Kemenyan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k orangtua → orang tua
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 44:
 
== Pembibitan ==
Dalam pembibitan, benih kemenyan yang dipilih dikumpulkan dari pohon induk yang diseleksi dan telah diketahui kualitasnya. Pohon induk yang dipilih adalah pohon yang memiliki getah kemenyan yang banyak dan baik, bebas hama dan penyakit, berbatang lurus dan ''[[silindris]]'', tajuk harus normal dan bagus, cabangnya harus sedikit dan memiliki tinggi yang optimal.<ref name="Evi Lina Y. Sinaga">"Evi Lina Y. Sinaga : Kajian Pengambilan Keputusan Dalam Pengelolaan Hutan Kemenyan (Styrax Spp) Di Desa Sibaganding, 2010"</ref> Buah yang dipilih sebagai sumber benih adalah buah yang sudah masak dengan warna coklat tua. Sebaiknya buah yang dipilih adalah buah yang sudah jatuh dengan kondisi tentunya masih baik dan tidak diserang ''[[serangga]]'' misalnya ''[[ulat]]'' sehingga menjadi rusak<ref name="Majalah "/>. Pengadaan bibit dapat dilakukan melalui persemaian, pencabutan dan anakan alam, ''[[stump]]'', ''[[stek]]'' serta kultur jaringan. Persemaian merupakan cara yang mudah dan umum dilakukan yaitu dengan menabur benih / biji yang sudah dibersihkan di ''[[bedeng]]'' tabur. Jika sudah tumbuh dapat dipindahkan ke dalam ''[[polybag]]'' sebelum ditanam <ref name="Majalah "/>. Bibit yang diperoleh dari anakan, biasanya didapatkan dari buah yang jatuh di sekitar pohon induk yang kemudian tumbuh secara alami. Anakan ini dapat menjadi sumber bibit dengan memilih tanaman yang tumbuh sehat dan normal. Sedangkan pembibitan dengan stump, stek dan kultur jaringan belum umum dilakukan oleh masyarakat. Saat ini sistem itu (stump, stek dan kultur jaringan) masih dalam penelitian untuk dikembangkan<ref name="Majalah "/>.
 
== Penanaman dan Pemeliharaan ==
Baris 96:
 
== Dalam ''[[Al Quran]]'' ==
Kemenyan di zaman Nabi dan ''[[Salafush Shaleh]]'' juga menjadi bagian dari beberapa ritual umat Islam. Nabi ''[[Muhammad SAW]]'' dan para Sahabat sendiri sangat menyukai wangi-wangian, baik yang berasal dari minyak wangi hingga kemenyan, sebagaimana disebutkan di dalam berbagai ''[[hadits]]''.<ref>[http://www.madinatuliman.com/3/2/411-umat-islam-tidak-perlu-alergi-hadits-dan-manfaat-kemenyan.html Umat Islam Tidak Perlu Alergi : Hadits dan Manfaat Kemenyan]</ref>
 
== Lihat pula ==