Ras manusia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k analisa → analisis |
k Perubahan kosmetik tanda baca |
||
Baris 10:
Oleh karena itu, [[paradigma]] "ras" yang digunakan dalam berbagai [[disiplin]] menekan dengan cara yang beraneka pada sifat [[biologi]]s atau pada segi [[konstruk]] sosial.
Walau para biologis kadang-kadang menggunakan paham "ras" untuk membuat pembedaan antara kumpulan ciri-ciri yang rancu, [[ilmuwan]] lain mengajukan wawasan bahwa paham "ras" sering digunakan<ref name="Graves01"/> secara naif<ref name = "Lee-Mountain"/> atau terlalu sederhana. "Ras" tidak memiliki arti [[taksonomi]]s untuk manusia
<ref name="montagu">''See:''
* {{harvnb|Montagu|1962}}
Baris 17:
Saat orang menentukan dan menggunakan satu paham tertentu untuk "ras", mereka menciptakan suatu kenyataan sosial di mana diterapkan suatu kategorisasi sosial tertentu.<ref name="Lee_judicial"/> Oleh sebab itu "ras" dipandang sebagai [[konstruk]] sosial.<ref name="blank"/> Konstruk tersebut berkembang dalam berbagai konteks hukum, ekonomi dan sosio-politik, dan boleh jadi lebih merupakan akibat daripada sebab dari kenyataan sosial.<ref name="lee"/> Walau banyak ilmuwan berpandangan bahwa "ras" adalah suatu [[konstruk]] sosial, kebanyakan pakar setuju bahwa "ras" memiliki dampak material yang nyata dalam diskriminasi perhunian, proses hukum, praktik politik, pendidikan dll. Teori Omi dan Winant mengenai pembentukan ras mengatakan bahwa "ras adalah suatu konsep yang mengartika dan melambangkan pertentangan dan kepentingan sosial melalui pengacuan pada tipe jasmani manusia yang berbeda.”<ref>Omi, Michael dan Howard Winant, ''Racial Formation in the United States: From the 1960s to the 1990s'', New York, Routledge, 1994, halaman 55</ref> Arti dan maksud dari istilah "ras" dihasilkan dan digunakan oleh [[lembaga]] sosial melalui pandangan bersifat kebudayaan. Sejak Omi dan Winant, para akademisi telah menyusun dan meninjau kembali maksud "ras" sebagai konstruksi sosial dengan meneliti cara gambaran, paham dan asumsio mengenai "ras" dirumuskan dalam kehidupan sehari-hari. Angela Davis,<ref>Davis, Angela. ''Are Prisons Obsolete?'' Toronto: Publishers Group Canada, 2003.</ref> Ruth Gilmore,<ref>Gilmore, Ruth, ''Golden Gulag: Prisons, Surplus, Crisis, and Opposition in Globalizing California'', Berkeley: University of California Press, 2007</ref> dan Imani Perry<ref>Perry, Imani, ''More Beautiful, More Terrible: The Embrace and Transcendence of Racial Inequality in the United States''</ref> telah menelusuri hubungan antara paham "ras" dari segi sejarah dan sosial production dalam bahasa hukum dan pidana, dan dampaknya atas kebijakan terhadap [[Negro|orang Hitam]] di Amerika, dan jumlah mereka dalam penjara yang sudah tidak proporsional lagi.
Faktor sosio dan ekonomi berakibatkan penderitaan yang sangat besar di dalam kelompok yang telantar.<ref name="morgan"/> [[Diskriminasi]] rasial sering bertepatan dengan pola pikir yang [[Rasisme|rasis]]
== Paham modern pertama tentang "ras" ==
Baris 28:
Paham Eropa tentang "ras", sejalan dengan sejumlah paham yang sekarang dikaitkan dengan istilah tersebut, muncul pada saat [[revolusi ilmiah]], di mana penelitian alam dimulai dan diutamakan, dan masa [[imperialisme]] dan [[kolonialisme]] Eropa yang menciptakan hubungan politik antara orang Eropa dan bangsa yang memiliki tradisi kebudayaan dan politik yang berbeda.<ref name="Marks2008" /><ref name="smedley1999"/> Dengan bertemunya orang Europa dengan bangsa dari berbagai bagian dunia, mereka membahas perbedaan jasmani, sosial dan kebudayaan di antara berbagai kelompok manusia. Munculnya perniagaan budak di Atlantik, yang secara berangsur menggantikan perniagaan budak yang lebih lama di seluruh dunia, makin mendorong untuk mengkategorikan kelompok manusia demi membenarkan ditundukkannya budak asal Afrika.<ref name="meltzer"/> Dengan mengacu kepada sumber [[Klasik]] mereka dan hubungan antar bangsa Eropa sendiri — misalnya, permusuhan bebuyutan antara [[Inggris]] dan [[Prancis]] sangat berpengaruh atas pemikiran Eropa awal mengenai perbedaan antar bangsa<ref name="takaki"/> — orang Eropa mulai mengotakkan mereka sendiri dan bangsa lain dalam kelompok berdasarkan tampang jasmani, dan melekatkan pada individu dalam kelompok tersebut, perilaku dan kemampuan yang dianggap mengakar dalam-dalam. Berkembanlah sejumlah [[kepercayaan]] yang mengaitkan perbedaan jasmani antar kelompok yang terwarisi, dengan sifat [[intelektual]], perilaku dan [[moral]] yang juga dikira terwarisi.<ref name="banton"/> Paham serupa ditemukan pada kebudayaan lain,<ref name="lewis"/> misalnya di [[Tiongkok]], di mana suatu konsep yang diterjemahkan dengan istilah "ras" dikaitkan dengan yang dipercayai adalah keturunan bersama dari [[Kaisar Kuning]], dan digunakan untuk menegaskan kesatuan para [[kelompok etnis]] di Tiongkok China. Pertikaian penuh kekerasan antar kelompok etnis sempat terjadi di sepanjang sejarah dan di seluruh dunia.<ref name="REGWG"/>
Klasifikasi pasca-[[klasik]] yang pertama manusia dalam "ras" diketahui adalah ''Nouvelle division de la terre par les différents espèces ou races qui l'habitent'' ("Pembagian baru Bumi oleh spesies atau ras yang menghuninya") oleh [[François Bernier]] dari Prancis, yang diterbitkan tahun 1684.<ref name="todorov"/> Pada abad ke-18, perbedaan antara kelompok manusia menjadi bahan penyelidikan ilmiah. Namun klasifikasi ilmiah mengenai variasi [[fenotipe]] sering disertai gagasan [[rasisme|rasis]] mengenai kemampuan yang dianggap melekat pada berbagai kelompok, yang selalu memberi ciri-ciri yang paling bagus kepada orang Eropa atau [[orang Kulit putih]], dan memperingkatkan "ras" lain dalam suatu kontinuum ciri-ciri yang secara berangsur menjadi kurang bagus. Klasifikasi [[Carolus Linnaeus]], pencipta [[taksonomi]] zoologis, tahun 1755 membagi ras manusia [[Homo Sapiens]] dalam varietas "''Europaeus''", "''Asiaticus''", "''Americanus''" dan "''Afer''", yang masing-masing dikaitkan dengan watak yang berbeda
Dalam bukunya berjudul ''The Natural Varieties of Mankind'', [[Johann Friedrich Blumenbach]] yang diterbitkan tahun 1775 mengajukan lima kelompok besar
Dari abad ke-17 sampai 19, pelemburan kepercayaan orang awam mengenai perbedan antar kelompok, dengan penjelasan ilmiah mengenai perbedaan ini, menghasilkan apa yang oleh salah satu pakar disebut "[[ideologi]] tentang ras".<ref name="smedley1999"/> Menurut ideologi ini, ras adalah mendasar, alami, lestari dan terpisah. Di [[Amerika Serikat]], teori ras [[Thomas Jefferson]] berpengaruh. Dia melihat orang Afrika lebih rendah daripada orang Kulit putih, khususnya dari segi kecerdasan, dan memiliki nafsu seks yang kelebihan, tetapi menganggap [[Suku Indian|orang Indian]] setara dengan orang Kulit putih.<ref name="graves"/>
|