Bahtera Nuh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 73:
 
=== Dalam tradisi Islam ===
Dalam agama Islam, [[Nuh]] adalahmerupakan salah satu dari lima [[nabi Islam|nabi penting]] (''[[Ulul Azmi]]''). dalam Islam, yangIa diperintah untuk mengingatkan kaumnya akanagar menyembah [[Allah]] yang saat itu menganut [[paganisme]] dengan menyembah berhala-berhalas Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nashr<ref>{{Quran-s|Nuh|71|23}}</ref>. IaDalam diperintahAl-Qur'an, bersamaNuh kaumnyadiperintah selama 950 tahun<ref>{{Quran-s|Al-'Ankabut|29|14}}</ref>. Rujukan-rujukannya tentang Nuh dalam [[al-Qur'an]] bertebaran di seluruh kitab. Surah dalam al-Qur'an yang cukup lengkap menceritakan kisah Nuh adalah [[surah]] [[surah Hud|Hud]] dari ayat 27 hingga 51.
 
Berbeda dengan kisah-kisah Yahudi, yang menggunakan istilah "kotak" atau "peti" untuk menggambarkan Bahtera Nuh, [[surah Al-'Ankabut]] ayat 15 dalam al-Qur'an menyebutnya ''as-Safinati'', sebuah kapal biasa atau bahtera, dan dijelaskan lagi dalam [[surah Al-Qamar]] ayat 13 sebagai "bahtera dari papan dan paku." Surah Hud ayat 44 mengatakan bahwa kapal itu mendarat di [[Gunung Judi]], yang dalam tradisi merupakan sebuah bukit dekat kota Jazirah bin Umar di tepi timur Sungai [[Tigris]] di provinsi [[Mosul]], [[Irak]]. Abdul Hasan Ali bin al-Husayn [[Masudi]] (meninggal 956) mengatakan bahwa tempat pendaratan bahtera itu dapat dilihat pada masanya. Masudi juga mengatakan bahwa Bahtera itu memulai perjalanannya di [[Kuffah]] di Irak tengah dan berlayar ke [[Mekkah]], dan di sana kapal itu mengitari [[Ka'bah]], sebelum akhirnya mendarat di Judi. Surah Hud ayat 41 mengatakan, "Dan Nuh berkata, 'Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.'" Tulisan Abdullah bin 'Umar al-[[Baidawi]] abad ke-13 menyatakan bahwa Nuh mengatakan, "Dengan Nama Allah!" ketika ia ingin bahtera itu bergerak, dan kata yang sama ketika ia menginginkan bahtera itu berhenti.