Jalur kereta api Bukit Putus–Indarung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Frenzyvanrafi (bicara | kontrib)
Baris 21:
| linelength =14,5 km
| tracklength =
| notrack =R54
| gauge = 1.067 mm
| minradius =
Baris 37:
Sampai saat ini, jalur ini merupakan jalur tersibuk di Sumatra Barat dengan frekuensi jadwal KA 14 kali sehari sehingga jalur ini menjadi mesin uang bagi [[Divisi Regional II Sumatra Barat|Divre II Sumbar]] meskipun kereta api angkutan batu bara Ombilin tidak beroperasi sejak akhir 2002 lalu.
 
== Sejarah dan perkembangan ==
Sebelum jalur ini dibangun, pengangkutan bahan semen antara pabrik di Indarung dengan Teluk Bayur menggunakan lori gantung sejak pabrik [[Semen Padang]] dibangun tahun 1910 oleh Hindia Belanda<ref>{{Cite web|url=https://niadilova.wordpress.com/2017/07/03/ppm-114-pemasangan-perdana-kabel-lori-pt-semen-padang-1910/|title=PPM #114: Pemasangan perdana kabel lori PT. Semen Padang (1910)|date=2017-07-03|website=Dr. Suryadi {{!}} LIAS - SAS Indonesië, Universiteit Leiden, Belanda|language=en|access-date=2018-12-28}}</ref>.
 
Baris 44:
Awalnya jalur ini memiliki [[Rel paksa|rel gongsol]] seperti halnya di jalur-jalur ekstrim di [[Daerah Operasi II Bandung]], tetapi rel gongsol dicopot semenjak jalur ini diganti relnya menjadi R42 pada tahun 2004 karena jalur tersebut tidak begitu sibuk pada saat itu. Saat ini rel gongsol sedang dipasang lagi mengingat frekuensi KA semakin meningkat, apalagi kehadiran [[lokomotif CC201]] yang beroperasi dengan traksi ganda di jalur ini untuk mengurangi kemungkinan lokomotif anjlok akibat tikungan tajam di jalur ini. Jalur ini sudah ditingkatkan tekanan gandarnya (termasuk di jembatan) sejak tahun 2015 demi menghadirkan lokomotif sekelas CC karena lokomotif sekelas BB di Sumbar sudah uzur dan suku cadang yang sudah langka.
 
Pada tahun 2017 seiring meningkatnya produksi di [[Semen Padang]] dan mulainya beroperasi [[lokomotif CC201]], angkutan klinker mulai beroperasi dengan menggunakan gerbong terbuka (GB) atau KKBW eks-Ombilin serta penambahan gerbong ketel (GK) untuk mendukung angkutan semen curah.<ref>http://bumn.go.id/keretaapi/berita/4164</ref> Saat ini, jalur ini sedang dilakukan peningkatan rel dari ukuran R42 menjadi R54 dan dari rencana Balai Teknik Perkeretaapian Sumbagbar kedepannya Stasiun Kampung Jua yang sebelumnya nonaktif akan diaktifkan lagi sebagai stasiun persilangan.
 
== Jalur terhubung ==
Baris 63:
{{DaftarStasiun-start}}
{{DaftarStasiun-lintas|dibuka=16 November 1979|segmen=[[Stasiun Bukit Putus|Bukit Putus]]–[[Stasiun Indarung|Indarung]]|operator=Departemen Perhubungan RI}}
{{DaftarStasiun|nama=Bukit Putus|alamat=Jalan Sutan Syahrir, [[Rawang, Padang Selatan, Padang]]|kelas=I|ketinggian=+8 m|singkatan=BKP|letak=km 0+000 lintas [[Stasiun Bukit Putus|Bukit Putus]]–[[Stasiun Indarung|Indarung]]|status=Beroperasi|nomor=7011|gambar=CC201 83 10 PD.jpg}}
{{DaftarStasiun|nama=Kampung Juar|kelas=III|nomor=-|singkatan=KAJ|letak=km 4+434|status=Tidak beroperasi}}
{{DaftarStasiun|nama=Pauh Lima|kelas=III|nomor=7189|letak=km 8+438|status=Beroperasi|singkatan=IMA|alamat=[[Limau Manis, Pauh, Padang]]|ketinggian=+90 m|gambar=Stasiun_Pauh_Lima.jpg}}
{{DaftarStasiun|nama=Indarung|kelas=I|letak=km 14+574|singkatan=IDA|status=Beroperasi|nomor=7013|alamat=Jalan Stasiun Indarung, [[Indarung, Lubuk Kilangan, Padang]]|ketinggian=+179 m}}
{{DaftarStasiun-end}}