Oei Hong Djien: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
06Ivonne (bicara | kontrib)
Baris 21:
 
== Pemburu lukisan ==
Hong DjienOHD mengenal lukisan sejak masa kanak-kanak. Perkenalan dengan lukisan merupakan warisan orang tuanya. Ayah dan kerabat-kerabatnya termasuk penikmat dan kolektor lukisan. Dinding rumah dipenuhi lukisan tua peninggalan [[Belanda]]. Tapi tak satu pun kerabat Hong DjienOHD yang berbakat menjadi pelukis hebat, tak terkecuali Hong DjienOHD.
 
Tumbuh besar di lingkungan keluarga yang gandrung pada lukisan membuatnya jatuh cinta. Minat Hong DjienOHD pada lukisan mulai terlampiaskan manakala ia hijrah ke [[Jakarta]] untuk kuliah di [[Fakultas]] [[Kedokteran]] [[Universitas Indonesia]]. Ia jadi rajin mengunjungi pameran lukisan serta galeri lukisan yang ada di ibu kota. Namun, calon dokter itu baru sebatas menikmati lukisan tapi tak kuasa membeli. Hong DjienOHD baru benar-benar mampu membeli sebuah lukisan pada 1965, setelah enam tahun menabung sebagian uang saku kiriman orang tuanya.
 
Hobi bertandang ke galeri lukisan dan pameran lukisan kian menjadi saat melanjutkan kuliah ke negeri Belanda. Ia bahkan makin rajin mengikuti seminar-seminar yang membahas karya seni. Dari situlah pemahaman serta wawasannya terhadap lukisan makin bertambah, dan kian lihai menilai
Baris 30:
Kesibukan mengelola usaha jual beli tembakau tak menyurutkan kegemarannya mengumpulkan lukisan. Ia tetap saja rajin melihat pameran atau lelang lukisan dan menyambangi galeri untuk memburu lukisan yang diinginkannya. Apalagi kala itu ia sudah punya bekal dana yang cukup. Ia tak mematok hanya pada pelukis ternama, lukisan para pemula juga diborongnya.
 
Hong DjienOHD berburu lukisan tidak sebatas di pameran lukisan. Ia juga menyambangi langsung seorang pelukis agar mendapatkan lukisan berkualitas. Hong DjienOHD rela berjam-jam menunggui maestro lukis Indonesia, Affandi, yang sedang melukis seraya mengamati goresan tangan Affandi.
 
Ia juga dikenal berteman dekat dengan pelukis kondang, Widayat. Bahkan, Widayat kerap memintanya memberi komentar terhadap lukisan yang sedang dibuatnya. Sebagai imbalannya Widayat menghadiahinya beberapa lukisan. Kedekatannya dengan sejumlah pelukis ternama membuat ketajaman dan keterampilannya menelisik lukisan kian terasah. Inilah cikal-bakal keahliannya sebagai seorang kurator atau penilai lukisan.
 
Hong DjienOHD pernah berburu lukisan karya Affandi, Sudjojono dan Widayat hingga [[Rio de Janeiro]], [[Brasil]]. Ceritanya, ada mantan [[Duta Besar]] Brasil yang saat bertugas di Indonesia gemar mengoleksi lukisan seniman ternama Indonesia. Sayang, koleksi yang berada di Rio de Janeiro itu tak terawat dan malah akan dilelang. Jadilah ia terbang ke ibu kota negeri samba dan memborong 20 lukisan koleksi mantan sang duta besar.
 
Nama Hong DjienOHD sendiri sekarang sudah melambung dan menjadi jaminan kepatenan seorang kolektor maupun kurator lukisan. Ketenarannya bahkan sudah melampaui batas negara dan benua. Ia sudah berkali-kali didaulat menjadi kurator dalam berbagai lelang lukisan di [[mancanegara]]. Ia juga kerap menjadi pembicara dalam sebuah pameran lukisan atau sekadar menggoreskan tulisan sebagai pengantar sebuah katalog lukisan.
 
Kegemarannya pada lukisan bukan untuk investasi atau berdagang lukisan. Dia hanya rela menjual jika benar-benar sudah tak cinta lagi pada sebuah lukisannya. Sayangnya itu pun jarang sekali dilakukannya.