Megalodon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
HaEr48 (bicara | kontrib)
→‎Mangsa: copyedit
Baris 1.003:
=== Mangsa ===
[[Berkas:Meg bitten cetacean vertebra.jpg|jmpl|[[Vertebra]] paus dengan bekas gigitan megalodon]]
Hiu pada umumnya adalah hewan yang oportunistik, yaitu mendapatkan nutrisi dari berbagai sumber. Walaupun begitu, besar tubuh megalodon, kecepatan berenangnya yang tinggi, rahangnya yang kuat, dan gigi yang tajam menunjukkan bahwa hiu ini merupakan [[predator puncak]] yang mampu memangsa berbagai jenis hewan. Kemungkinan hewan ini merpakan salah satu predator terkuat yang pernah ada.<ref name="G" />{{rp|71–75}}<ref name="GWB" /> Penelitian terhadap [[isotop kalsium]] pada hiu dan [[pari]] dari subkelas ''[[Elasmobranchii]]'' (yang sudah punah maupun yang masih ada) menunjukkan bahwa megalodon berada pada tingkatan trofik yang lebih tinggi daripada hiu putih saat ini, atau dalam kata lain posisi megalodon di [[rantai makanan]] lebih tinggi.<ref name="Martin2015">{{cite journal|last1= Martin|first1= J. E.|last2= Tacail|first2=T.|last3=Sylvain|first3=A.|last4=Catherine|first4= G.|last5= Vincent|first5= B.|title=Calcium isotopes reveal the trophic position of extant and fossil elasmobranchs|journal=Chemical Geology|year=2015|pages= 118–125 |doi=10.1016/j.chemgeo.2015.09.011|volume=415|bibcode= 2015ChGeo.415..118M}}</ref>
 
Bukti fosil menunjukkan bahwa megalodon memangsa banyak [[cetacea]], seperti lumba-lumba dan paus.<ref name=prothero /><ref name="collareta" /><ref name="WGWS">{{cite journal|last=Morgan|first=Gary S.|title=Whither the giant white shark?|url=https://www.priweb.org/files/pubtext/item_pdf_289.pdf|journal=Paleontology Topics|year=1994|volume=2|issue=3|pages=1–2|deadurl=yes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160722045756/https://www.priweb.org/files/pubtext/item_pdf_289.pdf|archivedate=22 Juli 2016|df=}}</ref> Selain itu, mereka juga memburu [[anjing laut]], [[sirenia]], dan penyu besar.<ref name="GTWT" /> Hiu ini tidak hanya oportunistik, tetapi juga merupakan pemakan ikan, termasuk ikan-ikan yang lebih kecil dan hiu-hiu lainnya.<ref name=prothero>{{cite book|url={{google books|plainurl=yes|id=QjkjBQAAQBAJ|page=96}}|first=D. R.|last=Prothero|year=2015|title=The Story of Life in 25 Fossils|chapter=Mega-Jaws|publisher=[[Columbia University Press]]|location=New York, New York|pages=96–110|isbn=978-0-231-17190-8|oclc=897505111}}</ref> Banyak tulang paus yang ditemukan dengan luka yang dalam, yang kemungkinan dihasilkan oleh gigitan megalodon.<ref name="G" />{{rp|75}}<ref name="GWS" /> Berbagai kegiatan penggalian telah menemukan gigi megalodon yang terletak di dekat sisa-sisa paus yang telah digigit,<ref name="G" />{{rp|75}}<ref name="C" />
Baris 1.015:
Megalodon hidup sezaman dengan [[paus bergigi|paus-paus bergigi]], khususnya [[paus sperma makroraptorial]] yang mungkin juga menjadi predator puncak, sehingga mereka pun saling bersaing.<ref name="LV" /> Beberapa dari antara mereka berevolusi hingga memiliki ukuran tubuh raksasa, seperti ''[[Livyatan]]'' dengan panjang yang berkisar antara 13,5 hingga 17,5 m. Pada kala [[Miosen|Miosen Akhir]] (sekitar 11 juta tahun yang lalu), keberlimpahan dan keanekaragaman cetacea makroraptorial mengalami penurunan. Cetacea-cetacea predator lainnya mulai muncul pada kala Pliosen untuk mengisi kekosongan ekologi ini.<ref name="LV" /><ref name="OO">{{Cite journal|last=Heyning|first=John|last2=Dahlheim|first2=Marilyn|title=''Orcinus orca''|journal=Mammalian Species|volume=304|issue=304|pages=1–9|year=1988|url=http://www.science.smith.edu/departments/Biology/VHAYSSEN/msi/pdf/i0076-3519-304-01-0001.pdf|doi=10.2307/3504225|jstor=3504225|deadurl=yes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20101205083613/http://www.science.smith.edu/departments/Biology/VHAYSSEN/msi/pdf/i0076-3519-304-01-0001.pdf|archivedate=5 Desember 2010|df=}}</ref> Contohnya adalah [[Orcinus citoniensis|paus-pembunuh kuno]] ''Orcinus citoniensis'' yang mungkin merupakan predator berkelompok yang mengincar mangsa yang lebih besar,<ref name="C" /><ref>{{Cite journal|last=Bianucci|first=Giovanni|last2=Walter|first2=Landini|title=Killer sperm whale: a new basal physeteroid (Mammalia, Cetacea) from the Late Miocene of Italy|journal=Zoological Journal of the Linnean Society|volume=148|issue=1|pages=103–131|year=2006|doi=10.1111/j.1096-3642.2006.00228.x}}</ref> tetapi terdapat kemungkinan bahwa ''O. citoniensis'' berspesialisasi dalam memakan ikan dan cumi-cumi dan bukan mamalia laut.<ref>{{cite journal|url=https://www.researchgate.net/profile/Giovanni_Bianucci/publication/244994854_Hemisyntrachelus_cortesii_Cetacea_Delphinidae_from_the_Pliocene_sediments_of_Campore_Quarry_Salsomaggiore_Terme_Italy/links/5631e95c08ae506cea679f1d/Hemisyntrachelus-cortesii-Cetacea-Delphinidae-from-the-Pliocene-sediments-of-Campore-Quarry-Salsomaggiore-Terme-Italy.pdf|first=G.|last=Bianucci|year=1997|title=''Hemisyntrachelus cortesii'' (Cetacea, Delphinidae) from the Pliocene Sediments of Campore Quarry (Salsomaggiori Terme, Italy)}}</ref>
 
Bukti-bukti fosil menunjukkan bahwa spesies-spesies hiu besar lainnya (seperti hiu putih) menanggapi tekanan kompetisi dari megalodon dengan menghindari wilayah yang dihuni oleh hiu tersebut dan lebih banyak berkeliaran di perairan yang dingin. Apabila mereka berada di wilayah yang saling bertumpang tindih (seperti [[Baja California]] pada kala Pliosen), kemungkinan megalodon dan hiu putih berada di wilayah tersebut pada waktumusim yang berbeda untuk mengincar mangsa yang jugamemiliki jadwal [[Migrasi hewan|migrasi]] berbeda.<ref name="G" />{{rp|77}}<ref>{{cite web|title=Paleoecology of Megalodon and the White Shark|url=http://www.elasmo-research.org/education/evolution/paleoecology.htm|publisher=Biology of Sharks and Rays|accessdate=1 Oktober 2017}}</ref> Terdapat pula kemungkinan bahwa megalodon memiliki kecenderungan [[kanibalisme]] seperti hiu-hiu pada zaman modern.<ref>{{Cite journal|last1=Tanke|first1=Darren|last2=Currie|first2=Philip|title=Head-Biting Behaviour in Theropod Dinosaurs: Paleopathological Evidence|journal=Gaia N°15|page=168|year= 1998|url=http://www.arca.museus.ul.pt/ArcaSite/obj/gaia/MNHNL-0000781-MG-DOC-web.PDF}}</ref>
 
=== Strategi berburu ===
Hiu seringkali menggunakan strategi berburu yang rumit untuk menangkap mangsa yang besar. Kemungkinan terdapat kemiripan antara hiu putih dengan megalodon terkait dengan cara mereka memburu mangsa-mangsa besar.<ref name=godfrey2005>{{cite journal|url=http://www.vmnh.net/content/File/Research_and_Collections/Jeffersoniana_Number_16.pdf|first=S. J.|last=Godfrey|first2=J.|last2=Altman|year=2005|title=A Miocene Cetacean Vertebra Showing a Partially Healed Compression Factor, the Result of Convulsions or Failed Predation by the Giant White Shark, ''Carcharodon megalodon''|journal=Jeffersoniana|number=16|pages=1–12}}</ref> Namun, bekas gigitan megalodon yang telah ditemukan di fosil-fosil paus juga menunjukkan bahwa strategi megalodon dalam memburu mangsa-mangsa basar tidak sepenuhnya sama dengan hiu putih.<ref name=prothero />
 
SpesimenSebuah spesimen [[paus balin]] prasejarah (dari [[takson]] yang tidak diketahui pada kala Miosen dengan panjang 9 m) telah dimanfaatkan untuk menyelidiki bagaimana megalodon menyerang mangsanya. Tidak seperti hiu putih yang menyerang bagian yang lunak di perut mangsa, megalodon menyerang jantung dan paru-paru, dan gigi mereka yang tebal mampu mengoyak mangsanya hingga menembus tulang yang keras, seperti yang terlihat dari bekas gigitan di rusuk dan tulang-tulang keras lainnya pada spesimen paus.<ref name=prothero /> Selain itu, pola serangan megalodon juga berbeda-beda, tergantung pada besar tubuh mangsanya. Peninggalan fosil beberapa cetacea kecil menunjukkan bahwa mereka dihantam dengan gaya yang begitu besar dari bawah sebelum akhirnya dibunuh dan dimakan, seperti yang bisa dilihat dari bekas [[fraktur kompresi vertebral]].<ref name=godfrey2005 />
 
Pada kala Pliosen, muncul cetacea yang lebih besar.<ref name="Deméré 2005">{{cite journal|last1=Deméré|first1=Thomas A.|last2=Berta| first2=Annalisa|last3=McGowen|first3=Michael R.|year=2005|title=The taxonomic and evolutionary history of fossil and modern balaenopteroid mysticetes| journal=Journal of Mammalian Evolution|volume=12|issue=1/2|pages=99–143|doi=10.1007/s10914-005-6944-3}}</ref> Megalodon tampaknya semakin memutakhirkan strategi berburunya agar dapat bersaing denganmemangsa paus-paus besar ini. Beberapa tulang sirip yang telah mengalami fosilisasi (seperti segmen-segmen [[sirip pektoral]]) dan vertebra [[Daftar istilah anatomi#Istilah untuk perbandingan|kaudal]] paus-paus besar dari kala Pliosen memiliki bekas gigitan megalodon; hal ini menyiratkan bahwa megalodon mungkin mencoba melumpuhkan paus besar dengan mengoyak atau mencabik siripnya dan kemudian membunuhnya dan memangsanya.<ref name="GWB" /><ref name=prothero />
 
=== Tempat kelahiran dan pertumbuhan ===
Baris 1.032:
== Kepunahan ==
=== Perubahan iklim ===
Pada saat megalodon masih mengarungi lautan, Bumi mengalami berbagai perubahan yang berdampak terhadap kehidupan di laut. Pendinginan yang mulai terjadi pada kala Oligosen sekitar 35 juta tahun yang lalu akhirnya berujung pada glasiasi di wilayah kutub. Peristiwa-peristiwa geologis mengubah arus dan [[Presipitasi (meteorologi)|presipitasi]]; salah satu dari peristiwa tersebut adalah tertutupnya [[Jalur Laut Amerika Tengah]] dan perubahan di [[Samudra Tethys]] yang turut bersumbangsihberperan terhadapmendinginkan pendinginan samudralautan. Akibat terhentinya [[Arus Teluk]], air yang kaya akan [[nutrien]] tidak dapat menjangkau ekosistem laut, sehingga sumber makanan megalodon pun terkena imbasnya. Hewan ini tidak tersebar di perairan yang dingin dan mereka mungkin tidak mampu mempertahankan panas metabolis yang cukup, sehingga wilayah persebaran mereka pun semakin menyusut akibat pendinginan lautan.<ref name=elasmo>{{cite web|url=http://www.elasmo-research.org/education/evolution/megalodon_extinction.htm|title=The Extinction of Megalodon|publisher=Biology of Sharks and Rays|accessdate=31 Agustus 2017}}</ref><ref name="WGWS" /><ref name="LNOC" /> (walaupun hal ini masih dipertentangkan, lihat di bawah) Bukti fosil menunjukkan bahwa megalodon tidak lagi ditemukan di perairan yang mengalami pendinginan secara signifikan pada kala Pliosen.<ref name="G" />{{rp|77}} Sementara itu, fluktuasi permukaan laut terbesar pada masa [[Senozoikum]] berlangsung pada [[Plio-Pleistosen]] sekitar 5 juta hingga 12 ribu tahun yang lalu; fluktuasi ini disebabkan oleh meluasnya gletser di kutub, yang sangat berdampak terhadap lingkungan pesisir, dan hal ini mungkin menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kepunahan megalodon dan megafauna laut lainnya.<ref name=griffin2017 /> Perubahan ini (terutama penurunan permukaan laut) mungkin juga mengurangi perairan air hangat yang dangkal. Perairan semacam ini sangat dibutuhkan oleh anak megalodon, alhasil reproduksi pun terhambat.<ref name=elasmo />
 
Namun, hasil analisis terhadap persebaran megalodon menunjukkan bahwa perubahan suhu tidak berdampak langsung terhadap kepunahannya. Persebaran megalodon pada kala Miosen dan Pliosen tidak berkorelasi dengan tren pemanasan dan pendinginan; walaupun keberlimpahan dan persebaran megalodon mengalami kemunduran pada kala Pliosen, megalodon terbukti mampu menghuni perairan di lintang yang lebih dingin. Mereka dapat ditemukan di perairan dengan rata-rata suhu yang berkisar dari 12 hingga 27&nbsp;°C, dengan rentang suhu secara keseluruhan sebesar 1 hingga 33&nbsp;°C, sehingga menyiratkan bahwa cakupan habitat yang sesuai untuk megalodon seharusnya tak terlalu terdampak oleh perubahan suhu.<ref name="Pimiento2016" /> Hal ini sesuai dengan kemungkinan bahwa hewan ini bersifat [[mesotermik]].<ref name="Ferrón2017" />
Baris 1.038:
=== Perubahan ekosistem ===
[[Berkas:Piscobalaena nana.jpg|jmpl|Kepunahan megalodon mungkin berkorelasi dengan kepunahan spesies-spesies [[paus balin]] kecil, seperti ''[[Piscobalaena nana]]''.<ref name=collareta2017 />]]
Keanekaragaman mamalia laut mencapai puncaknya pada kala Miosen,<ref name="G" />{{rp|71}} misalnya paus balin yang memiliki lebih dari dua puluh [[genus]], sementara pada zaman modern hanya ada enam.<ref>{{Cite journal|author1=Dooly A.C. |author2=Nicholas C. F. |author3=Luo Z. X. |title=The earliest known member of the rorqual—gray whale clade (Mammalia, Cetacea)|year= 2006|journal=Journal of Vertebrate Paleontology|volume=24|issue=2|pages=453–463|jstor=4524731|doi=10.1671/2401}}</ref> Keanekaragaman seperti ini memungkinkan keberadaan predator besar seperti megalodon.<ref name="G" />{{rp|75}} Pada akhir kala Miosen, banyak spesies paus balin yang mengalami kepunahan;<ref name="LV" /> spesies yang mampu bertahan mungkin adalah perenang cepat, sehingga mereka lebih sulit untuk dimangsa.<ref name="H" />{{rp|46}} Selain itu, setelah tertutupnya Jalur Laut Amerika Tengah, keanekaragaman dan keberlimpahan paus tropis pun berkurang.<ref name="LNOC">{{Cite journal|last=Allmon|first=Warren D.|author2=Steven D. Emslie |author3=Douglas S. Jones |author4=Gary S. Morgan |title=Late Neogene Oceanographic Change along Florida's West Coast: Evidence and Mechanisms|journal=The Journal of Geology|volume= 104|issue=2|pages= 143–162|year=2006|doi= 10.1086/629811|bibcode=1996JG....104..143A}}</ref> Kepunahan megalodon berkorelasi dengan kepunahan paus-paus balin kecil, dan terdapat kemungkinan bahwa megalodon bergantung kepada paus-paus ini.<ref name="collareta" /> Selain itu, peristiwa kepunahan megafauna laut pada kala Pliosen telah mengakibatkan kemusnahan 36% semua spesies laut besar, termasuk 55% mamalia laut, 35% burung laut, 9% hiu, dan 43% penyu. Kepunahan ini berdampak terhadap hewan-hewan [[endotermik]] dan mesotermik alih-alih [[poikilotermik]], sehingga mungkin terdapat hubungan sebab-akibat antara berkurangnya persediaan makanan dengan kepunahan megalodon,<ref name=griffin2017>{{cite journal|url=https://www.nature.com/articles/s41559-017-0223-6.epdf|first=C.|last=Pimiento|first2=J. N.|last2=Griffin|first3=C. F.|last3=Clements|first4=D.|last4=Silvestro|first5=S.|last5=Varela|first6=M. D.|last6=Uhen|first7=C.|last7=Jaramillo|year=2017|title=The Pleistocene Marine Megafauna Extinction and its Impact on Functional Diversity|journal=Nature Ecology and Evolution|volume=1|issue=8|pages=1100–1106|doi=10.1038/s41559-017-0223-6|pmid=29046566}}</ref> dan hal ini pun sesuai dengan kemungkinan bahwa megalodon adalah hewan mesotermik.<ref name="Ferrón2017" /> Pendinginan samudra pada kala Pliosen mungkin juga membuat megalodon tidak dapat memasuki perairan kutub, sehingga mereka tidak dapat memangsa paus-paus besar yang telah bermigrasi ke sana.<ref name="LNOC" />
 
Persaingan dengan superpredator baru (seperti paus sperma makropredatori yang muncul pada kala Miosen, serta paus pembunuh dan hiu putih pada kala Pliosen)<ref name="LV" /><ref name="OO" /><ref name="Portugal">{{Cite journal|last=Antunes|first=Miguel Telles|first2=Ausenda Cáceres|last2=Balbino|title=The Great White Shark ''Carcharodon carcharias'' (Linne, 1758) in the Pliocene of Portugal and its Early Distribution in Eastern Atlantic|journal=Revista Española de Paleontología|volume=25|issue=1|pages=1–6|year=2010|url=http://recyt.fecyt.es/index.php/REP/article/viewFile/11488/7741}}</ref> mungkin juga telah bersumbangsihberperan terhadapdalam penurunan populasi dan kepunahan megalodon.<ref name="Pimiento2016" /><ref name="H" />{{rp|46–47}}<ref name=elasmo /> Rekaman fosil menunjukkan bahwa cetacea pemakan paus biasanya muncul di perairan di lintang tinggi pada kala Pliosen, sehingga terdapat kemungkinan bahwa mereka dapat bertahan di perairan yang semakin mendingin; namun, mereka juga dapat ditemui di perairan tropis, seperti ''Orcinus'' sp. di Afrika Selatan.<ref name="OO" />
 
Kepunahan megalodon sendiri juga mengubah komunitas laut. Rata-rata besar tubuh paus balin membesar setelah kemusnahan megalodon, walaupun hal ini mungkin juga dipicu oleh sebab-sebab lain yang terkait dengan iklim.<ref name="Slater2017">{{cite journal|last1= Slater|first1=G. J.|last2= Goldbogen|first2=J. A.|last3= Pyenson|first3=N. D.|title= Independent evolution of baleen whale gigantism linked to Plio-Pleistocene ocean dynamics|journal= Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences|volume= 284|issue= 1855|year= 2017|page= 20170546|doi= 10.1098/rspb.2017.0546|pmc=5454272|pmid=28539520}}</ref> Di sisi lain, perbesaran tubuh paus balin mungkin juga telah bersumbangsihberperan terhadapdalam kepunahan megalodon, karena megalodon lebih memilih paus yang lebih kecil; bekas-bekas gigitan yang telah ditemukan pada paus-paus besar mungkin berasal dari hiu pemakan bangkai. Kepunahan megalodon mungkin memang terkait dengan kepunahan spesies-spesies paus yang lebih kecil, seperti ''[[Piscobalaena|Piscobalaena nana]]''.<ref name=collareta2017>{{cite journal|first=A.|last=Collareta|first2=O.|last2=Lambert|first3=W.|last3=Landini|first4=G.|last4=Bianucci|year=2017|title=Did the giant extinct shark ''Carcharocles megalodon'' target small prey? Bite marks on marine mammal remains from the late Miocene of Peru|journal=Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology|volume=469|pages=84–91|doi=10.1016/j.palaeo.2017.01.001}}</ref> Kepunahan megalodon juga berdampak positif terhadap predator puncak lainnya, seperti hiu putih yang kadang-kadang menyebar ke perairan yang pernah menjadi wilayah megalodon.<ref name="Pimiento2016" /><ref name="Portugal" /><ref name="Sylvain2010">{{Cite journal|last=Sylvain|first= Adnet|author2=A. C. Balbino |author3=M. T. Antunes|author4=J. M. Marín-Ferrer|title=New fossil teeth of the White Shark (''Carcharodon carcharias'') from the Early Pliocene of Spain. Implication for its paleoecology in the Mediterranean |journal=Neues Jahrbuch für Geologie und Paläontologie|volume= 256|issue=1|pages= 7–16|year=2010|doi= 10.1127/0077-7749/2009/0029}}</ref>
 
== Dalam kebudayaan populer ==