Oeripan Notohamidjojo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pranala luar: subkategori
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 129:
 
== Pemahaman Mengenai Kepemimpinan ==
Dr. Notohamidjojo mengatakan ''“ Betapa besarnya kebutuhan akan perubahan , tapi kalau tiada bisa menyangkut pada seseorang yang berbakat , maka tiada ada munculah seorang pemimpin. Sebaliknya , betapa anggunpun bakat seseorang , tapi apabila ia tidak menjumpai kesempatan untuk mengembangkannya, tidak terhasilkan pula seorang pemimpin yang besar.''
 
Terdapat dua kata kunci dalam ungkapan Dr. Notohamidjojo tentang kepemimpinan, yakni '''bakat''' dan '''pengembangan.''' Dr. Notohamidjojo percaya bahwa ada orang yang benar-benar lahir sebagai pemimpin (''nature''). Namun bakat seorang pemimpin tidak akan banyak berguna bila tidak dididik dengan baik serta tepat.
Baris 141:
Ketiga, seorang pemimpin harus memiliki kecapakan spiritual (teologis). Kecakapan tersebut, Dr. Notohamidjojo kembangkan dalam Teologia Kristen yang dikutip dari Amsal 1:7a “Takut akan Tuhan adalah awal permulaan pengetahuan”. Ayat ini menjadi dasar filsafat UKSW yang pertama yaitu Souveriniteit (Souverinitas).
 
“Dasar Souveriniteit, yang berpangkal pada pengakuan “menyegani Tuhan adalah pangkal pengetahuan” (Amsal 1:7). Dasar ini berisi pengakuan bahwa Allah adalah khalik seluruh kosmos ,''Tuhan yang berdaulat'' (Souverenein) yang bertahta di atas batas yang mutlak di atas mahluknya. Batas yang itu adalah nomos (Sam Lusi (editors),2013,4).
 
Pendasaran ini bukan semata-mata di gagas Dr. Notohamidjojo karena UKSW merupakan Universitas Kristen untuk formalitas belaka. Dr. Notohamidjojo melihat bahwa seorang akademisi juga harus memliki sikap menyegani Tuhan. Tuhan yang berdaulat atas segala ciptaan (termasuk manusia) sehingga segala tindakan manusia harus didasarkan kepada sang pencipta. Dasar UKSW yang kepertama juga memiliki hubungan dengan Pancasila yakni sila kepertama “Ketuhanan yang Masa Esa”. Sebagai Universitas yang berada di bumi Indonesia.UKSW juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memelihara serta “meresapkan” nilai-nilai pancasila. Sehingga dasar yang diletakan tidak menjadikan agama sebagai “label” dalam dunia pendidikan tetapi menjadikannya sebagai dasar semangat nasionalisme .