Pesanggaran, Banyuwangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bentang Alam dan Budaya: Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
LaninBot (bicara | kontrib)
k aktifitas → aktivitas
Baris 38:
 
== Sosial Kemasyarakatan ==
[[Berkas:Penderes kelapa.jpeg|jmpl|AktifitasAktivitas ''nderes'']]Mayoritas penduduk Kecamatan Pesanggaran adalah suku jawa, yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut "Orang Mentaraman" ([[Kerajaan Mataram Islam|Kerajaan Mataram]]) karena dahulu Banyuwangi ([[Kerajaan Blambangan|Blambangan]]) pernah di kuasai oleh Kerajaan Mataram. Di kawasan perkebunan seperti Sungai Lembu atau Sukamade juga terdapat beberapa orang dari suku [[Madura]].
 
Jumlah warga yang beragama [[Islam]] dan [[Kristen Protestan]] dapat dikatakan seimbang, hal ini dapat ditandai dengan banyaknya [[masjid]] dan [[gereja]] yang banyak ditemui di wilayah ini. Selain Islam dan Kristen Protestan, ada juga warga yang beragama [[Hindu]] dan [[Buddha]] di mana keberadaan [[wihara]] di Kecamatan ini jumlahnya sedikit banyak dari wilayah manapun di [[Kabupaten Banyuwangi]].<ref>[http://www.google.co.id/ google.co.id] keyword "Vihara Pesanggaran"</ref>
 
Bertani menjadi mata pencaharian paling banyak dijalani oleh penduduk Kecamatan Pesanggaran. Jenis tanaman yang ditanam adalah jenis tanaman buah-buahan, sayuran atau padi. Di desa seperti Sarongan dan [[Kandangan, Pesanggaran, Banyuwangi|Kandangan]] selain tanaman buah-buahan seperti [[melon]], [[jeruk]] atau [[durian]], banyak lahan yang ditanami kelapa yang nantinya akan diambil sarinya yang merupakan bahan baku pembuatan [[gula jawa]]. AktifitasAktivitas mengambil sari kelapa ini disebut "nderes", di mana hal ini kadangan menjadi tontonan atraksi bagi wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini karena dalam kegiatan ini seseorang harus memanjat pohon kelapa yang tinggi dengan bertelanjang dada dan memakai celana pendek seadanya dengan parang atau sabit dipinggang dan wadah yang diikat dengan tali ke celana dan dibiarkan menggantung, lalu menyadap "manggar" (bakal buah kelapa) yang mengeluarkan sari. Lalu manggar tadi diiris hingga keluar air sari kelapanya. Wadah yang dibawa tadi kemuadian diikatkan ke manggar untuk menampung air sari kelapa. Peletakkan wadah ini biasanya dilakukan pada pagi hari dan pada sore harinya, wadah tersebut diambil kembali untuk diangkut ke tempat pemasakan sari kelapa yang nantinya akan jadi gula jawa. Dalam satu hari seorang "penderes" (pemanjat pohon kelapa) dapat memanjat sebanyak 45 pohon kelapa.<ref>[http://kebun-kelapa.blogspot.com/2010/08/koperasi-sari-kelapa-jadi-tumpuan.html Kebun Kelapa Jadi Tumpuan]</ref><ref name='psg'>[http://merubetiri.com/detail_statis/id/38/pantai_rajegwesi.html Pantai Rajagwesi]</ref> Selain bertani, banyak penduduk yang bekerja sebagai [[nelayan]]. Nelayan dapat ditemui di pantai seperti Pantai Pancer, dan [[Pantai Rajegwesi]]. Kapal-kapal nelayan tradisional berwarna-warni berjejeran di sepanjang garis pantai.<ref name="psg"/>
 
Selain itu ada juga penduduk Kecamatan Pesanggaran yang menjadi pedagang, pengusaha atau tenaga kerja Indonesia (TKI) di negara seperti [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Brunei Darussalam]] atau [[Hongkong]].<ref>[http://cerminbayusaksono.blogspot.com/2010/01/pentingnya-asuransi-bagi-tki.html Pentingnya Asuransi Bagi TKI]</ref> Hal ini berdampak pada anak-anak TKI yang kurang pengawasan karena ditinggal orang tua atau kerabatnya pergi ke luar negeri. Kurangnya pengawasan ini menyebabkan para anak melakukan perilaku menyimpang. Maka dari itu di Kecamatan Pesanggaran, tingkat kejadian kriminal yang dilakukan oleh remaja cukup tinggi.<ref>[http://jurnalbesuki.com/index.php?option=com_content&task=view&id=10556&Itemid=44 Terungkap, Pelaku Pembunuhan Nenek Renta Itu Ternyata Tetangga Sendiri]</ref>