Tasuku Honjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan terjemahan yang tepat |
menambahkan konten |
||
Baris 17:
}}
{{Nihongo|'''Tasuku Honjo'''|本庶 佑|Honjo Tasuku|extra=
| last=Ishida
| first=Y.
Baris 53:
|pmid=20338911}}</ref>
, serta penemuan proses [[Sitamin deaminasi yang diinduksi aktivasi|AID]] yang sang memengaruhi proses [[pengalihan kelas antibodi]] dan [[hipermutasi somatik]].<ref name="koch">{{cite web|url=http://www.robert-koch-stiftung.de/index.php?article_id=90&clang=1|title=Robert Koch Stiftung - Christine Goffinet|website=www.robert-koch-stiftung.de}}</ref>
Tasuku Honjo bersama James P. Allison<ref>{{Cite web|url=https://www.britannica.com/biography/James-P-Allison|title=James P. Allison {{!}} Biography & Immune Checkpoint Therapy|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2019-11-22}}</ref> melakukan penemuan terapi kanker dengan menghambat kekebalan negatif. Menurut The New York Times<ref>{{Cite news|title=2018 Nobel Prize in Medicine Awarded to 2 Cancer Immunotherapy Researchers|url=https://www.nytimes.com/2018/10/01/health/nobel-prize-medicine.html|newspaper=The New York Times|date=2018-10-01|access-date=2019-11-22|issn=0362-4331|language=en-US|first=Denise|last=Grady}}</ref>, penemuan mereka ini telah menghadirkan jenis obat yang benar-benar baru dan memberikan keringanan permanen untuk pasien yang kehabisan pilihan.<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/uang-nobel-untuk-james-allison-tasuku-honjo-imunoterapi-kanker-c4Vd|title=Uang Nobel untuk James Allison & Tasuku Honjo: Imunoterapi Kanker|website=tirto.id|language=id|access-date=2019-11-22}}</ref> Terapi kanker yang ditemukan keduanya, menarget protein yang dihasilkan oleh beberapa sel-sel sistem kekebalan tubuh dan juga beberapa sel kanker. Protein-protein tersebut dapat menghentikan pertahanan alami tubuh dalam membunuh sel kanker. Terapi ini juga dirancang untuk menghilangkan "jeda" protein agar membuat sistem kekebalan tubuh lebih cepat bekerja melawan kanker. Atas temuan mereka yang brilian, keduanya mendapat hadial sembilan juta kronor atau sekitar Rp 15 miliar.<ref>{{Cite web|url=https://sains.kompas.com/read/2018/10/02/075807423/terobosan-terapi-kanker-2-imunolog-sabet-penghargaan-nobel-kedokteran|title=Terobosan Terapi Kanker, 2 Imunolog Sabet Penghargaan Nobel Kedokteran|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-11-22}}</ref>
== Penghargaan ==
|