Salya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Robot: Cosmetic changes |
||
Baris 14:
Dalam [[pewayangan]] [[Jawa]], Salya sering disebut dengan nama '''Prabu Salyapati''', sedangkan negeri yang ia pimpin disebut dengan nama [[Kerajaan Mandaraka]].
== Asal-Usul ==
Menurut versi ''[[Mahabharata]]'', raja Kerajaan Madra semula bernama Artayana, yang memiliki dua orang anak bernama Salya dan [[Madri]]. Setelah Artayana meninggal, Salya menggantikannya sebagai raja, sedangkan Madri menjadi istri kedua [[Pandu]] raja [[Hastinapura]], dan kemudian melahirkan [[Nakula]] dan [[Sahadewa]]. Merujuk pada nama ayahnya, Salya dalam ''Mahabharata'' sering pula disebut Artayani.
Menurut versi [[pewayangan]] [[Jawa]], raja Kerajaan Mandaraka semula bernama Mandrapati yang memiliki dua orang anak bernama Narasoma dan [[Madrim]]. Narasoma kemudian menjadi raja bergelar Salya, sedangkan Madrim menjadi istri kedua Pandu.
== Silsilah Keluarga ==
Versi ''[[Mahabharata]]'' menyebut Salya memiliki dua orang putra bernama Rukmarata dan Rukmanggada. Namun siapa nama istrinya atau ibu dari kedua anak tersebut tidak diketahui dengan jelas.
Baris 28:
Burisrawa dalam ''Mahabharata'' dan ''Bharatayuddha'' adalah putra Somadatta. Dalam pewayangan Somadatta dieja dengan sebutan Somadenta, dan dianggap sama dengan Salya. Maka, Burisrawa versi Jawa pun dianggap sebagai putra Salya.
== Kisah Perkawinan ==
Kisah perkawinan Salya dan Setyawati terdapat dalam versi pewayangan Jawa. Salya yang sewaktu muda bernama Narasoma pergi berkelana karena menolak dijodohkan oleh ayahnya. Di tengah jalan ia bertemu seorang [[brahmana]] [[raksasa]] bernama [[Resi Bagaspati]] yang ingin menjadikannya menantu.
Baris 35:
Ternyata yang bernama Pujawati benar-benar cantik. Narasoma berubah pikiran dan bersedia menikahi putri Bagaspati tersebut.
== Ilmu Candabirawa ==
Narasoma yang sombong merasa jijik memiliki mertua seorang raksasa. Pujawati menyampaikan hal itu kepada Bagaspati. Bagaspati menyuruh putrinya itu memilih ayah atau suami. Ternyata Pujawati memilih suami. Bagaspati bangga mendengarnya dan mengganti nama Pujawati menjadi Setyawati.
Baris 42:
Narasoma kemudian menusuk siku Bagaspati, yaitu tempat titik kelemahannya. Bagaspati tewas seketika. Narasoma kemudian membawa Setyawati pulang ke Mandaraka.
== Dikalahkan Pandu ==
Mandrapati menyambut kedatangan Narasoma dan Setyawati dengan gembira. Namun ia tiba-tiba sedih mendengar kematian Bagaspati yang ternyata sahabat baiknya. Mandrapati pun marah dan mengusir Narasoma pergi dari istana. [[Madrim]] yang masih rindu segera menyusul kepergian kakaknya itu.
Baris 53:
Narasoma menyerah kalah. Tujuannya ikut sayembara bukan karena ia menginginkan Kunti, namun hanya sekadar untuk mencoba keampuhan Candabirawa saja. Sesuai perjanjian, Kunti dan Madrim pun diserahkan kepada Pandu.
== Sebagai Raja Mandaraka ==
Narasoma kemudian kembali ke Mandaraka dan dikejutkan oleh kematian ayahnya yang serba mendadak. Konon, Mandrapati sangat sedih atas kematian Bagaspati yang tewas dibunuh Narasoma. Ia merasa telah gagal menjadi ayah yang baik dan memutuskan untuk bunuh diri menyusul sahabatnya itu.Narasoma kemudian menggantikan Mandrapati sebagai raja bergelar Salya. Pemerintahannya didampingi Tuhayata sebagai patih.
Baris 62:
Salya kembali menerima lamaran Duryudana untuk Surtikanti. Namun putri kedua ini diculik dan dinikahi [[Karna]]. Duryudana merelakannya karena Karna banyak berjasa kepadanya. Ia kemudian menikahi putri Salya yang lain yaitu Banowati.
== Tipu Muslihat Korawa ==
''[[Mahabharata]]'' bagian kelima atau ''[[Udyogaparwa]]'' mengisahkan Salya membawa pasukan besar menuju Upaplawya untuk menyatakan dukungan terhadap [[Pandawa]] menjelang meletusnya perang [[Baratayuda]]. Di tengah jalan rombongannya beristirahat dalam sebuah perkemahan lengkap dengan segala jenis hidangan.
Baris 69:
Salya kemudian menemui para keponakannya, yaitu Pandawa Lima untuk memberi tahu bahwa dalam perang kelak, dirinya akan berada di pihak musuh. Para Pandawa terkejut dan sedih mendengarnya. Namun Salya menghibur dengan memberikan restu kemenangan untuk mereka.
== Baratayuda Hari Pertama ==
Pada hari yang telah ditentukan, perang [[Baratayuda]] pun meletus. ''[[Mahabharata]]'' bagian keenam atau ''[[Bhismaparwa]]'' mengisahkan Salya bertempur di pihak [[Korawa]] dengan gagah berani. Pada hari pertama ia menewaskan [[Uttara]] putra [[Wirata]] sekutu utama [[Pandawa]].
Saudara Uttara yang bernama [[Sweta]] berusaha keras menyerang Salya. Salya terdesak namun berhasil diselamatkan oleh [[Kretawarma]]. Rukmarata putra Salya mencoba melindungi ayahnya. Namun ia segera tumbang tak sadarkan diri terkena senjata Sweta. Sementara itu menurut versi ''[[Kakawin Bharatayuddha]]'', Rukmarata tewas di tangan Sweta.
== Menjadi Kusir Karna ==
''[[Mahabharata]]'' bagian kedelapan atau ''[[Karnaparwa]]'' mengisahkan [[Karna]] diangkat sebagai panglima seluruh pasukan [[Korawa]]. Musuh besar Karna adalah [[Arjuna]] yang mengendarai kereta dengan [[Kresna]] sebagai kusirnya. Untuk mengimbangi, Karna meminta Salya bertindak sebagai kusir keretanya.
Salya memenuhi permintaan Karna namun diam-diam ia juga membantu Arjuna. Ketika Karna membidik leher Arjuna dengan panah pusakanya, Salya memberi isyarat kepada Kresna untuk menggerakkan kereta. Akibatnya, panah Karna pun meleset dari sasaran utamanya.
== Kisah Kematian ==
Setelah [[Karna]] tewas di tangan [[Arjuna]], Salya pun diangkat sebagai panglima baru pihak [[Korawa]]. Kisah kematiannya terdapat dalam ''[[Mahabharata]]'' bagian kesembilan atau ''[[Salyaparwa]]''. Ia dikisahkan mati di tangan pemimpin para [[Pandawa]], yaitu [[Yudistira]].
|