Reformasi Katolik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot: Mengganti Vulgata.jpg dengan Vulgata_Sixtina.jpg |
k bentuk baku |
||
Baris 47:
Tarekat-tarekat religius yang baru merupakan salah satu bagian fundamental dari reformasi-reformasi yang dilakukan. Tarekat-tarekat seperti [[Ordo Saudara Dina Kapusin|Kapusin]], [[Karmelit Tak Berkasut]], [[Agustinian Tak Berkasut]], [[Kongregasi Feuilan|Feuilan]] Sistersien, [[Ursulin]], [[Teatin]], [[Barnabit]], [[Serikat Oratorian Neri|Oratorian]], dan khususnya [[Yesuit]], berkarya di paroki-paroki pedesaan dan menjadi contoh-contoh pembaruan Katolik.
Tarekat Teatin melakukan pengamatan seputar penyebaran bidah dan memberikan kontribusi dalam regenerasi kaum klerus. Tarekat Kapusin, salah satu cabang tarekat [[Fransiskan]] yang dikenal karena pewartaan dan perawatan yang mereka lakukan bagi kaum miskin dan sakit, berkembang dengan pesat. Kelompok-kelompok persaudaraan Kapusin memberi perhatian khusus pada kaum miskin dan menjalani hidup dengan cara yang sangat sederhana. Adanya para anggota tarekat-tarekat yang terlibat aktif dalam perluasan misioner di luar negeri mengekspresikan pandangan bahwa paroki-paroki pedesaan
Tarekat Ursulin berfokus pada tugas khusus [[pendidikan perempuan|mendidik anak-anak perempuan]],<ref>{{en}} {{cite web|title=The Ursulines|url=http://www.newadvent.org/cathen/15228b.htm|publisher=Catholic Encyclopedia|accessdate=8 March 2015|quote=A religious order founded by St. Angela de Merici for the sole purpose of educating young girls}}</ref> menjadi tarekat wanita pertama yang mengabdikan diri untuk tujuan tersebut.<ref>{{en}} [[Philip Hughes (sejarawan Katolik)|Philip Hughes]] (1957), ''A Popular History of the Reformation'', 1960 reprint, Garden City, New York: Image Books, Ch. 3, "Revival and Reformation, 1495–1530", Sec. iii, "The Italian Saints", p. 86.</ref> Pembaktian diri pada karya-karya tradisional belas kasih memperlihatkan contoh penegasan kembali Reformasi Katolik akan makna penting [[iman dalam Kekristenan|iman]] dan [[perbuatan baik|perbuatan]], maupun [[keselamatan (Kristen)|keselamatan]] melalui rahmat Allah, serta penolakan terhadap prinsip ''[[sola scriptura]]'' yang ditekankan oleh mazhab-mazhab Protestan. Mereka dipandang tidak sekadar menjadikan Gereja lebih efektif, tetapi juga menegaskan kembali premis-premis fundamental dari Gereja Abad Pertengahan.
Baris 136:
Sepuluh tahun setelah dekret tersebut, [[Paolo Veronese]] dipanggil oleh [[Kongregasi Ajaran Iman|Inkuisisi Roma]] untuk menjelaskan mengapa lukisan ''Perjamuan Terakhir'' karyanya, lukisan besar yang menggambarkan [[refter]] suatu biara yang menurut pihak Inkuisisi berisikan "para badut, orang-orang Jerman yang mabuk, kurcaci-kurcaci, dan absurditas lainnya" serta latar dan kostum-kostum yang berlebihan, dalam suatu adegan yang sebenarnya merupakan versi fantasi dari suatu pesta aristokratis Venesia.<ref>{{en}} [http://www.efn.org/~acd/Veronese.html Transcript of Veronese's testimony]</ref> Veronese diberi tahu bahwa ia harus mengubah lukisannya dalam waktu tiga bulan – pada kenyataannya ia sekadar mengganti judulnya menjadi ''[[Perjamuan di Rumah Lewi]]'', masih merupakan salah satu adegan dalam Injil, kendati lebih sedikit muatan doktrinalnya, dan tidak ada lagi yang dikatakan setelah itu.<ref>{{en}} David Rostand, ''Painting in Sixteenth-Century Venice: Titian, Veronese, Tintoretto'', 2nd ed 1997, Cambridge UP {{ISBN|0-521-56568-5}}</ref>
Jumlah pengerjaan dekoratif semacam itu atas subjek-subjek religius menurun tajam, seperti pada karya-karya seni Manneris "yang disusun secara tidak pantas ataupun membingungkan", karena sejumlah buku, terutama karya teolog Vlaams bernama [[Joannes Molanus]], Santo [[Karolus Boromeus]], dan Kardinal [[Gabriele Paleotti]], serta instruksi-instruksi dari para uskup setempat, mengukuhkan dekret-dekret tersebut dan
Menurut seorang sejarawan seni rupa abad pertengahan bernama [[Émile Mâle]], hal itu merupakan "kematian seni rupa abad pertengahan",<ref>{{en}} [http://danielmitsui.tripod.com/aaaaa/deathart.html The death of Medieval Art]{{dead link|date=December 2016 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Extract from book by [[Émile Mâle]]</ref> namun hal itu dipandang tidak begitu berarti jika dikontraskan dengan adanya [[ikonoklasme]] di dalam beberapa kelompok Protestan dan tidak berlaku untuk lukisan-lukisan sekuler. Para pelukis dan pematung dari era Kontra Reformasi misalnya [[Tiziano Vecelli]] (Titian), [[Tintoretto]], [[Federico Barocci]], [[Scipione Pulzone]], [[El Greco]], [[Peter Paul Rubens]], [[Guido Reni]], [[Anthonie van Dyck]], [[Bernini]], [[Francisco de Zurbarán|Zurbarán]], [[Rembrandt]], dan [[Bartolomé Esteban Murillo]].
Baris 147:
Langkah paling ekstrem dalam melakukan reformasi mungkin terjadi pada tahun 1562, ketika Egidio Foscarari (uskup Modena) dan [[Gabriele Paleotti]] (uskup agung Bologna), atas instruksi para [[legatus kepausan]], mulai mengupayakan reformasi tarekat-tarekat religius dan praktik-praktik mereka terkait liturgi.<ref>{{en}} Craig A. Monson. "The Council of Trent Revisited." Journal of the American Musicological Society, Vol. 55, No. 1 (2002), [https://www.jstor.org/stable/831778 in JSTOR] p 20.</ref> Pembaruan-pembaruan yang ditetapkan pada [[klausura|klausura-klausura]] para biarawati, yang meliputi diharamkannya penggunaan organ,{{clarification needed|reason=In Monson's other book (https://books.google.com/books?id=w0hIaY9TiQoC p. 32-33), it seems that Paleotti forbade any instrument other than the organ.}} larangan keterlibatan musikus profesional, dan tidak diperbolehkannya [[polifoni|bernyanyi polifonik]], dianggap jauh lebih ketat daripada semua keputusan yang dihasilkan Konsili Trento dan bahkan daripada yang dapat ditemukan dalam kisah legendaris [[Giovanni Pierluigi da Palestrina]].<ref>Monson, p. 21.</ref>
Stimulasi seruan untuk melakukan pembaruan dari banyak tokoh gerejani merupakan teknik penggubahan yang populer pada abad ke-15 dan ke-16 dengan menggunakan materi musik dan bahkan teks-teks yang menyertainya dari gubahan-gubahan lain seperti [[motet]], [[madrigal]], dan ''[[chanson]]''. Sejumlah suara yang menyanyikan teks-teks berbeda dalam berbagai bahasa meyebabkan teks sulit untuk dibedakan di antara campuran kata-kata dan catatan-catatan. [[Misa parodi]] kelak mengandung kumpulan melodi (umumnya baris tenor) serta kata dari lagu-lagu yang mungkin mengenai subjek-subjek sensual, dan
=== Reformasi yang dihasilkan sesi ke-22 ===
|