Peutron Aneuk: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 35:
== Prosesi Terkait ==
... Pengantar ...
'''Peusijuk''' Secara etimologis kata “Peusijuek” berasal dari kata “sijuek” yang artinya dingin. Jika ditambah oleh awalan “peu” maka makna lengkapnya adalah "membuat sesuatu menjadi dingin". Peusijuk merupakan prosesi adat yang hampir ada dalam semua kegiatan adat dalam masyarakat di Aceh
Peusijuk ada dalam upacara perkawinan, membangun dan memasuki rumah baru, menunaikan ibadah haji atau kurban hewan. Peusijuk juga juga dilaksanakan kala istri dicerai suami, terkejut (misal, bertemu harimau, terjatuh dari pohon, terkena musibah dan lain-lain), sampai pada urusan perkelahian atau permusuhan yang harus didamaikan. Peusijuek juga dilakukan ketika seseorang memperoleh keberuntungan, misal lulus sarjana, memperoleh kedudukan tinggi dalam pemerintahan, mendapatkan kendaraan baru dan lain-lainnya.
Tata cara dari pelaksanaan tradisi Peusijuek dilakukan dengan beberapa urutan, pertama menaburkan beras padi (''breuh padee''), kedua, menaburkan air tepung tawar, ketiga menyunting nasi ketan (''bu leukat'') pada telinga sebelah kanan dan terakhir adalah pemberian uang (''teumutuek''). Tara cara tersebut umumnya hampir sama dilakukan dalam setiap prosesi tradisi Peusijuek Aceh{{Sfn|Riezal|(2018)|p=146-147 : “Hampir sebagian besar masyarakat Aceh dari sejak dulu sampai sekarang masih tetap melaksanakan prosesi tradisi Peusijuek dalam berbagai kegiatan yang diyakini perlu mengadakan tradisi Peusijuek itu ..."}}. Prosesi Peusijuk dalam Peutron Aneuk dimaksudkan sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT karena orang tua telah dinugerahi seorang bayi<ref>{{Cite book|title=Sejuta Makna Dalam Peusijuk: Kenali Aceh, Kenali Peusijuk|last=Trisnawaty|first=Cut|publisher=PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia|year=2014|isbn=978-602-02-4676-5|location=Jakarta|pages=}}</ref>.
'''Cuko'ok.''' Prosesi mencukur sebagian rambut si bayi. Rambut yang dipotong kemudian dimasukkan ke dalam kelapa muda yang telah dikupas terlebih dahulu. Maknanya membuang semua kotoran-kotoran sampai bersih. Ritual ini sekaligus juga identik dengan [[Sunnah]] Rasul. Upacara cukur rambut biasanya dilakukan oleh bidan ataupun seorang tua yang telah lazim mengerjakan pekerjaan tersebut<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.researchgate.net/publication/329923460_Peutron_Aneuk_dalam_Budaya_Aceh|title=Peutron Aneuk Dalam Budaya Aceh|last=Saifurrohman|first=Muzaki|date=December 2018|website=|publisher=ResearchGate|access-date=21 Maret 2019}}</ref>.▼
▲'''Cuko'ok.''' Prosesi mencukur sebagian rambut si bayi. Rambut yang dipotong kemudian dimasukkan ke dalam kelapa muda yang telah dikupas terlebih dahulu. Maknanya membuang semua kotoran-kotoran sampai bersih. Ritual ini sekaligus juga identik dengan [[Sunnah]] Rasul. Upacara cukur rambut biasanya dilakukan oleh bidan ataupun seorang tua yang telah lazim mengerjakan pekerjaan tersebut<ref name=":1" />.
Ada keluarga yang melakukan cukur rambut setelah lahiran hari kedua, ketiga (contoh di daerah [[Tamiang Hulu, Aceh Tamiang|Tamiang]]), ketujuh atau bisa juga pada saat bayi sudah berumur 1 bulan. Tradisi ini disertai dengan pemberian nama bayi. Memotong rambut bertujuan membuang rambut kotor yang dibawa sejak lahir dan agar rambut bayi tumbuh lebih subur lagi<ref name=":7">{{Cite web|url=http://www.netralnews.com/news/rsn/read/113722/upacara-kelahiran-bayi-adat-aceh-sungguh-unik-tak-ada-bandingan|title=Upacara Kelahiran Bayi Adat Aceh, Sungguh Unik, Tak Ada Bandingan|last=Koten|first=Thomas|date=14 November 2017|website=netralnews|publisher=|access-date=25 Maret 2019}}</ref>.
|