Manten kucing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2018|isbn=|location=Indonesia|pages=224}}</ref>
 
Istilah manten dalam manten kucing sama sekali bukan mengarah kepada mengkawinkan sepasang kucing, melainkan mengarak kucing menuju telaga coban untuk dimandikan (ngedus kucing), dengan rangkaian barisan kirab manten kucing: Cucuk Lampah: Putri Domas; Temanten Kucing; Pager Ayu; Barisan Mudo Taruno; Barisan Kejawen; Sesepuh Desa Pelem; Kesenian Reog Kendang; Kesenian Jaranan Senterewe; dan Kesenian Tiban. Sedangkan prosesi Ngedus kucing (Prosesi inti): Pembacaan doa oleh Dongke; Ngedus kucing di telaga Coban; Prosesi slametan; dan ritual tari Tiban.
 
 
Pemilihan kucing yang dimandikan tidak bisa dilakukan secara sembarangan, karena dalam prosesinya kedua kucing harus berasal dari sisi barat dan timur desa. Lalu keduanya dimasukkan ke dalam keranjang dan dibawa oleh dua orang, masing – masing membawa satu ekor kucing. Setelah sampai di Telaga  Coban, kedua kucing dimandikan lalu dibacakan mantra, lalu didudukkan di pelaminan untuk diarak. Ritual ini telah ada sejak zaman penjajahan Belanda, bermula ketika seorang pendatang bernama Eyang Sangkrah memandikan dua ekor kucing di Telaga Coban, lalu turunlah hujan.<ref>{{Cite web|url=https://radartulungagung.jawapos.com/read/2019/01/05/111905/mirip-prosesi-pengantin-sungguhan-kucing-dinikahkan-agar-turun-hujan|title=Mirip Prosesi Pengantin Sungguhan, Kucing Dinikahkan Agar Turun Hujan|last=JawaPos.com|date=2019-01-05|website=radartulungagung.jawapos.com|language=id|access-date=2019-02-22}}</ref>