Perang dagang Jepang–Korea Selatan 2019: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 97:
Perusahaan Jepang sangat terpukul akibat kebijakan pembatasan ekspor yang kemudian dibalas oleh boikot masyarakat Korsel terhadap produk Jepang, hal ini bisa dilihat dari penjualan beberapa perusahaan Jepang yang rontok akibat hal itu.
 
Dalam industri otomotif, Penjualan mobil Jepang di Korea Selatan rata-rata menyusut pada bulan Juli. berdasarkan data Asosiasi Pemasok dan Distributor Otomotif Korea (KAIDA) menunjukkan bahwa penjualan [[Toyota]] turun 32%, sedangkan Penjualan Mobil [[Honda]] turun 34%. Kemudian Penjualan mobil Lexus, yang merupakan merek impor terbesar ketiga di Korea Selatan setelah Mercedes dan BMW juga mengalami penurunan penjualan sebanyak 25% dari bulan sebelumnya meski masih naik 33% dari tahun sebelumnya.<ref>{{Cite web|title=Kena Aksi Boikot, Penjualan Mobil Jepang di Korsel Merosot|url=https://kumparan.com/@kumparanbisnis/kena-aksi-boikot-penjualan-mobil-jepang-di-korsel-merosot-1rben2n3OOA|work=Kumparan|date=5 Agustus 2019}}</ref> Honda dan Toyota enggan berkomentar atas hal ini.<ref>{{Cite web|title=Hubungan memanas, penjualan mobil Jepang di Korea Selatan anjlok|url=https://internasional.kontan.co.id/news/hubungan-memanas-penjualan-mobil-jepang-di-korea-selatan-anjlok|work=Kontan|date=5 Agustus 2019}}</ref> Tetapi perusahaan otomotif Jepang khawatir bahwa penurunan ini masih berlanjut di bulan Agustus.
 
Uniqlo, yang memiliki 190 toko yang ada di Korea Selatan, melaporkan bahwa penjualan produk-produk di negaranya menurun tajam setelah adanya aksi pemboikotan oleh Masyarakat Korea Selatan. Namun pemilik Uniqlo, Fast Retailling menolak untuk menyebut besaran nilainya.<ref>{{Cite web|title=Penjualan Uniqlo Anjlok di Korsel|url=http://www.koran-jakarta.com/penjualan-uniqlo-anjlok-di-korsel/|work=Koran Jakarta|date=10 Agustus 2019}}</ref>