Hyang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pembatalan |
→Asal mula: Penambahan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 3:
[[Berkas:Empty throne to the Supreme God Bali.jpg|jmpl|220px|[[Padmasana]] ([[singgasana]]) kosong tempat duduk [[Sang Hyang Widhi]], [[Tuhan]] tunggal yang tak terlihat dalam [[Hinduisme]] [[Bali]].]]
'''Hyang''' (dikenal dalam bahasa [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Kawi|Kawi]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Sunda|Sunda]], dan [[Bahasa Bali|Bali]]) adalah suatu keberadaan spiritual tak kasat mata yang memiliki kekuatan [[supranatural]]. Keberadaan spritual ini dapat bersifat [[Ketuhanan|ilahiah]] atau [[roh]] [[leluhur]]. Kini dalam [[bahasa Indonesia]] istilah ini cenderung disamakan dengan [[Dewa]], [[Dewata]], atau [[Tuhan]]. Tempat para hyang bersemayam disebut [[Kahyangan]], yang kini disamakan dengan konsep [[surga]].
== Asal mula ==
Baris 16 ⟶ 17:
* '''Tempat'''. Ranah tempat para hyang bersemayam disebut [[Kahyangan]] yang dibentuk dari susunan kata ''ka-hyang-an''. Kini kahyangan diidentikkan dengan [[surga]]. Karena adanya kepercayaan bahwa hyang menghuni tempat-tempat yang tinggi, maka wilayah pegunungan kerap kali dianggap sebagai tempat hyang bersemayam. Nama tempat seperti [[Parahyangan]] merujuk pada jajaran pegunungan di [[Jawa Barat]]. Berasal dari gabungan kata ''para-hyang-an''; ''para'' menunjukkan bentuk jamak, sedangkan akhiran ''-an'' menunjukkan tempat, jadi Parahyangan berarti tempat para hyang bersemayam. Kata parahyangan juga dikenal sebagai salah satu jenis [[pura]] Hindu Bali, ''pura parahyangan'' adalah pura yang terletak di pegunungan sebagai sandingan ''pura segara'' yang terletak di tepi laut. Pegunungan [[Dieng]] di [[Jawa Tengah]] juga memiliki akar kata ''di-hyang'' yang juga berarti "tempat hyang". Begitu pula [[Pegunungan Iyang-Argapura]] di [[Jawa Timur]].
* '''Kerja'''. Kata ''[[sembahyang]]'' dalam bahasa Indonesia kini disamakan dengan kegiatan ibadah atau [[salat]] dalam agama [[Islam]]. Sesungguhnya istilah ini memiliki akar kata ''sembah-hyang'' yang berarti menyembah hyang. Tari Bali yang sakral [[Sanghyang]] Dedari menampilkan gadis muda yang [[kerasukan]] hyang.
== Hyang dalam agama-agama di Indonesia ==
Konsep Hyang bagi beberapa agama di Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut:
* Kapitayan: Ialah ''[[Sang Hyang Taya]]'' tuhan yang maha esa yang tidak dapat dirupa namun bisa dirasa dan dinyata
* Hindu: Ialah ''[[Sang Hyang Widhi]]'' tuhan yang maha esa, sumber dharma yang dibawa dewa-dewa
* Buddha: Ialah ''[[Sanghyang Adi Buddha]]'' hukum alam yang terus ada, tuhan yang tidak dapat dirupa, dimana damma-nya ditemukan oleh Buddha Gautama
* Islam: sesuai ajaran ''[[Sunan Kalijaga]]'' Sang Hyang adalah leluhur orang nusantara dari Sang Hyang Adam, Sang Hyang Esis, Sang Hyang Jawana, Sang Hyang Jawith, Sang Hyang Wanuh, Sang Hyang Bathara Guru, Sang Hyang Ismaya, Sang Hyang Bathara Wisnu, dan lain seterusnya sampai orang tua yang sudah meninggal dipersonifikasi sebagai entitas tunggal Sang Hyang.
== Lihat juga ==
|