiri sejak 1800-an.{{sfn|Abdul Baqir Zein|1999|pp=62}} Adapun berdasarkan penelusuran [[Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala]] (BP3) Batusangkar, Masjid Tuanku Pamansiangan didirikan pada 1870.{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=16-17}}
Ketika pertama kali dibangun, bangunan Masjid Tuanku Pamansiangan terbuat dari ijuk. Abdul Baqir Zien mencatat, Masjid Tuanku Pamansiangan telah mengalami tiga kali direnovasi sejak didirikan dan saat ini bangunannya telah menggunakan kayu dengan atap dari seng.{{sfn|Abdul Baqir Zein|1999|pp=62}} Penggantian material bangunan diperkirakan berlangsung pada 1903 sampai 1905, merujuk pada [[kaligrafi]] Arab-Melayu yang terdapat pada bagian mihrab bertuliskan: "Mulai memahat tahun 1323 pada 14 Shafar mulai menyudah tahun 1325".{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=16-17}} Pengambilan bahan bangunan yakni kayu diperoleh dari hutan. Kayu-kayu digunakan sebagai tiang dan
Ide pemugaran masjid sempat mucul pada 1967, yakni mengganti bangunan masjid menjadi permanen dan mengubah bentuk yang ada sekarang. Awalnya, rencana tersebut dapat dukungan dari sebagian masyarakat, tetapi urung. Hal tersebut dikarekanan menghilangan nilai sejarah yang dimiliki masjid.{{sfn|Fauziana Izzati, dkk|2018}}
|