Rumah panggung Betawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
 
=== Subetnis ===
Suku Betawi tinggal di daerah pesisir sejak awal kota Batavia terbentuk. Mereka hidup dan menetap di muara sungai [[Ci Liwung|Ciliwung]]. Melalui sungai Ciliwung mereka menyebar ke tengah hingga ke daerah-daerah pinggiran Batavia.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=10: “Sejak awal terbentuknya kota Jakarta, daerah ini adalah tempat suku Betawi berasal. Tepatnya di daerah muara sungai Ciliwung ..."}} Penyebaran tersebut kemudian memecah suku Betawi menjadi empat subetnis, yang terdiri dari Betawi Pesisir, Tengah, Pinggir, dan Betawi Udik.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=11: “Berdasarkan kesamaan unsur budayanya, seperti bahasa, kesenian, adat dan arsitektur rumahnya, wilayah kebudayaan Betawi meliputi betawi pesisir, betawi tengah/kota, serta betawi pinggir dan udik ..."}} Orang Betawi Pesisir tinggal di daerah-daerah dekat pantai, seperti [[Marunda, Cilincing, Jakarta Utara|Marunda]], [[Sunda Kelapa]], [[Dadap, Kosambi, Tangerang|Dadap]], [[Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu|Kepulauan Seribu]], dan lain-lain. Hunian mereka umumnya berpanggung.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=11: “Meliputi daerah Sunda Kalapa, Tanjung Priok, Kampung Bandan, Ancol ..."}} Hal berbeda pada komunitas Betawi Tengah yang tinggal di tengah-tengah kota Batavia. Rumah-rumah mereka umumnya tidak berpanggung atau disebut juga rumah Depok.{{Sfn|Ruchiat, dkk|(2003)|p=111 : “Rumah yang beralaskan tanah yang diberi lantai tegel atau semen (sering juga disebut rumah Depok) ..."}}{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=13: “Di kawasan tengah, seperti daerah Kwitang dan Senen, banyak dijumpai rumah tanpa kolong yang masih beralaskan tanah atau plesteran semen dengan penggunaan pondasi roolag ..."}} Biasanya mereka tinggal di wilayah [[Senen, Jakarta Pusat|Senen]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Salemba]], [[Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat|Pasar Baru]], [[Glodok]], [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]], [[Condet]], [[Kwitang, Senen, Jakarta Pusat|Kwitang]], dan lain-lain.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=13: “Betawi tengah/kota meliputi beberapa wilayah seperti Condet, Senen, Kwitang ..."}} Terakhir adalah masyarakat Betawi Pinggir dan Udik. Mereka tingal di luar kota Batavia, seperti [[Kabupaten Tangerang|Tangerang]], [[Kabupaten Bekasi|Bekasi]], [[Kota Depok|Depok]], serta sebagian wilayah [[Kabupaten Bogor|Bogor]]. Umumnya hunian mereka berpanggung, tetapi tidak setinggi milik orang Betawi Pesisir.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=14: “Betawi pinggir dan udik meliputi wilayah Kabupaten Tangerang, Kotamadya Tangerang, Kabupaten Bekasi ..."}}
 
Lewat pembagian wilayah kebudayaan subetnis Betawi tadi, bisa diidentifikasi variasi arsitekur rumah etnik Betawi. Namun, pembagian tersebut bukanlah faktor krusial yang membuat hunian subetnis tertentu menggunakan konsep panggung atau non-panggung. Yang menjadi faktor utama adalah keadaan alam setempat. Hal tersebut beralasan karena ada hunian Betawi Tengah/Kota yang memakai konsep panggung jika berdiri di aliran sungai. Ada juga hunian Betawi Pinggir dan Betawi Udik yang tidak berpanggung apabila huniannya jauh dari aliran sungai.{{Sfn|Swadarma|(2014)|p=16: “Berbeda dengan rumah Betawi tengah yang jauh dari aliran sungai kemungkinan besar rumahnya tidak berkolong. Akan tetapi untuk pemukiman yang lokasinya berdekatan dengan sungai, bisa dipastikan rumah Betawi tengah tersebut berkolong ..."}}
 
=== Pengaruh Sunda ===