Willem Iskander: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Catatan kaki: subkategori
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 37:
== Pengabdian ==
 
Setelah lulus Sekolah Rendah di usia 15 tahun, ia diangkat menjadi Guru di Sekolahnya tersebut , ia juga bekerja sebagai jurutulis bumiputra (Adjunct inlandsche sehrijfer) di kantor resident Mandailing-Angkola, menggantikan Haji Nawi yang dipecat.
 
Sekembalinya dari Belanda tahun 1861 di [[Batavia]], Ia menemui Gubernur Jenderal [[Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele|Mr. Ludolf Anne Jan Wilt Baron Sloet Van Den Balle]] untuk mengutarakan niatnya mendirikan Sekolah Guru di [[Mandailing]], Keinginan Willem tersebut di setujui dengan memberikan surat rekomendasi kepada Van Den Bosch (Gubernur Pantai Barat Sumatra), Resident Mandailing-Angkola, Kontrolir, Pejabat-pejabat daerah untuk membantu dan mendirikan sekolah tersebut. Atas dukungan pemerintah Belanda dan Kepala-kepala Kampung, tahun 1862 Willem mendirikan Sekolah Guru ([[Kweekschool]]) di Tano Bato secara swadaya dengan gedung sekolah yang sangat sederhana, Tano Bato merupakan Gudang Kopi Pemerintah Hindia Belanda. Willem melakukan terobosan gerakan pencerahan ([[Aufklarung]]) melalui pendidikan di Mandailing-Angkola, khususnya di Mandailing Orientasi, Cakrawala, Penalaran, Idealisme, dan Semangat pembaharuan di Mandailing.
Baris 53:
}}</ref>
 
Ia meninggal 9 Mei 1876 di Amsterdam dan di makamkan di Zorgvlietbeegrafplaats di Amstelveen di pingggiran kota Amsterdam. Awal 1876 Willem Iskander kawin dengan perempuan Belanda, Maria Christina Jacoba Winter. Seolah sebagai penyempurna bencana itu segera tampak (terlihat) perkawinan itu bukanlah perkawinan yang bahagia, melainkan sebaliknya, ''Sumber dukacita yang tak habis-habisnya'' semua itu tidak tertangguhkan oleh willem Iskander, pada 8 Mei 1876 Ia Bunuh diri. Khalff melukiskan secara elastis Willem Iskander menembak kepalanya sendiri di taman Vondel. Tidak lama sebelumnya Ia menulis surat untuk Hekker :
 
"Hidup ini sangat berat bagi saya, Kesedihan yang akhir-akhir ini saya tanggung membuat hidup saya tak lama lagi... Dengan menarik pelatuk senjata api saya akan serahkan hidup ini kepada Tuhan..."<ref>{{cite book |title = [https://books.google.co.id/books?id=7aEpLKpCfz8C&pg=PA18&lpg=PA18&dq=willem+iskander+bunuh+diri+di+taman+vondel&source=bl&ots=8zKT-luRkG&sig=QU0X79o_hrd40p6XSgAOutVs99U&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiNpcXX26nXAhXIybwKHaXrBagQ6AEwBHoECBUQAA#v=onepage&q=willem%20iskander%20bunuh%20diri%20di%20taman%20vondel&f=true Di Negeri Penjajahan (Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950)] |author = Hary A. Peoze (Sumbangan tulisan dari Cornelis Van Dijk, Inge Van Der Meulen) |publisher = Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia |year = 2008 |page = 18}}</ref>
Baris 66:
== Petikan Sastra ==
{{seealso|Mandailing (sajak)|Sekolah (sajak)}}
Karya Sastra '''Willem Iskander''' dalam [[Bahasa Mandailing]] yang di terjemahkan oleh [[Basyral Hamidy Harahap]] ke dalam [[Bahasa Indonesia]] :
 
*