Bening (gendongan bayi): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia menggunakan HotCat |
k jaman --> zaman |
||
Baris 3:
== Fungsi ==
Fungsi Bening atau gendongan bayi ini adalah untuk memudahkan beraktivitas bagi ibu sehingga anak tetap dapat dijaga dan diawasi dengan aman dan si ibu dapat leluasa menjalankan kegiatannya mengurus rumah, memasak, berladang hingga bepergian, karena pada masa lampau anak-anak tidak ada yang bisa menjaga dengan khusus. Namun tak hanya untuk menggendong bayi, fungsi bening lainnya adalah juga untuk meninabobokkan bayi. Caranya dengan meletakkan satu kaki ibu dalam posisi ke depan sedangkan posisi kaki lainnya ke belakang, kemudian si ibu menggerak-gerakkan badannya ke depan dan ke belakang ataupun dengan bergerak maju dan mundur, sehingga anak terbuai dalam ayunan ibunya hingga bisa lekas tertidur. Saat ini sejalan dengan perkembangan
=== Deskripsi ===
Bahan utama untuk membuat bening adalah kayu [[pulai]] berukuran 38 hingga 40 sentimeter, kayu ini sifatnya ringan dan tidak terlalu keras sehingga mudah di potong dan di bentuk. Cara membuat bening adalah dengan memotong dan membelah kayu pulai hingga berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran bagian atas sepanjang 4 kilan <ref>{{Cite web|url=https://kbbi.web.id/kilan|title=Arti kata kilan - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|website=kbbi.web.id|access-date=2019-04-04}}</ref>(jengkal) dan bagian bawah juga 4 kilan (jengkal) atau diameter paling kecil sekitar 60 sentimeter, belahan kayu pulai ini lalu dijemur selama 2-3 bulan agar lebih kuat dan tidak mudah menyusut. Ukuran besar dan kecil bening bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Kayu pulai disini berfungsi sebagai rangka utama, sedangkan anyaman [[rotan]] berfungsi di dua sisi bening adalah sebagai tali pengikat bening. Belahan papan kemudian dipasang pada bagian bawah kayu pulai yang sudah dijemur tadi, papan berfungsi sebagai tempat duduk anak yang digendong. Setelah bentuk dasar bening selesai, maka langkah selanjutnya adalah dengan memberi hiasan pada bening dengan aneka lukisan bermotif khas Dayak, dan kemudian dilengkapi pula dengan hiasan taring harimau, taring beruang, uang logam serta [[anyaman]] manik-manik.<ref name=":0" />
Kerajinan manik-manik
Bentuk dan ukiran (paren) bening dayak ini dibedakan berdasar tingkat sosial masyarakatnya, ada dua jenis ukiran (paren) yaitu ukiran masyarakat biasa dihias manik-manik berbentuk anjing tanpa ada hiasan gigi harimau dan gigi macan, sedangkan ukiran (paren) untuk keturunan [[bangsawan]] dihias dengan manik-manik bentuk wajah manusia atau harimau dan ada tentunya ada tambahan hiasan gigi macan dan gigi harimau, atau beruang. [[Motif]] yang biasanya ditemukan pada bening adalah hiasan berupa pohon kehidupan yang memiliki makna pengharapan pada sang anak agar dapat hidup sehat serta panjang umur. Motif hiasan uang logam dan [[taring]] harimau melambangkan pengharapan agar kelak sang anak menjadi orang yang bijaksana dan luhur budi, sedangkan motif dedaunan mengandung harapan agar sang anak memiliki sifat rendah hati<ref name=":0" />
|