Edward II dari Inggris: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 143:
Pascakekalahan Inggris dalam Pertempuran Bannockburn, Earl Lancaster dan Earl Warwick melihat pengaruh politikn mereka meningkat naik, sehingga mereka pun mendesak Edward untuk memberlakukan kembali Ordinansi tahun 1311.<ref>{{harvnb|Phillips|2011|pp=239, 243}}</ref> Earl Lancaster menjadi kepala [[majelis istana]] pada tahun 1316, dan berjanji akan melaksanakan Ordinansi melalui panitia pembaharu yang baru, tetapi tampaknya ia mengundurkan diri tak lama kemudian, mungkin lantaran ketidaksepahaman di antara para baron, dan mungkin pula karena alasan kesehatan.<ref>{{harvnb|Phillips|2011|pp=246, 267, 276}}; {{harvnb|Haines|2003|p=104}}</ref> Earl Lancaster menolak bertemu dengan Edward di parlemen sampai dua tahun kemudian, sehingga menghambat penyelenggaraan pemerintahan. Keadaan ini memustahilkan segala macam rencana untuk kembali memerangi Skotlandia sekaligus memunculkan kekhawatiran akan pecahnya perang saudara.<ref>{{harvnb|Phillips|2011|pp=280, 282–283, 294}}; {{harvnb|Tebbit|2005|p=205}}</ref> Sesudah melewati perundingan panjang, yang sekali lagi terselenggara berkat jasa Earl Pembroke, Edward dan Earl Lancaster akhirnya sepakat menandatangani [[Traktat Leake]] pada bulan Agustus 1318, yang berisi pernyataan penganugerahan pengampunan kepada Earl Lancaster beserta kubunya, serta pembentukan majelis istana yang baru. Traktat Leake mampu merukunkan kedua belah pihak untuk sementara waktu.<ref>{{harvnb|Phillips|2011|pp=308, 330}}; {{harvnb|Haines|2003|p=112}}</ref>
Kesukaran-kesukaran yang dihadapi Edward kian diperberat oleh masalah berkepanjangan di bidang pertanian, yang tidak lepas dari fenomena besar di kawasan utara Eropa, yakni [[Bencana Kelaparan Besar 1315–17|Bencana Kelaparan Besar 1315-1317]]. Permasalahan ini berawal dari hujan-hujan lebat menjelang akhir tahun 1314, disusul musim dingin parah dan hujan-hujan deras pada musim semi yang menewaskan sejumlah besar lembu dan biri-biri. Cuaca buruk terus berlanjut nyaris tanpa jeda sampai tahun 1321, sehingga mengakibatkan gagal panen.<ref>{{harvnb|Jordan|1996|p=171}}; {{harvnb|Phillips|2011|pp=252–253}}</ref> Pendapatan dari ekspor wol merosot tajam, sementara harga bahan pangan melambung tinggi, kendati pemerintah berusaha keras mengendalikan harga barang.<ref>{{harvnb|Jordan|1996|p=171}}; {{harvnb|Phillips|2011|p=253}}</ref> Edward mengimbau para penimbun bahan pangan untuk membuka lumbung-lumbung mereka, serta berusaha memulihkan kegiatan dunia usaha di dalam negeri dan mengimpor gandum, kendati hanya kecil manfaatnya.<ref>{{harvnb|Jordan|1996|pp=172–174}}</ref> Perintah memasok barang untuk kepentingan istana, yang dikeluarkan selagi bencana kelaparan masih bersangsung, hanya membuat ketegangan kian meningkat.<ref>{{harvnb|Ormrod|2011|pp=16–17}}</ref>
Bencana kelaparan dan kebijakan Skotlandia dipandang sebagai hukuman ilahi, and complaints about Edward multiplied, one contemporary poem describing the "Zaman Angkara Murka Edward II".<ref>{{harvnb|Rubin|2006|pp=17, 36}}; {{harvnb|Phillips|2011|p=328}}</ref> Many criticised Edward's "tidak cakap" dan ignoble interest in rural pursuits.<ref>{{harvnb|Phillips|2011|p=277}}</ref> In 1318, a mentally ill man named [[John of Powderham]] appeared in Oxford, claiming that he was the real Edward II, and that Edward was a [[changeling]], swapped at birth.<ref>{{harvnb|Haines|2003|pp=43–44}}</ref> John was duly executed, but his claims resonated with those criticising Edward for his lack of regal behaviour and steady leadership.<ref>{{harvnb|Haines|2003|pp=43–44}}; {{harvnb|Childs|1991|pp=160–162}}</ref> Opposition also grew around Edward's treatment of his royal favourites.<ref>{{harvnb|Tebbit|2005|p=201}}</ref>
|