Tambang Batu Bara Ombilin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) +Kategori:Kota Sawahlunto; ± 2 Kategori menggunakan HotCat |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 39:
}}
<span data-segmentid="72" class="cx-segment">'''Tambang Batu Bara Ombilin''' adalah tambang batu bara di dekat [[Kota Sawahlunto]], [[Sumatra Barat]], [[Indonesia]].</span> <span data-segmentid="75" class="cx-segment">Letaknya sekitar {{Convert|70|km}} dari timur laut [[Kota Padang]], ibu kota provinsi.</span> <span data-segmentid="77" class="cx-segment">Pada 2008, tambang ini diperkirakan memiliki cadangan sekitar 90,3 juta ton [[batu bara]] pembuat [[kokas]], di antaranya 43 juta ton bisa ditambang.
<span data-segmentid="83" class="cx-segment">Batu bara di daerah ini ditemukan oleh insinyur Belanda [[Willem Hendrik de Greve|Willem Hendrik d]]</span>[[Willem Hendrik de Greve|<span data-segmentid="84" class="cx-segment">e Gereve</span>]] <span data-segmentid="84" class="cx-segment">pada 1868.</span> <span data-segmentid="85" class="cx-segment">Penambangan di tambang terbuka dimulai pada tahun 1892 seiring dengan rampungnya infrastruktur kereta api.</span> <span data-segmentid="86" class="cx-segment">Sebelum kemerdekaan, produksi batu bara mencapai puncaknya pada tahun 1930, dengan produksi lebih dari 620.000 ton per tahun.</span> <span data-segmentid="87" class="cx-segment">Pada <span data-segmentid="88" class="cx-segment">periode</span> 1942–1945, tambang dikendalikan oleh [[Sumatra Barat pada masa pendudukan Jepang|pemerintah pendudukan Jepang]].</span> <span data-segmentid="88" class="cx-segment">Pada periode 1945–1958, tambang dikelola oleh [[Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia|Direktorat Pertambangan]] dan pada periode 1958–1968, oleh biro perusahaan pertambangan negara.</span> <span data-segmentid="89" class="cx-segment">Pada tahun 1968, tambang Ombilin menjadi unit produksi Ombilin dari perusahaan pertambangan batu bara negara [[Bukit Asam]].</span> <span data-segmentid="90" class="cx-segment">Produksinya pernah mencapai pada tahun 1976 dengan total 1.201.846 ton per tahun.</span><ref name="jp230311">
Baris 45:
</ref>
<span data-segmentid="91" class="cx-segment">Pada 2002, cadangan batu bara di tambang terbuka Ombilin mulai menipis.</span> <span data-segmentid="92" class="cx-segment">Setelah itu, hanya tambang bawah tanah yang terus beroperasi.<ref name="b-
<span data-segmentid="94" class="cx-segment">Saat ini, sisa-sisa kejayaan tambang di Sawahlunto dikelola untuk <span data-segmentid="96" class="cx-segment">menggerakkan roda perekonomian kota berbasis industri pariwisata warisan budaya. Kawasan bekas tambang dihijaukan</span> dan infrastruktur peninggalan kolonial direvitalisasi untuk tujuan wisata.</span> <span data-segmentid="95" class="cx-segment">Lubang bekas galian tambang diberi pencahayaan yang cukup dan pasokan udara untuk menarik wisatawan lokal dan asing, terutama dari Malaysia dan Singapura.</span> <span data-segmentid="96" class="cx-segment">Wisatawan dapat masuk dengan biaya Rp30.000 (US $ 3,5) per orang.<ref name="
<span data-segmentid="98" class="cx-segment">Pada 6 Juli 2019, Situs Tambang Batu Bara Ombilin masuk ke dalam [[Situs Warisan Dunia UNESCO|Situs Warisan Dunia]] oleh [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa "UNESCO"]].<ref>{{Cite web|url=https://en.antaranews.com/news/128467/ombilin-coal-mine-makes-it-into-unesco-world-heritage-list|title=Ombilin coal mine makes it into UNESCO World Heritage list|date=6 July 2019|website=antaranews.com}}</ref></span><br />
|