Universitas Islam Negeri Antasari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 67:
 
== Sejarah ==
Sebelum masa kemerdekaan, kesempatan untuk melanjutkan studi bagi lulusan madrasah tingkat aliyah atau sederajat ketingkat yang lebih tinggi sangat terbatas sekali. Hanya mereka yang mampu dalam pembiayaan saja yang memiliki kesempatan, apalagi kalau harus melanjutkan pendidikan agama ke luar negeri seperti Mesir atau Saudi Arabia. Dengan didirikannya perguruan tinggi agama Islam di daerah ini, maka kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi akan terbuka lebar bagi mereka yang berminat. Adanya perubahan masyarakat yang begitu cepat serta kemajuan ilmu pengetahuan yang menyebabkan munculnya masalah-masalah baru dalam kehiidupan kegamaan dan kemasyarakatan. Kelahiran sebuah perguruan tinggi agama yang dapat menghasilkan tenaga-tenaga terdidik yang diharapkan mampu memecahkan masalah tersebut tidak dapat ditunda lagi.
 
Langkah konkritnya adalah dengan diadakannya [[Kongres Umat Islam Kalimantan]] pada tanggal 15-19 Juli 1947 yang kemudian dilanjutkan dengan [[Kongres Serikat Muslimin Indonesia]] pada tanggal 17-20 Januari 1948 di Banjarmasin. Kemudian pada tanggal 28 Februari 1948 di Barabai terjadi kesepakatan antara ulama dan tokoh pendidik untuk membentuk sebuah badan yang dinamakan “Badan Persiapan Sekolah Tinggi Islam Kalimantan ” berkedudukan di Barabai dan diketuai oleh H. Abdurrahman Ismail, MA.
 
Ulama yang hadir pada pertemuan tersebut antara lain: [[Hanafie Gobit|K.H. Hanafie Gobit]] dan H.M. Nor Marwan dari Banjarmasin, H. Usman dan M. Arsyad dari Kandangan (Hulu Sungai Selatan), H. Mukhtar, H.M. Asa’d, H. Abdurrahman Ismail, H. Mansyur dan H. Abdul Hamid dari Barabai (Hulu Sungai Tengah) serta H. Juhri Sulaiman, H. A. Hasan dan [[Idham Khalid|K.H. Idham Khalid]] dari Amuntai (Hulu Sungai Utara).
 
Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata hasil konkret pertemuan di Barabai tahun 1948 tersebut belum bisa diwujudkan. Oleh karena itu atas prakarsa pemuka masyarakat Amuntai yang dipelopori H. Ahmad Hasan telah diputuskan untuk membentuk wadah kerjasama baru dengan nama “Persiapan Perguruan Tinggi Agama Islam Rasyidiyah” (PPTAIR). Ternyata usaha inipun menemui jalan buntu.
=== Rintisan ===
Perguruan tinggi ini mulai dirintis secara konkret dengan dibentuknya “Badan Persiapan Sekolah Tinggi Islam Kalimantan” pada tanggal 28 Februari 1948 di [[Barabai, Hulu Sungai Tengah|Barabai]] dan diketuai oleh H. Abdurrahman Ismail, MA. Tetapi, badan tersebut belum mampu mewujudkan perguruan tinggi yang diinginkan.
 
Setelah [[Gubernur]] Kalimantan Selatan yang pada saat itu dijabat oleh [[Maksid]] turut membantu, akhirnya pada September 1961 didirikan Fakultas Agama di tiga [[kabupaten]], yakni Fakultas Ushuluddin di [[Amuntai Tengah, Hulu Sungai Utara|Amuntai]], Fakultas Tarbiyah di Barabai, dan Fakultas Adab di [[Kandangan, Hulu Sungai Selatan|Kandangan]].
Agar ketiga Fakultas tersebut dapat dibina dengan baik, dibentuklah sebuah badan koordinator di Banjarmasin yang diketuai langsung oleh Gubernur.