Lo Ban Teng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{rapikan}}
{{tone}}
{{peacock}}
{{wikify}}
'''Lo Ban Teng''' lahir di Tang-Ua-Bee-Kee, kota Cio-bee, provinsi [[Hokkian|Hok-kian]], [[Tiongkok]] Tengah pada tanggal 1 bulan keenam tahun 2437 (Masehi [[1886]]), adalah ayah dari [[Lo Siauw Gok]], seorang sinshe dan guru [[kung fu]] legendaris [[Indonesia]].
 
Baris 13 ⟶ 11:
Ayah dan Ibunya meninggal dunia ketika Ban Teng berusia 23 tahun.
 
Guru [[kung fu|silat]] Ban Teng bernama Yoe Tjoen Gan, seorang antara 5 murid terbaik dari ahli silat Tjoa Giok Beng dari Coan-ciu, pemimpin cabang silat Siauw Lim Ho Yang Pay. Yoe Tjoen Gan adalah seorang pembuat bongpay. Ia meninggal ketika Ban Teng berusia 27 tahun dan mewarisan kepada Ban Teng sejilid buku resep-resep obat dan sejilid buku tentang ilmu silat Ho Yang Pay serta sebuah ban pinggang dari kulit yang sampai sekarang masih disimpan para ahli waris Ban Teng).
 
Ban Teng juga dikenal dengan julukan Pek Bin Kim Kong (Malaikat berwajah putih).
Baris 19 ⟶ 17:
Pek Bin Kim Kong Lo Ban Teng datang kembali ke Semarang - Indonesia pada tahun 1927 saat ia berusia kira-kira 41 tahun.Ia mengajak seorang kemenakannya Bernama Lim Tjoei Kang (belakangan namanya juga terkenal dalam kalangan kun-thao di Indonesia) yg dititipkan pada Su-siok Lo Ban Teng yaitu sin-she Sim Yang Tek di Singapura (Sampai sekarang terkenal dalam kalangan persilatan disana).
 
Belum lama bermukim di Semarang Ban Teng ''kecantol'' Go Bin Nio seorang gadis yang ramah halus budi bahasanya. Kemudian nona ini menjadi nyonya Lo ygyang kedua. Di Tiongkok Ban Teng punya seorang istri dan seorang anak perempuan bernama Lee Hwa.
 
Setahun kemudian lahir anak pertama dan diberi nama Siauw Hong. Ban Teng bersembahyang kepada arwah gurunya Yoe Tjoen Gan bahwa anak pertamanya diberi marga sesuai gurunya Yoe. Yoe Siauw Hong kemudian hari diserahkan kepada istri pertama Ban Teng di Tiongkok. Lo Ban Teng dari istrinya Go Bin Nio memiliki 12 anak tidak termasuk Lee Hwa dan Siauw Eng .Anak ke 2 Lo Siauw Gok (1931), ke3 Siauw Bok (1934) ke 4 Siauw Tiauw. Tahun 1938 Ban Teng pindah ke [[Jakarta]] dan tinggal bersama sin she Lo Boen Lioe (juga jago kun-thao) di Kongsi Besar. anak ke 5 Siauw Loan, ke 6 Siauw Gim, ke 7 Siauw Tjoen, ke 8 Siauw Ling (1943), ke 9 Siauw Tjiok (1947), ke 10 Siauw Tjioe (1949), ke 11 Siauw Koan (1952), ke 12 Siauw Nyo (1955).
 
Lo Ban Teng meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 1958 dalam usia 72 tahun.
 
Lo Siauw Gok menjadi ahli waris dan penerus kemahiran silat dan pengobatan dari ayahnya. Informasi terakhir sebagian anak cucu Lo Ban Teng tinggal di pinggiran Jakarta di perumahan "Modernland" - Tangerang.{{butuh rujukan}}
 
[[Kategori:Marga Lo]]