Nyalawena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
 
== Mitos ''Nyi Roro Kidul'' ==
Hubungan [[Nyi Roro Kidul]] dengan [[Tradisi|upacara adat]] Nyalawena yaitu suatu [[mitos]] dan rasa penghormatan<ref name=":1" />. Hal ini dikarenakan, tradisi Nyalawena dilaksanakan di salah satu pantai selatan yaitu [[APRA|Apra]]. Bentuk penghormatan itu bisa berupa pengharapan atau doa, agar kegiatan yang dilakukan di panntai selatan berjalan lancar. Ritual Nyalawena dilaksanakan tepat di pinggir [[pantai Apra]]. Letak geografis pantai di [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]] memang sangat berbahaya karena ombak yang dihasilkan sangat besar. Bila ditinjau dari ilmu pengetahuan, letak [[pantai Apra]] berhadapan langsung dengan [[Samudera Indonesia]]. Makna mitos mengenai [[Nyi Roro Kidul|Nyi Roro Kidu]]<nowiki/>l, di Cianjur Selatan, adalah agar masyarakat tidak sewenang-wenang memperlakukan pantai. Intinya agar kelestariannya pantai tetap terjaga. Hal itu pula yang diterapkan dalam tradisi Nyalawena, agar seluruh peserta ritual tidak menentang aturan yang sudah dibuat<ref name=":1" />.
 
== Geografis ==
Nyalawena dilaksanakan di [[Pantai Apra]], Cianjur Selatan. [[Pantai Apra]] merupakan salah satu pantai yang terletak di [[Sindangbarang, Cianjur|kecamatan Sindangbarang]], Cianjur Selatan<ref>{{Cite web|url=http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=455&lang=id|title=Pantai Apra-Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat|website=www.disparbud.jabarprov.go.id|access-date=2019-04-28}}</ref>. Apabila patokannya dari [[Sindangbarang, Cianjur|Alun-Alun Sindangbarang]], jarak tempuhnya hanya berkisar 300 meter. Selain dari Alun-Alun [[Sindangbarang, Cianjur|Sindangbarang]], untuk menuju tempat ini ada beberapa alternatif dari berbagai rute. Bila berangkat dari arah [[Jakarta|Jakarta,]] jarak tempuhnya sekitar 150 km. apabila berangkat dari [[kota Bandung]], jarak tempuhnya 120 km. sedangkan, bila berangkat dari [[kota Cianjur]] jarak yang ditempuh sekitar 20 km. Para [[wisatawan]] biasanya datang ke [[Pantai Apra|patai Apra]] untuk [[berenang]], berjemur, olahraga pantai, atau sekadar menyalurkan hobi [[fotografi]] dengan objek pemandangan di sekitar [[pantai Apra]]. Selain digunakan untuk [[ritual]] adat ''Nyalawena,'' pantai ini juga terkenal sebagai tempat yang bersejarah. Pantai ini merupakan tempat terjadinya pemberontakan Angkatan Perang Rakyat Semesta (APRA). Selain bersejarah dan berbudaya, tempat ini juga menyimpan kekayaan yang sangat berpotensi bagi [[Indonesia]]. Potensi tersebut berupa [[pasir besi]] yang sangat banyak. [[Pasir besi]] yang terdapat di [[pantai Apra]] memiliki kualitas yang sangat baik, oleh karena itu disebutkan bahwa [[pantai Apra]] merupakan pantai yang sangat berpotensi. Latar belakang pelaksanaan Nyalawena sangat berhubungan dengan letak [[Geografi|geografis]] di sepanjang [[Pantai Apra|pantai Apra.]] Ombak di pantai Apra sangat tinggi, oleh karena itu meskipun masyarakat tinggal di daerah pantai jarang sekali yang berprofesi sebagai [[Nelayan|nelayan.]] Jumlah nelayan di tempat ini bisa terhitung. Jumlah perahunya pun masih ada satu. Masyarakat di sini lebih tertarik menjadi [[petani]] atau [[pedagang]]<ref name=":1" />. Cara melaut dan menangkap ikan masih menggunakan teknik [[Tradisi|tradisional]]. Mereka percaya bahwa [[pantai Apra]] sangat angker. Untuk para [[Pariwisata|wisatawan]] juga diharapkan berhati-hati karena posisi pantai yang curam<ref name=":0" />.
 
== Transformasi ==
Perubahan bentuk dan fungsi dalam penyajian [[kesenian]] sudah biasa dilakukan. Tujuannya untuk mempermudah dan menyesuaikan dengan zaman. Perubahan tersebut biasa disebut transformasi. Transformasi mengembangkan tradisi Nyalawena menjadi Tari Nyalawena diinisiasi oleh [[Tatang Setiadi]] pada tahun 1993<ref>{{Cite web|url=https://docplayer.info/50981205-Bab-i-pendahuluan-cianjur-merupakan-suatu-kabupaten-yang-luas-wilayahnya-48.html|title=BAB I PENDAHULUAN. Cianjur merupakan suatu kabupaten yang luas wilayahnya +/ ,48 - PDF|website=docplayer.info|access-date=2019-04-28}}</ref>. Alasan dilakukannya trasnformasi yaitu untuk melestarikan tradisi Nyalawena yang sudah dilakukan oleh masyarakat. Hal ini dilakukan agar Nyalawena tetap lestari dan dilaksanakan meskipun dengan format yang berbeda.
 
 
Tari Nyalawena telah dipergelarkan dalam berbagai event, di antaranya:
 
Kirab seni tradisi se-Jawa Barat, di Taman Budaya Jawa Barat tahun 2007
 
Pengisi acara Gelar Tradisi Banda Cianjur, tahun 2008
 
Tari Nyalawena juga telah dijadikan sebuah karya tulis ilmiah (skripsi) oleh Tantri Febrianti, Jurusan Seni Tari, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2010 dengan judul Perkembangan Tari Nyalawena di Kabuapten Cianjur.
 
<br />