Nyalawena: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kepadalisna (bicara | kontrib) |
Kepadalisna (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
# Pelaksanaan upacara Nyalawena dilaksanakan sekitar 3-7 hari tergantung pada banyak tidaknya ikan atau impun yang ada. Setelah selesai, seluruh peserta pulang ketempatnya masing-masing. Sedangkan ketua adat, harus melakukan upacara pemberian sesajen lagi sebagai ungkapan terima kasih kepada Nyi Roro Kidul dan Si Pacul. Serta bentuk pengharapan untuk bulan depan di tanggal 25 tahun hijriah pendapatan ikan impugn akan lebih banyak lagi<ref name=":0" />.
== Mitos ''Si Pacul
[[Legenda]] ini berkembang di masyarakat [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]], [[Kabupaten Cianjur]]. Cerita ini diawali dengan kedatangan seorang yang mau bekerja di daerah [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]]. Orang tersebut menurut masyaratakat bekerja tanpa mengenal waktu di daerah dekat pantai<ref name=":0" />. Dia tidak mengindahkan peringatan masyarakat agar berhenti dahulu ketika waktu [[salat]]. tidak bekerja pada [[hari Jumat]], dan jangan bekerja menjelang [[Magrib (disambiguasi)|magrib]]. Namu peringatan ini tidak dipedulikan oleh orang tersebut, sehingga pada suatu hari orang tersebut hilang tanpa bekas, dan yang tertinggal hanya sebuah ''pacul'' di [[sawah]]. Kejadian tersebut dipercaya oleh masyarakat [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]] sebagai kejadian luar biasa, dan menghilangnya orang tersebut dipercaya telah dibawa ke Negara di bawah sagara laut untuk dijadikan pengawal [[Nyi Roro Kidul]] yang terkenal penguasa sebagai Ratu Pantai Selatan<ref name=":0" />.
Tokoh ''Si Pacul'' merupakan gambaran tentang seseorang yang tidak patuh terhadap [[Adat|aturan adat]]. Sebagai bentuk pengingat, maka masyarakat di [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]] sering memberikan [[sesajen]] untuk ''Si Pacul.'' Oleh karena itu, masyarakat dan para pendatang ([[Wisatawan|wisatawa]]<nowiki/>n) diharapkan patuh terhadap adat di tempat tersebut dan jangan melanggaar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh masyaraka tokoh adat. Karena sudah jelas, setiap yang melanggar pasti ada ganjarannya dan disetiap pelaksanaan Nyalawena tidak ada yang berani melanggar aturan-aturan yang ada di [[pantai Apra]], [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]]<ref name=":1">{{Cite journal|last=Setiawan|first=Irvan|date=2009-06-01|title=MITOS NYI RORO KIDUL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT CIANJUR SELATAN|url=http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/248|journal=Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya|language=ID|volume=1|issue=2|pages=188–200|doi=10.30959/patanjala.v1i2.248|issn=2598-1242}}</ref>.
== Mitos ''Nyi Roro Kidul'' ==
Hubungan [[Nyi Roro Kidul]] dengan [[Tradisi|upacara adat]] Nyalawena yaitu suatu [[mitos]] dan rasa penghormatan<ref name=":1" />. Hal ini dikarenakan, tradisi Nyalawena dilaksanakan di salah satu pantai selatan yaitu [[APRA|Apra]]. Bentuk penghormatan itu bisa berupa pengharapan atau doa, agar kegiatan yang dilakukan di panntai selatan berjalan lancar. Ritual Nyalawena dilaksanakan tepat di pinggir [[pantai Apra]]. Letak geografis pantai di [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]] memang sangat berbahaya karena ombak yang dihasilkan sangat besar. Bila ditinjau dari ilmu pengetahuan, letak [[pantai Apra]] berhadapan langsung dengan [[Samudera Indonesia]]. Makna mitos mengenai [[Nyi Roro Kidul|Nyi Roro Kidu]]<nowiki/>l, di Cianjur Selatan, adalah agar masyarakat tidak sewenang-wenang memperlakukan pantai. Intinya agar kelestariannya pantai tetap terjaga. Hal itu pula yang diterapkan dalam tradisi Nyalawena, agar seluruh peserta ritual tidak menentang aturan yang sudah dibuat<ref name=":1" />.
== Geografis ==
|