Politeknik Negeri Tanah Laut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
penambaan dibagian searah politeknik negeri tanah laut
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 28:
 
== Sejarah ==
Sejarah berdirinya Politeknik Negeri Tanah Laut merupakan perjalanan panjang perjuangan di bidang pendidikan vokasi.  Dimulai sejak tahun 2004 dan baru terwujud pada tahun 2009. Waktu itu dinamakan Politeknik Industri Tanah Laut (Politri). Tujuan utama didirikannya Politri adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di Kabupaten Tanah Laut.
 
Kabupaten Tanah Laut memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, namun waktu itu belum ada satu pun Perguruan Tinggi (PT) di Tanah Laut. Sementara aneka jenis perusahaan ada di Tanah Laut, misalnya pertambangan batu bara, bijih besi, perusahaan pakan ternak, perkebunan sawit, perkebunan karet, perusahaan air minum, perusahaan mie instan, papan partikel, plywood, perusahaan peternakan unggas, dan masih banyak lagi usaha-usaha menengah yang memerlukan tenaga terampil.
 
Tidak hanya itu, lahan  Tanah Laut yang subur, menempatkan kabupaten Tanah Laut sebagai daerah penghasil padi, jagung dan kelapa sawit serta penyedia 40 % daging sapi di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai penghasil terutama bidang tambang, kelautan, pertanian, peternakan dan jasa pariwisata. Secara geografis, Tanah Laut terletak pada kawasan strategis, dalam pembagian zona kawasan salah satu kecamatan ditetapkan sebagai kawasan industri, sehingga Tanah Laut ini  akan dapat menjadi pusat ekonomi dan pendidikan.
 
Tentu selama di Kabupaten Tanah Laut tidak tersedia tenaga terampil yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri tersebut, kebutuhan akan tenaga kerja selalu didatangkan dari luar daerah. Akibatnya SDM yang ada di daerah sendiri hanya sebagai penonton.
 
Hal ini tentu berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Karena tidak memiliki kesempatan bekerja, maka masyarakat sekitar tidak bisa meningkatkan kesejahteraan di tengah-tengah daerah yang memiliki SDA yang melimpah.
 
Pada waktu itu lulusan SMA/Sederajat yang melanjutkan jenjang pendidikan tinggi hanya sekitar 15% setiap tahunnya. Artinya ada 85% generasi muda yang tidak memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi. Faktornya tentu banyak, diantaranya biaya pendidikan cukup mahal jika harus kuliah di luar daerah.  Hal ini mendorong empat orang yang memiliki pemikiran maju untuk memprakarsai berdirinya PT di Tanah Laut. Empat orang tersebut yaitu: Drs. H. Sihabuddin Chalid, M.M.Pd; Drs. Asikin; Drs. H. Rodi Hartono, dan Hadriansyah, S.Sos.
 
Gagasan mendirikan PT ini didukung oleh Dewan Pendidikan Kabupaten, bahkan kemudian dijadikan agenda kerja Dewan Pendidikan. Beberapa pengurusnya, diantaranya adalah:  H. Suberi Bukhari (Ketua), H. Umar Hamdan, Sarnadi Abdullah, H. Anang Kaderi, M. Yahya, dan Hj. Norsehat.
 
Tim pemrakarsa dan Dewan Pendidikan ini kemudian membentuk tim ''taskforce'' untuk membuat rencana kegiatan persiapan pendirian PT. Langkah awal adalah berkonsultasi dengan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah IX Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin, melakukan kunjungan ke Perguruan Tinggi dan institusi pendidikan luar daerah, diantaranya pada Tahun 2005 ke Lembaga Pendidikan  Akademi Keguruan Paris Barantai Kotabaru. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan bentuk atau  model PT, yang sesuai dengan kondisi di Tanah Laut.
 
Tahap selanjutnya adalah pembentukan Tim Persiapan Pendirian Perguruan Tinggi (P3PT), yang sebagian besar anggotanya dari Pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Tanah Laut, melalui keluarnya Surat Keputusan Bupati Tanah Laut No. 096 Tahun 2005, maka dilaksanakan jajak pendapat (survei) pada bulan Mei 2005, yang melibatkan tokoh masyarakat perwakilan warga Tanah Laut, siswa SMA/Sederajat se-Tanah Laut serta dengan perwakilan dunia usaha dan dunia insustri sebagai responden.
 
Pemaparan hasil studi kelayakan yang dilakukan di hadapan anggota DPRD Kabupaten Tanah Laut, pada tanggal 11 Juni 2005, dan juga mengadakan temu tokoh masyarakat Tanah Laut. Akhirnya menghasilkan komitmen dukungan dari DRPD dengan surat Nomor : 44/DPRD/ Tala/ 2005.
 
Hasil survei dan studi kelayakan menyatakan bahwa lebih dari 99,95% mendukung pedirian PT di Tanah Laut. Maka dibentuklah sebuah Yayasan Pendidikan, untuk memperolah payung hukum dan legalitas dalam pendirian sebuah Perguruan Tinggi, yang bernama Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM), dengan akta notaris Ir Devi Kesumawardani, SH, No. 30 Tanggal 24 Juni 2005, dengan pengurus sebagai berikut:
 
Badan Pendiri                : Drs. H. Adriansyah
 
Ketua Harian                 : Drs. H. Noor Ifansyah
 
Sekretaris                       : Drs. Asikin,
 
Badan Pengawas           : Sarnadi Abdullah dan H. Anang Kaderi.
 
Melalui yayasan tersebut Bupati Tanah Laut menunjuk Drs. Sihabuddin Chalid, M.M.Pd. sebagai ketua yang akan memimpin pada Organisasi Tata Kerja pada rancangan (PT) di Tanah Laut. Drs. Sihabuddin Chalid, M.M.Pd pun langsung melakukan pertemuan, bersama para ekskutif di lingkungan pemerintahan daerah dan pihak ketiga (dunia usaha dan industri) pada tanggal 1 Juli 2005. Bupati juga memberikan rekomendasi berupa Surat Keputusan berkenaan dengan Penetapan Lokasi pembangunan Perguruan Tinggi, SK Nomor: 208/Thn 2005, untuk dipergunakan pendirian PT tersebut. Awalnya lokasi berada di Desa Ambungan seluas 10 Ha, namun atas pertimbangan tertentu, pada tahun 2007 lokasi dipindahkan ke Jalan A. Yani Km. 6,8 Desa Panggung Kecamatan Pelaihari.
 
Usulan Studi Kelayakan pertama kali disampaikkan ke Jakarta pada bulan Juli 2006, oleh YPDM, dengan nama Akademi Keguruan Suryanata, Teknik Komputer dan Bahasa Asing (AKTEBA).  Program Studi yang diusulkan yaitu Program Studi DIII Keguruan, DIII Teknik Informatika, dan DIII Bahasa Inggris. Namun Direktorat Pendidikan Tinggi memberikan jawaban tertulis yang menyatakan belum bisa memberikan izin karena ada penataan PT   seluruh Indonesia, yaitu adanya kebijakan moratorium pendirian Perguruan Tinggi.
 
Dengan prinsip tidak berputus asa, ''Jika ada satu pintu tertutup, pasti masih ada pintu lain yang terbuka,'' dan pantang menyerah, ''waja sampai kaputing'', sebagaimana ''motto'' Pangeran Antasari, Tim dan pengurus Dewan Pendidikan terus berupaya melakukan kerjasama antara pemerintah Kabupaten Tanah Laut dengan VEDC Malang, pada 18 Maret 2006.  Penanda tanganannya dilakukan oleh  H. Adriansyah sebagai Bupati Tanah Laut dengan Kepala VEDC Malang, Ir. Ferry Yulianto dilakukan di Pelaihari.
 
Bertepatan dengan Biro Perencanaan Kemdiknas yang pada waktu itu dijabat oleh Dr. Gatot Hadiprayitno, telah membuat '' rencana strategis, yang akan mendirikan 15 Politeknik untuk seluruh Indonesia untuk tahun 2006 dan 60 buah Politeknik sampai pada tahun 2010''”. Bupati telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati No 41 A Tahun 2006,  tanggal 16 Maret 2006, memperbaharui tim ''taskforce'', yang melibatkan beberapa orang pemerintahan daerah.
Baris 68:
Tim menyampaikan kembali Proposal ke Direktorat Pendidikan Tinggi, dan Biro Perencanaan Depdiknas Jakarta untuk kedua kalinya pada tanggal 27 Maret 2006. Namun usaha tersebut pun belum berhasil.   Kemudian tim memperbaharui usulan Studi Kelayakan, merevisi kelemahan-kelemahan dokumen yang ada, diantaranya meminta bantuan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk tenaga pendampingan, dan merevisi Yayasan yang perlu dilegalisasi melalui Kementerian HAM dan Hukum, dukungan para dunia usaha dan industri.
 
Pada tanggal 3 Desember 2007 Tim Pendiri diminta mempresentasikan kesiapan pendirian Politeknik Tanah Laut di Biro Perencanaan Depdiknas, yang pada waktu itu diwakili oleh Drs. Sihabuddin Chalid bersama  Drs, Asikin. Setelah melalui evaluasi kelemahan-kelemahan, baik tim, yayasan dan persyaratan yang harus dipenuhi, dilakukan pembaharuan di dalam yayasan, dengan nama Yayasan Pendidikan Tuntung Pandang Berseri (YPTPB) Melalui Akta Notaris No. 16 Tanggal 28 April 2009, yang terdiri dari:
 
1. Badan Pendiri, Bapak Drs. H. Adriansyah
 
2. Badan Pelaksana Harian. Bapak Drs. H. Atmari,
Baris 76:
3. Sekretaris,  Drs. Sihabuddin Chalid, M.M.Pd
 
4. Bendahara, Hj. Marlia Adriana, ST, MT.
 
5. Badan Pengawas Bapak H. Sudaryana, S.Sos, MM.  dan H. Hasbullah Mahlan, S.Sos.
 
Diusulkan kembali seluruh persyaratan dokumen pada tanggal 30 April 2009 ke Dirjen Dikti, yang langsung disampaikan oleh Bupati bersama Rektor ULM Prof. Rasmadi, Ms., Pengurus Yayasan Drs. H. Atmari, serta Tim ''taskforce'' Pendirian Politeknik Tanah Laut Drs. H. Sihabuddin Chalid, MMPd. dan Jamaluddin M.Pd. Pada tanggal 14 Juli 2009 mendapatkan balasan surat dari Dirjen Dikti oleh Direktur Akademik Ibu Dr. Illah Sailah untuk meminta perbaikan dan melengkapi beberapa kekurangannya, dengan pengusulan nama Politeknik Tanah Laut (Politala). Dalam rangka mensosialisasikan dengan para ''stakeholder'' dilakukan ''launching'' Pembukaan Program Studi, tepat pada tanggal 14 Agustus 2009. Guna mempercepat proses perizinan, maka dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Prof. Dr. Ir. Gt Muhammad Hatta, MS, sebagai Wakil Rektor ULM Bidang Akademik di lokasi Desa Panggung. Revisi akhir dari Studi Kelayakan, dilakukan oleh 6 orang tim revisi, yaitu:
 
1.   Dr. Ir. Hesty Heryani, M.Si
Baris 86:
2.   Drs. Sihabuddin Chalid, M.M.Pd
 
3.   Ir, Riyadi,
 
4.   Ir. Fitriannoor,
 
5.   Jamaluddin, M.Pd,
 
6.   Hadriansyah, S.Sos,
 
Pada tanggal 25 September 2009 telah diterbitkan surat izin operasional dengan No. 150/DO/Dikti/2009, yang ditandatangani oleh Dirjen Dikti Dr. Pasli Jalal, maka lahirlah izin operasional pembukaan program studi pada Politeknik Tanah Laut, yang semula dinamai Politeknik  Industri Tanah Laut. Direktur Politala pertama dijabat oleh Drs. Sihabuddin Chalid, M.M.Pd yaitu dari tanggal 25 September 2009 sampai dengan tanggal 2 Pebruari 2011.
 
Beberapa donatur yang pertama kali memberikan dana ''Community Social'' ''Responsibility'' (CSR), adalah PT. Arutmin Indonesia, PT. Amanah Anugerah Adhimulia, PT. Surya Sakti Dharma Kencana, PT. Multiphala Agrinusa, dan PT. Indofood Sukses Makmur. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan gedung pertama Lantai I.
Baris 100:
Penegerian Politala diusulkan oleh Direktur Politala kedua, Rina Pebriana, SE.  M.Comm. Setelah melalui beberapa visitasi oleh Dirjen Dikti akhirnya pada tanggal 26  Pebruari 2014, Politala dinegerikan melalui Surat Keputusan Kemdikbud. Dengan terbitnya Permendikbud No.16 Tahun 2014. Selanjutkan pada tanggal 3 April 2014, secara resmi Presiden RI Dr Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Politeknik Tanah Laut menjadi Politeknik Negeri Tanah Laut. Pada tanggal 14 Agustus 2014, Drs. Sihabuddin Chalid, M.M.Pd. dilantik menjadi Direktur Politeknik Negeri Tanah Laut oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhammad Nuh, DEA.
 
Politala memiliki visi ”Menjadi Politeknik Terdepan dalam Pengembangan Ketrampilan, Pengetahuan dan Industri” (''Be a leading in developing skill, knowledge and industry''). Pada tanggal 1 Mei  2015 Politala telah mendapatkan akreditasi B oleh Badan Akreditasi Nasional  Perguruan Tinggi (BAN PT).
 
Akhirnya untuk mencapai tujuan besar mencetak generasi bangsa yang unggul, maka harus tetap istiqamah, memiliki motivasi, berdaya juang tinggi, dan memiliki ''teamwork'' yang solid, agar Politala menjadi sebuah Perguruan Tinggi yang unggul, untuk Tanah Laut maju, Indonesia Jaya.