Kain tenun Nagekeo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tino Mite (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Perbaikan bahasa, tag refimprove
Baris 1:
{{refimprove}}
Nagekeo merupakan Kabupatan, dengan ibukotanya Mbay terletak di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
'''Kain Tenun Nagekeo''' merupakan kain tenun khas yang berasal dari Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Kain Tenun Nagekeo memiliki dua macam proses tenun yakni proses pete (ikat) dan proses wo’i (sulaman). Proses tersebut akan menghasilkan pola pada bahan tenun.
 
== Warna ==
Kain tenun Nagekeo diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur pada generasi penerus sebagai ahli waris dan sekaligus menjaga, memelihara dan menjadi nilai budaya dalam kegiatan adat pada ritual-ritual adat dibeberapa wilayah tersebut.
KainWarna pada kain tenun untuk Wanita,wanita didominasi oleh warna hitam, putih dan merah dengan motif atau corak bunga-bunga. SedangkanSementara warna pada kain tenun untuk Pria, didominasi warna hitam dengan motif/corak belah ketupat warna kuning.
 
Secara tradisional, pewarna pada kain tenun berasal tanamam perdu yang disebut tarum (talu dalam bahasa Keo atau taru dalam bahasa Ende). Daun Tarum menghasilkan warna biru indigo atau biru gelap. Untuk warna kuning diperoleh dari akar atau batang pohon mengkudu (kembo atau kaju kune dalam bahasa setempat) . Akar dan batang dari pohon mengkudu dipotong kecil yang kemudian direbus dan direndam bersama benang. Hasilnya warna kuning kemerahan atau jingga.
Di Nagekeo berkembang dua macam proses tenun. Proses pete (ikat) dan proses wo’i (sulaman). Pete dan wo’i adalah cara membuat pola pada bahan tenun. Duka bay (ragi bay) dan duka tonggo terkenal dengan pola-pola wajit dan matahari  berwarna kuning dan merah menyala diatas dasar hitam atau biru legam.
Warna dan Motif
 
== Proses tenun ==
Suku Nage Keo menghasilkan tenunan yang menampilkan motif bintik-bintik kecil dari teknik ikat pembentuk motif floral. Jalur ikat ini dikombinasikan dengan jalur-jalur kecil lain berwarna putih, merah, dan biru polos.
Kain tenunTenun Nagekeo terdiri dari 3 jenis, yaitu Hoba Nage, Ragi Woi dan Dawo. Orang Keo Tengah menyebut ketiga jenis kain ini dengan Dawo Nangge, Duka Wo’i dan Dawo Ende.
 
TenunHoba Nage atau Dawo Nangge merupakan kain tenun ikat nagekeoyang dibuat dengan ikatan tali pada benang kemudian dicelup dalam campuran warna sebelum ditenun. Tenunan ini berasal dari wilayah sekitar Boawae. Kain tenun jenis ini memiliki motif dan ragam hias geometris kecil disebut Hoba berwarnadengan warna dasar coklat atau hitam dengan motif dan ragam hias geometris yang kontras diatasnya. Hoba dari nagekeoNagekeo ini dibagiterbagi atasdari berikut:
Kain tenun untuk Wanita, didominasi warna hitam, putih dan merah dengan motif atau corak bunga-bunga. Sedangkan kain tenun untuk Pria, didominasi warna hitam dengan motif/corak belah ketupat warna kuning.
 
* Hoba angi mite, seluruh sarung berwarna hitam diselingi beberapa garis berwarna biru
Tenun Nagekeo (http://nagekeopos.blogspot.com)
* Hoba angi woi sa wisa, seluruh sarung berwarna hitam diselingi hiasan berwarna merah,biru dan motif hiasan tertentu.
* Angi woi toto pata, seluruh sarung berwarna hitam dengan diberi hiasan tertentu.
 
Pola pada Ragi Wo’i atay Duka Wo’i dibuat pada proses menenun. Benang warna disisipkan seperti menyulam pada saat menenun. Untuk Ragi atau Duka yang berasal dari wilayah Mbay disebut Duka Bay atau Ragi Bay. Sementara untuk kain yangberasal dari pesisir selatan di Tonggo, Maunura, Maundai, Mauromba disebut Duka Tonggo.. Untuk Ragi dan Duka umumnya memiliki pola-pola wajik dan matahari berwarna kuning dan merah menyala diatas dasar hitam atau biru legam
Pembuatan Warna
 
Ketika belum ada zat pewarna kimia, orang kampung menggunakan tanam perdu yang disebut tarum (talu dalam bahasa Keo) atau taru dalam bahasa Ende. Daun Tarum menghasilkan warna biru gelap (indigo blue) atau hitam kebiruan, berwana biru tua (deep blue).
 
Untuk warna terang yaitu warna kuning diperoleh dari kembo atau kaju kune. Kembo atau kaju kune atau pohon mengkudu. Dan yang digunakan adalah akar pohonnya dan terkadang dahan atau batang pohonnya. Kayu-kayunya di dibelah dan dipotong kecil kemudian direbus dan direndam bersama benang. Hasilnya warna kuning kemerahan atau jingga.
 
Proses Penenunan
 
Kain tenun Nagekeo terdiri dari 3 jenis, yaitu Hoba Nage, Ragi Woi dan Dawo. Orang Keo Tengah menyebut ketiga jenis kain ini dengan Dawo Nangge, Duka Wo’i dan Dawo Ende.
 
Hoba Nage (Dawo Nagge)
 
Merupakan kain tenun ikat. Disebut tenun ikat karena pola kain dibuat dengan ikatan tali pada benang kemudian dicelup dalam campuran warna sebelum ditenun. Pola tenun dan warna sangat khas. Tenunan ini berasal dari wilayah sekitar Boawae.
 
Motif dan Ragam
 
Tenun ikat nagekeo dengan motif dan ragam hias geometris kecil disebut Hoba berwarna dasar coklat atau hitam dengan motif dan ragam hias geometris yang kontras diatasnya. Hoba dari nagekeo ini dibagi atas :
 
Hoba angi mite, seluruh sarung berwarna hitam diselingi beberapa garis berwarna biru
Hoba angi woi sa wisa, seluruh sarung berwarna hitam diselingi hiasan berwarna merah,biru dan motif hiasan tertentu.
Angi woi toto pata, seluruh sarung berwarna hitam dengan diberi hiasan tertentu.
 
Ragi Wo’i (Duka Wo’i)
 
Orang pantai Keo Tengah menyebutnya duka wo’i pembuatan pola dilakukan pada saat tenun. Benang warna di sisipkan seperti menyulam pada saat menenun. Ragi atau duka sering disebut duka Bay atau ragi Bay untuk hasil tenunan yang berasal dari wilayah Mbay dan Duka Tonggo untuk tenunan yang berasal dari pesisir selatan di Tonggo, Maunura, Maundai, Mauromba.<ref>{{Cite web|url=https://gpswisataindonesia.info/2019/03/kain-tenun-nagekeo-nusa-tenggara-timur/|title=Kain Tenun Nagekeo Nusa Tenggara Timur|last=admin|first=BonBon|date=20|website=Kain Tenun Nagekeo|language=en-US|access-date=2019-08-20}}</ref>