Muslim Yunani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k perubahan kosmetika VFL/AFL |
k Perubahan kosmetik tanda baca |
||
Baris 10:
== Alasan masuk agama Islam ==
Sebagai aturan [[Kesultanan Utsmaniyah]] tidak mewajibkan [[Bangsa Yunani|penduduk Yunani]] atau kelompok non-muslim untuk menjadi [[Muslim]] dan bahkan tidak menganjurkan masuk Islam karena [[Dzimmi|kelompok ''dzimmi'']] membayar pajak lebih banyak dengan adanya [[jizyah]] dan bisa dimanfaatkan melalui tindakan seperti [[devşirme]] (pajak darah), salah satu aturan yang diselenggarakan oleh Kesultanan Utsmaniyah yaitu pengambilan anak-anak laki-laki dari keluarga Kristen, yang kemudian didorong untuk masuk Islam dengan tujuan memilih dan melatih pemuda yang cakap dan layak untuk mengisi posisi terkemuka dalam masyarakat Utsmaniyah di kemudian hari. Namun sejumlah besar orang-orang Yunani dan Slavia kemudian hanya berpura-pura sebagai Muslim atau Turki untuk menghindari kesulitan sosial ekonomi pada masa pemerintahan Utsmaniyah. Proses untuk menjadi Muslim berlangsung cepat dan di Kesultanan Utsmaniyah hanya ada sedikit dokumen yang menunjukkan siapa atau bukan Muslim; satu-satunya persyaratan adalah bisa bahasa Turki, mengatakan bahwa anda adalah Muslim dan mungkin sudah disunat. Yunani memiliki kata tertentu untuk menjadi Muslim yang disebut "τουρκεύω" dan bahasa Slavia memiliki turčiti, praktek-praktek ini palsu konversi yang umum dan ini adalah alasan mengapa begitu banyak orang di Balkan memiliki bahasa turki nama terakhir dengan akhiran seperti -oglu. Seperti yang dinyatakan salah satu alasan utama untuk mengkonversi adalah untuk menghindari membayar [[jizyah]] (~ 20%) pajak dibandingkan dengan [[zakat]] yang (~ 3%) pajak. Manfaat lain mualaf yang diterima adalah bahwa mereka tidak bisa lagi didiskriminasi di pengadilan sebagai Kesultanan Utsmaniyah memiliki 2 terpisah sistem pengadilan di mana pengadilan agama digantikan non-pengadilan Islam dan karena non-Muslim tidak diizinkan untuk hadir dalam pengadilan Islam yang pada dasarnya mengakibatkan non-Islam minoritas kalah di pengadilan setiap waktu.<ref>[http://pontosworld.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1387&Itemid=90 Crypto-Christians of the Trabzon Region of Pontos]</ref> Konversi memungkinkan mereka untuk mengambil keuntungan yang lebih besar prospek pekerjaan dan kemungkinan kemajuan di Ottoman birokrasi pemerintah dan militer. Selanjutnya, orang-orang ini menjadi bagian dari komunitas Muslim dari sistem ''millet'', yang berhubungan erat dengan [[Islam]] aturan agama. Pada waktu itu orang-orang yang terikat untuk mereka millets oleh agama mereka afiliasi (atau pengakuan masyarakat), bukan untuk usul etnis mereka.<ref name="Ortayli 2006 89-8">Ortaylı, İlber. ''"Son İmparatorluk Osmanlı (The Last Empire: Ottoman Empire)"'', İstanbul, Timaş Yayınları (Timaş Press), 2006. pp. 87–89. ISBN 975-263-490-7 (dalam bahasa Turki).</ref> masyarakat Muslim makmur di bawah Kesultanan Utsmaniyah, dan Ottoman hukum tidak mengakui gagasan-gagasan seperti [[Kelompok etnik|etnis]] dan umat Islam dari apapun latar belakang etnis lain justru hak-hak yang sama dan hak-hak istimewa.<ref>[https://books.google.com/books?id=lVBB1a0rC70C&pg=PA803 ''Eastern Europe: An Introduction to the People, Lands, and Culture''], Richard C. Frucht, {{ISBN|1576078000}}, ABC-CLIO, 2005, p. 803.</ref> Lain alasan utama untuk masuk Islam adalah terorganisir sistem perpajakan berdasarkan agama.<ref>[//en.wiki-indonesia.club/wiki/Taxation_in_the_Ottoman_Empire Taxation in the Ottoman Empire]</ref> Utama pajak adalah Defter dan Ispençe dan yang lebih parah haraç dimana sebuah dokumen yang dikeluarkan yang menyatakan bahwa "pemegang sertifikat ini mampu menjaga kepalanya di bahu sejak dia membayar Χαράτσι pajak untuk tahun ini..." Semua ini tentu saja ditiadakan jika orang tersebut mau masuk Islam.<ref>Νικόλαος Φιλιππίδης (1900). Επίτομος Ιστορία του Ελληνικού Έθνους 1453-1821. Εν Αθήναις: Εκ του Τυπογραφείου Α. Καλαράκη. Ανακτήθηκε στις 23 Ιουλίου 2010.</ref><ref>Ιωάννης Λυκούρης (1954). Η διοίκησις και δικαιοσύνη των τουρκοκρατούμενων νήσων
ιστορικού αρχείου Ύδρας και άλλων. Αθήνα. Ανακτήθηκε στις 7 Δεκεμβρίου 2010.</ref><ref>Παναγής Σκουζές (1777 - 1847) (1948). Χρονικό της σκλαβωμένης Αθήνας στα χρόνια της τυρανίας
του Χατζή Αλή (1774 - 1796). Αθήνα: Α. Κολολού. Ανακτήθηκε στις 6 Ιανουαρίου 2011.</ref> Selama [[Perang Kemerdekaan Yunani]], pasukan Mesir Kesultanan Utsmaniyah di bawah pimpinan Ibrahim Pasha dari Mesir memorak-porandakan pulau Kreta dan pedesaan [[Peloponnesos|Morea]] di mana tentara Mesir Muslim memperbudak sejumlah besar anak-anak dan wanita Yunani penganut kristen. Ibrahim mengatur agar anak-anak Yunani yang telah diperbudak tersebut dipaksa masuk Islam secara massal.<ref name="Yeʼor2002">{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=PK-TPKvmG7UC&pg=PA119|title=Islam and Dhimmitude: where civilizations collide|author=Bat Yeʼor|publisher=Fairleigh Dickinson Univ Press|year=2002|isbn=978-0-8386-3943-6|page=131|quote=At the request of Sultan Mahmud II (1803-39), Muhammed Ali sent the Egyptian army to subdue a Greek revolt. In 1823 the re-attachment of Crete to the pashlik of Crete created a base from which to attack the Greeks. Egyptian troops led by Ibrahim Pasha, the adopted son of Muhammad Ali, proceeded to devastate the island completely; villages were burned down, plantations uprooted, populations driven out or led away as slaves, and vast numbers of Greek slaves were deported to Egypt. This policy was pursued in the Morea where Ibrahim organized systematic devastation, with massive Islamization of Greek children. He sent sacks of heads and ears to the sultan in Constantinople and cargoes of Greek slaves to Egypt.|accessdate=September 2014}}</ref> Orang-orang Yunani yang diperbudak tersebut kemudian dikirim ke [[Mesir]] di mana mereka dijual sebagai budak. Beberapa dekade kemudian, pada tahun 1843, seorang penulis dan petualang berkebangsaan Inggris, [[Sir John Gardner Wilkinson]] menggambarkan keadaan orang-orang Yunani yang diperbudak dan telah masuk Islam di Mesir:
|