Hubungan Indonesia dengan Yaman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: milyar → miliar (2)
Baris 31:
Selama periode 1990-2015, hubungan perdagangan RI-Yaman telah meningkat cukup pesat. Pada tahun 1990, nilai perdagangan kedua negara hanya sebesar US$10.46 juta. Kini pada tahun 2015, volume perdagangan kedua negara menjadi sebesar US$89.30 juta. Bahkan pada tahun 2013, hubungan perdagangan bilateral mencapai puncaknya sebesar US$159.38 juta. Namun akibat konflik di Yaman yang terus berkelanjutan khususnya pada periode 2014-2015 ketika terjadi pendudukan ibu kota Sana'a oleh milisi Al-Houthi (21 September 2014), dan serangan udara pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi (25 Maret 2015) nilai perdagangan RI-Yaman mengalami penurunan pada tahun 2014 dan 2015.
 
Besarnya ruang pasar di Yaman dapat dilihat dari total nilai perdagangan luar negeri Yaman sendiri. Pada tahun 2014, total nilai perdagangan luar negeri Yaman mencapai US$14.4 milyarmiliar dan merupakan negara ''net importer'' sebesar US$9.6 milyarmiliar. Yaman sangat mengandalkan komoditi impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya, yaitu setidaknya sekitar 80 persen kebutuhannya dipenuhi dari negara lain. Adapun barang-barang yang diperlukan terdiri dari berbagai jenis, mulai dari barang konsumsi, barang kebutuhan rumah tangga, hingga bahan bangunan, peralatan dan mesin (''capital goods''). Produk keperluan sehari-hari dari Indonesia semakin banyak diminati meskipun mendapat saingan dari sesama negara Asia lainnya. Produk makanan seperti Indomie dan ''spare part'' kendaraan dari GT serta aki dari GS sudah sangat dikenal di Yaman.
 
Di bidang kerjasama investasi, sebagai hasil dari pertemuan 1 Maret 2009 antara Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, saat ini perusahaan Hayel Saeed Anam (perusahaan terbesar di Yaman) telah melakukan investasi berupa pembukaan 15 ribu hektar kebun kelapa sawit di Kalimantan. Di Yaman terdapat pabrik Indomie di kota Aden, namun pada April 2015 lalu, operasi usaha produksi Indomie ditutup untuk sementara waktu karena kondisi keamanan di Yaman yang tidak kondusif.
Baris 50:
== '''Perkembangan Jumlah WNI''' ==
Jumlah WNI yang berada di Yaman sebanyak 848 orang (per Maret 2016) yang terdiri dari pelajar (mahasiswa dan santri) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Akibat konflik bersenjata yang terus berkelanjutan di Yaman, situasi politik, ekonomi, dan keamanan menjadi semakin tidak kondusif. Mempertimbangkan situasi tersebut, KBRI mengambil langkah untuk mengedepankan keselamatan WNI yang berada di Yaman. Salah satu langkah utama yang ditempuh adalah melaksanakan proses evakuasi WNI yang berada di Yaman ke Indonesia. Selama periode Maret-Desember 2015, Pemerintah Indonesia telah mengevakuasi WNI sebanyak 2077 orang dan 140 WNA dan pada tahun 2016 (Januari-Maret) sebanyak 26 WNI.
<br />
 
== '''DAFTAR PERJANJIAN KERJASAMA RI-YAMAN''' ==