Minal 'Aidin wal-Faizin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Minal 'Aidin wal-Faizin''' adalah tradisi yang biasa diucapkan antara sesama Muslim [[Indonesia]].
Saat merayakan [[
== Asal mula ==
Ucapan ''minal 'aidin wal-faizin'' ini menurut seorang ulama tidaklah berdasarkan dari generasi [[sahabat nabi|para sahabat]] ataupun para [[ulama]] setelahnya (''[[Salaf]]us Salih''). Perkataan ini mulanya berasal dari seorang [[penyair]] pada masa [[Al-Andalus]], yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan [[syair]] yang konteksnya mengkisahkan dendang [[wanita]] di [[hari raya]].<ref>''Dawawin Asy-Syi’ri Al-’Arabi ‘ala Marri Al-Ushur, 19:182.''</ref>
== Ucapan
<p>Biarpun ber[[bahasa Arab]], ucapan ''minal 'aidin wal-faizin'' ini tidak akan dimengerti maknanya oleh orang Arab, dan kalimat ini tidak ada dalam kosakata kamus bahasa Arab, dan hanya dapat dijumpai makna kata per katanya saja. Tidak ada dasar-dasar yang jelas tentang ucapan ini, baik berupa [[hadis]], [[Atsar]], atau lainnya.</p>Menurut [[Ibnu Taimiyah]], ucapan
* ''Taqabbalallahu minna wa minkum'' ([[Bahasa Arab|Arab]]:<font size="4"> تقبل الله منا ومنكم</font>), artinya: "Semoga Allah menerima amal kami dan kalian" atau
* ''Taqabbalallahu minna waminkum wa ahalahullahu ‘alaik'' ([[Bahasa Arab|Arab]]:<font size="4"> تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ, وَأَحَالَهُ اللَّهُ عَلَيْك</font>), artinya: "Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian dan semoga Allah menyempurnakannya atasmu" dan semisalnya.”<ref>''Majmu’ Fatawa'', 24/253, lihat juga Ibnu Qudamah di ''Al Mughni'', 3/294.</ref>
|