Bahasa jurnalistik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k efektifitas → efektivitas
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: Kalau pun → Kalaupun
Baris 7:
Berbeda dengan [[bahasa percakapan]] atau ragam bahasa lainnya yang sering bersifat [[asosial]], [[akultural]], [[egois]], dan [[elitis]], bahasa jurnalistik justru sangat [[demokratis]] dan [[populis]], karena dalam bahasa jurnalistik tidak mengenal [[kasta]], tingkat, maupun [[pangkat]].<ref name="Bajur"/> Sebagai contoh, jika dalam [[bahasa percakapan]] menyebut “Bapak Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]]”, sedangkan dalam bahasa jurnalistik hanya ditulis “[[Susilo Bambang Yudhoyono]]”.<ref name="Bajur"/> Artinya, semua diperlakukan sama, tidak ada yang diistimewakan atau ditinggikan derajat [[kelas sosialnya]].<ref name="Bajur"/> Sejauh ini bahasa jurnalistik mulai beragam digunakan untuk menulis [[berita]] [[ekonomi]], [[politik]] ataupun [[tajuk rencana]], disesuaikan dengan angle tulisan, sumber [[berita]], dan keterbatasan [[media massa]] (ruang dan waktu).<ref name="Bajur"/>
[[A.M Dewabrata]] menegaskan bahwa maksud pernyataan bahasa jurnalistik sebagai ragam [[Bahasa Indonesia]] bagi [[wartawan]] dalam menulis berita, merujuk kepada pengertian umum yang membedakan dengan ragam lainnya yang dapat dibedakan dalam bentuk [[kalimat]], [[klausa]], [[frasa]], [[diksi]] atau kata-kata.<ref name="Dewabrata"> Dewabrata. A.M. 2004. ''Kalimat Jurnalistik''. Jakarta: Kompas.</ref> Untuk itu, [[pers]] berkualitas senantiasa menjaga reputasi dan wibawanya di mata khalayak atau [[publik]], antara lain dengan senantiasa menghindari penggunaan [[diksi]] atau kata yang diasumsikan tidak sopan, vulgar, atau mengumbar selera rendah.<ref name="Sumadiria">Sumadiria. AS Haris. 2005. ''Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature''. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.</ref>
 
== Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik ==
Baris 28:
# Pilih kata (diksi) yang tepat:Setiap kalimat yang disusun tidak hanya harus produktif tapi juga tidak boleh keluar dari asa efektivitas, artinya pemilihan setiap kata yang digunakan untuk sebuah berita harus tepat
# Mengutamakan kalimat aktif: Kalimat aktif lebih disukai oleh pembaca ketimbang kalimat pasif, maka disarankan menggunakan kalimat aktif dalam bahasa jurnalistik
# Menghindari kata atau istilah teknis: sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut, Sebagai contoh, berbagai istilah teknis dalam dunia [[kedokteran]], Kalau punKalaupun tak terhindarkan, maka istilah teknis tersebut harus disertai dengan penjelasan dan ditempatkan dalam tanda kurung
# Tunduk kepada akidah etika: bahasa pers harus baku, benar, dan baik. Dalam etika berbahasa, pers tidak boleh menuliskan kata-kata yang tidak sopan, vulgar, sumpah serapah, hujatan dan makian yang sangat jauh dari norma sosial budaya agama. Pers juga tidak boleh menggunakan kata-kata porno dan berselera rendah lainnya dengan maksud untuk membangkitkan asosiasi serta fantasi seksual khalayak pembaca.
 
Baris 36:
 
1. Penggunaan kata harus ekonomis, Contohnya:<ref name="Tebba"/>
 
 
- Melakukan pencurian = mencuri
Baris 43 ⟶ 42:
 
- Melakukan pemerasan = memeras
 
 
2. Disarankan menggunakan kalimat aktif, contohnya:<ref name="Tebba"/>