Bahasa Osing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Enkawardana (bicara | kontrib)
perubahan minor seperti typo
Baris 32:
* Lafal konsonan [k] untuk konsonan [ʔ]. Di Bahasa Jawa, terutama pada leksikon berakhiran huruf "k" selalu dilafalkan dengan glottal "ʔ". Sedangkan di Bahasa Osing, justru tetap terbaca "k" yang artinya konsonan hambat velar. antara lain "apik" (bagus/apik) terbaca "apiK", "manuk" (burung) terbaca "manuK", dan seterusnya.
* Konsonan glotal [ʔ] yang di Bahasa Jawa justru tidak ada seperti kata [piro'] (berapa), [kiwo'] (kiri) dan demikian seterusnya.
* Palatalisasi [y]. Dalam Bahasa Osing, kerap muncul pada leksikon yang mengandung [ba], [ga], [da], [wa]. Seperti "bapak" (bapak/ayah) dilafalkan "byapak", "uwak" dilafalkan (tante) "uwyak", "embah" (embah) dilafalkan "embyah", "Banyuwangi" dilafalkan "byanyuwangai", "dhawuk" (panjang) dibaca "dhyawuk".
 
== Varian Bahasa Osing ==
Bahasa Osing mempunyai banyak kesamaan dan memiliki kosakata Bahasa Jawa Kuno yang masih tertinggal. Namun di wilayah Banyuwangi sendiri terdapat variasi penggunaan dan kekunaan juga terlihat di situ. Varian yang dianggap Kunoan terdapat utamanya diwilayah Giri, Glagah dan "Licin, di mana bahasa Osing di sana masih dianggap murni. Sedangkan Bahasa Osing di Kabupaten Jember telah banyak terpengaruh bahasa Jawa dan Madura, dengan pelafalan yang juga berbeda dengan Bahasa Osing di Banyuwangi.
 
== Gaya Penggunaan Bahasa ==
Baris 43:
* ''Riko wis madhyang?'' = anda sudah makan?
 
=== Tingkatan pronomina ===
** Hiro/Iro = digunakan/lawan bicara untuk yang lebih muda(umur)
 
** Siro = digunakan/lawan bicara untuk yang selevel(umur)
** RikoHiro/Iro = digunakan/lawan bicara untuk yang di atas kitalebih muda(umur)
** NdikoSiro = digunakan/lawan bicara untuk orang tuayang selevel(bapak/ibuumur)
** Hiro/IroRiko = digunakan/lawan bicara untuk yang lebihdi atas kita muda(umur)
** SiroNdiko = digunakan/lawan bicara untuk yangorang tua selevel(umurbapak/ibu)
 
Aku
Sedangkan ''Cara Besiki'' adalah bentuk "Jawa Halus" yang dianggap sebagai bentuk wicara ideal. akan tetapi penggunaannya tidak seperti halnya masyarakat Jawa, ''Cara Besiki'' ini hanya dipergunakan untuk kondisi-kondisi khusus yang bersifat ''keagamaan'' dan '''<u>ritual'''</u>, selain halnya untuk acara pertemuan menjelang perkawinan.
 
== Kosakata ==
Baris 56 ⟶ 59:
* ''Sulung'' dari kata ''so long'' namun bermakna ''duluan''
* ''Nagud'' dari kata '' no good'' bermakna ''jelek''
* ''NgeposNgempos'' dari kata '' pause'' bermakna ''berhenti''
* ''Enjong'' dari kata ''enjoy'' bermakna ''enak,menyenangkan''