Ferry Curtis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 26:
Ferry Curtis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (sekarang [[Institut Seni Budaya Indonesia Bandung]]), jurusan Teater pada tahun [[1994]]. Tahun [[1990]]-[[2002]] Ferry Curtis terlibat dalam 7 (tujuh) pertunjukan teater sebagai aktor. Lebih dari 14 pertunjukan teater Ferry terlibat sebagai penata musik. Pernah bergabung dengan beberapa kelompok teater di Bandung, antara lain KPH – Kelompok Payung Hitam, Sanggar Kita, Studio Teater STSI, Laskar Panggung, dan Bandung Mooj. Ferry Curtis juga membangun beberapa komunitas musik, antara Lain DEKRESIK – Depot Kreasi Seni Musik STSI, Eksperimental Musik, Avonture, Pigura Kecil dan Ferry Curtis & Friends.<ref>[http://commonroom.info/2011/tribute-to-norvan/ Common Room, diakses 8 Februari 2015]</ref>
Konser musik Ferry Curtis berlangsung di kampus-kampus, Pusat Kebudayaan dan berbagai kota di Indonesia. Pada tahun [[1998]] dia memulai babak baru dengan membuat konser tunggalnya di Lombok-NTB. Tercatat, hingga sekarang ia telah menyelesaikan konser tunggalnya sebanyak 29 kali dengan tema yang beragam. Sesuatu yang kurang lazim dilakukan oleh pemusik yang justru baru mengeluarkan album pertamanya pada tahun [[2003]] dan telah melahirkan lebih dari 250 karya lagu. Tiga album yang telah dihasilkannya anatara lain: Live In Concert Ferry Curtis – 2003, Tawis Soca (Cendera Mata) 2003, dan Sahabat Cahaya – 2004. 3 (tiga) album kompilasi dalam format religi dan album ke-4-nya baru akan diselesaikannya pada akhir tahun 2013 ini.<ref>
Bertumpu pada kekuatan liriknya, telah menyeret ketertarikan Ferry pada karya sastra khususnya puisi yang kemudian dibedahnya ke dalam lagu (musik puisi). Beberapa budayawan dan penyair yang karyanya telah ia musikalisasi, antara lain: Saini KM, WS.Rendra, Suyatna Anirun, Juniarso Ridwan, Nenden Lilis, Acep Zamzam Noer, Soni Farid Maulana, Diro Aritonang, Moh. Sunjaya, R. Budi Sabarudin, Dedy koral, Mat Don, Soerya Disastra, Eti RS, Rachmat M.Sas Karana, Godi Suwarna, Meitha KH.
Baris 32:
Prof. Saini KM dalam salah satu tulisannya menyatakan bahwa Ferry Curtis adalah salah satu dari sedikit pemusik yang mempunyai interpretasi lirik dan lagu yang baik. Liriknya yang kuat, dibalut dengan kemasan musik apik, telah membawa pendengarnya pada kekayaan batin luas dengan karakter yang khas. 2 (dua) perusahaan gitar akustik terkemuka di Bandung SECCO hand made guitar dan LUTHIER gitar telah mengeluarkan seri gitar khusus IG-SB 400 FC dengan inisial namanya (FC-Ferry Curtis) tipe khusus untuk gitar yang dipakainya yaitu seri N-800 FC.<ref>[http://meditasisamudra.blogspot.com/ Meditasi Samudra, diakses 8 Februari 2015]</ref>
Kini, Ferry Curtis bersama [[Katon Bagaskara]] (musisi) dan dr. Wachyudi Muchin tergabung bersama membuat wadah Yayasan Baca Indonesia, yang mengkampanyekan betapa pentingnya arti membaca bagi masyarakat Indonesia ke pelosok tanah air. Program Gerakan Membaca yang sudah berjalan di antaranya di Pemerintah Kota Makassar (GMGM - Gerakan Makassar Gemar Membaca, [[2007]]), Provinsi Gorontalo (GGGM - Gerakan Gorontalo Gemar Membaca, [[2008]]), Pemerintah Kota Bau Bau Buton – Sulteng (GBGM - Gerakan Bau Bau Gemar Membaca. [[2009]]), dan Provinsi Jawa Timur (GAJTM - Gerakan Anak Jawa Timur Gemar Membaca, yang diresmikan pada bulan November [[2009]]). Semuanya masih berjalan sampai sekarang.<ref>
== Bibliografi ==
|