Karet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
:''Untuk tumbuhan penghasil karet, lihat artikel [[para (pohon)|para]]''.
[[Berkas:Latex dripping.JPG|jmpl|200px|Lateks karet tengah disadap.]]
'''Karet''' adalah [[polimer]] [[hidrokarbon]] yang terkandung pada [[lateks]] beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah [[para]] atau ''[[Hevea brasiliensis]]'' (suku [[Euphorbiaceae]]). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku [[Moraceae|ara-araan]] (misalnya [[beringin]]), [[Sapotaceae|sawo-sawoan]] (misalnya [[getah perca]] dan [[sawo manila]]), [[Euphorbiaceae]] lainnya, serta [[dandelion]]. Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (''guttapercha''), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk [[permen karet]] (''[[chicle]]''). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan.
 
== Biokimia ==
Baris 99:
Sekitar 85% dari produksi karet Indonesia diekspor. Hampir setengah dari karet yang diekspor ini dikirimkan ke negara-negara Asia lain, diikuti oleh negara-negara di Amerika Utara dan Eropa. Lima negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, Singapura, dan Brazil. Konsumsi karet domestik kebanyakan diserap oleh industri-industri manufaktur Indonesia (terutama sektor otomotif).<ref name=":2" />
 
Di Jawa Barat sendiri, menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat<ref>{{Cite web|url=https://jabar.bps.go.id/statictable/2018/03/29/522/luas-dan-produksi-tanaman-karet-menurut-kepemilikan-di-jawa-barat-2016.html|title=Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat|website=jabar.bps.go.id|access-date=2019-04-25}}</ref>, tahun 2018, produksi karet oleh perkebunan rakyat sebanyak 4734 ton dengan luas area 16.055 hektar. Produksi karet oleh perkebunan besar swasta adalah 14.388 ton dengan luas areal 21.526 hektar. Untuk produksi karet oleh perkebunan besar negara adalah sebesar 17.345 ton dengan luas areal 24.834 hektar.
 
Dibandingkan dengan negara-negara kompetitor penghasil karet yang lain, Indonesia memiliki level produktivitas per hektar yang rendah. Hal ini ikut disebabkan oleh fakta bahwa usia pohon-pohon karet di Indonesia umumnya sudah tua dikombinasikan dengan kemampian investasi yang rendah dari para petani kecil, sehingga mengurangi hasil panen. Sementara Thailand memproduksi 1.800 kilogram (kg) karet per hektar per tahun, Indonesia hanya berhasil memproduksi 1.080 kg/ha. Baik Vietnam (1.720 kg/ha) maupun Malaysia (1.510 kg/ha) memiliki produktivitas karet yang lebih tinggi.<ref name=":2" />