Rana Ahmad: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+video |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 23:
=== Pendidikan tinggi dan eksplorasi online ===
Pada usia 19, Rana Ahmad akan dinikahkan, dan pesta pertunangan terjadi di Suriah.
Namun, batasan dan kewajiban menjadi wanita yang sudah menikah membuatnya mempertanyakan perannya, agamanya dan berkembang menjadi keinginan untuk kebebasan.<ref name="RFItext"/> Dalam mencari jawaban atas pertanyaannya, dia beralih ke [[internet]], menemukan [[filsafat]] (yang menurut Ahmad dilarang di Arab Saudi<ref name="Weigl"/><ref name="RFIvideo"/>{{rp|at=1:30}}) dan [[ateisme]]<ref name="RFItext"/> pada usia 25 tahun.<ref name="Meyn"/> Ini terjadi pada 2011, ketika ia menemukan cuitan dari seseorang pengguna [[Twitter]] bernama "Arab Atheist", dimana dia harus menggunakan aplikasi [[Google Terjemahan]] untuk memahaminya.<ref name="Meyn"/><ref name="Weigl"/> Sontak, Ahmad menghubungi "Arab Atheist", yang merekomendasikan beberapa dokumenternya (misalnya, tentang [[teori evolusi]] dan [[Big Bang]]) dan buku-buku dari [[Richard Dawkins]], [[Friedrich Nietzsche]], [[Voltaire]] dan [[Charles Darwin]] yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.<ref name="Meyn"/><ref name="Weigl"/> "Saya menangis ketika saya menemukan semua hal yang tidak pernah diajarkan pada saya, apa yang mereka sembunyikan dari saya," kata Rana Ahmad dalam sebuah wawancara pada 2016.<ref name="Meyn"/> Setelah sekitar satu tahun, dia menyimpulkan bahwa dia tidak bisa lagi percaya pada agama, karena semua kontradiksi dalam [[Quran]].<ref name="Meyn"/> Hal itu membuatnya merasakan ketakutan dan kesedihan yang sangat mendalam karena dia menyadari konsekuensi ateisme dan kemurtadan di Arab Saudi adalah hukuman mati, dan dia mungkin harus meninggalkan negara dan segala yang dia miliki, untuk bertahan hidup.<ref name="Weigl"/> Dia menyembunyikan pandangannya yang telah berubah dari keluarganya dan terus berdoa lima kali sehari, sementara dia mencari bantuan online dari berbagai organisasi seperti [[Faith to Faithless]], [[Sarah Haider|Ex-Muslims of North America]] dan [[Atheist Republic]].<ref name="Meyn"/> Selama lima tahun, dia hidup sebagai seorang ateis tersamar di Arab Saudi. Dia takut keluarganya akan membunuhnya atau negara akan mengeksekusinya jika ke-ateis-annya diketahui.<ref name="MEMRI"/>
Baris 29:
=== Tantangan dari keluarga ===
[[Berkas:Atheist Republic in Mecca.png|jmpl|Rana memegang kertas bertuliskan [[Atheist Republic]] di [[Masjidil Haram]].<ref name="Begum">{{Cite web |url=https://www.youtube.com/watch?v=O1lnxUXWGgE |title=Rescuing Ex-Muslims: Leaving Islam |author=Poppy Begum |work=Vice News |date=10 February 2016 |accessdate=26 November 2017}}</ref>]]
Kakak lelaki Rana Ahmad yang mulai mencurigai adiknya diam-diam bertemu dengan laki-laki menempatkan alat perekam rahasia di kamar Rana. Setelah alat perekam tersebut berhasil merekam percakapan Rana dengan seorang teman prianya, dia menyerbu kamarnya dan mencoba membunuhnya. Tetapi ayah mereka mendengar teriakan Rana meminta bantuan.<ref name="Meyn"/><ref name="Begum"/>{{rp|at=7:30}} Setelah kejadian ini, Rana Ahmad mencoba bunuh diri dengan memotong pergelangan tangannya, tetapi sekali lagi ayahnya mendapatinya tepat waktu dan segera membawanya ke rumah sakit untuk menyelamatkan hidupnya.<ref name="Meyn"/><ref name="Begum"/>{{rp|at=7:54}}
Ketika ibunya menemukan cuitan Rana Ahmad di Twitter tentang keraguannya terhadap agama, dia sangat marah dan mengurung Rana Ahmad di rumahnya sendiri sebagai tahanan rumah selama sebulan tanpa akses ke [[laptop]] atau [[smartphone]].<ref name="Meyn"/> Ibunya memaksanya untuk berdoa dan membaca Alquran.<ref name="Meyn"/> Pada tahun 2014, dia dipaksa oleh keluarganya untuk menunaikan [[haji]].<ref name="Meyn"/><ref name="Begum"/>{{rp|at=6:07}} Dia mencari dan menemukan bantuan dari [[Atheist Republic]] serta organisasi serupa lainnya yang dikenalnya secara online. Ketika sedang berhaji, dia mengambil foto dirinya memegang selembar kertas dengan tulisan "Atheist Republic" yang tertulis di sana, sambil berdiri di dalam [[Masjid al-Haram]] di [[Mekkah]], situs Islam paling suci.<ref name="Begum"/> Dia sangat ketakutan karena dia tahu dia akan dibunuh jika orang-orang di sekitarnya melihat kertas itu dan menemukan keateisannya. Akan tetapi dia juga ingin menunjukkan eksistensinya via internet sebagai seorang ateis di Mekkah, sebagaimana banyak ateis-ateis lainnya di Arab Saudi, bahwa keberadaannya disini bukanlah pilihannya sendiri.<ref name="Meyn"/><ref name="Begum"/>{{rp|at=5:52}} Pada saat itu juga untuk pertama kalinya ia memutuskan untuk meninggalkan negaranya secepatnya atau mengakhiri hidupnya.<ref name="Weigl"/>
=== Melarikan diri ===
[[Berkas:Rescuing Ex-Muslims – Leaving Islam.png|
Rana Ahmad kemudian berencana untuk melarikan diri dari negaranya dengan dibantu oleh organisasi Faith to Faithless. Pada awalnya, Rana Ahmad berusaha melarikan diri ke Belanda, tetapi kedutaan menolak untuk memberinya visa. Setelah itu dia berpikir untuk menikah dengan pria yang memiliki pandangan yang sama untuk meninggalkan negaranya, akan tetapi tidak menemukan calon. Karena paspor Suriahnya akan kedaluwarsa pada akhir 2015 dan kedutaan Suriah di Arab Saudi ditutup (sejak 2012 karena Perang Saudara Suriah), maka Rana Ahmad harus bergegas dan dia hanya bisa melarikan diri ke negara yang tidak membutuhkan persyaratan visa seperti Turki.<ref name="Meyn"/> Sebagai seorang wanita asing dari Suriah, majikannya (dan bukan ayahnya) harus memberikan izin untuk bepergian ke luar negeri, dan dia bisa meyakinkan majikannya bahwa dia akan pergi untuk liburan keluarga sehingga majikannya menandatangani surat-surat untuknya.<ref name="Meyn"/>
Baris 49:
== Aktivisme di Jerman ==
[[Berkas:Rana Ahmad interviewed by Maryam Namazie 2017.webm|
Pada tahun-tahun berikutnya, Rana Ahmad telah memberikan banyak wawancara di beberapa media- terutama media berbahasa Jerman dan Prancis- tentang pengalamannya, opini politik dan keagamaannya, terutama yang berkaitan dengan politik Arab Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman setelah [[Pembunuhan Jamal Khashoggi]] pada Oktober 2018.<ref>{{Cite news |url=https://www.ledauphine.com/france-monde/2018/10/19/rana-ahmad-opposante-saoudienne-khashoggi-a-ete-tue-parce-qu-il-decrivait-la-realite-en-arabie-saoudite |title=Rana Ahmad, opposante saoudienne : "Khashoggi a été tué parce qu'il décrivait la réalité en Arabie saoudite" |author= |work=Le Dauphiné libéré |date=19 October 2018 |accessdate=22 February 2019 |language=fr}}</ref><ref>{{Cite news |url=https://www.lejdd.fr/International/arabie-saoudite-mohammed-ben-salman-na-rien-na-change-au-systeme-selon-lexilee-rana-ahmad-3783842 |title=Arabie saoudite : "Mohammed ben Salman n’a rien changé au système", selon l'exilée Rana Ahmad |author=Antoine Malo |work=Le Journal du Dimanche |date=21 October 2018 |accessdate=22 February 2019 |language=fr}}</ref><ref>{{Cite news |url=https://www.youtube.com/watch?v=JAuGug0fHS0 |title=Rana Ahmad zu den Ermittlungsergebnissen im Fall Khashoggi am 23.10.18 |author= |work=Der Tag |publisher=Phoenix |date=23 October 2018 |accessdate=22 February 2019 |language=de}}</ref> Rana Ahmad berkomentar bahwa otoritas Saudi telah gagal dalam mewujudkan emansipasi wanita yang telah dikampanyekan oleh banyak aktivis dan bahkan seringkali memenjarakan para aktivis, dan dengan demikian pemerintah Saudi telah memberikan pesan kepada kaum wanita bahwa mereka tidak memiliki masa depan di Arab Saudi dan hal inilah yang mendorong mereka untuk melarikan diri dari Saudi.<ref>{{Cite news |url=https://edition.cnn.com/2019/02/20/asia/saudi-arabia-sisters-flee-hong-kong-intl/ |title=Desperate and alone, Saudi sisters risk everything to flee oppression |author=Hilary Whiteman, Ivan Watson and Sandi Sidhu |work=CNN International |date=21 February 2019 |accessdate=23 February 2019}}</ref>
Baris 56:
Rana Ahmad memberikan wawancara akbar pertamanya ke Frankfurter Allgemeine Zeitung pada Juni 2016.<ref name="ARRstory"/> Pada saat itu, dia masih berada di kamp pengungsi menunggu untuk ditugaskan di rumahnya. "Saya tidak membenci Muslim, saya juga punya teman-teman Muslim yang baik yang menerima saya apa adanya. Yang saya benci adalah ketika hak kita dirampas atas nama agama, terutama kaum wanita," katanya.<ref name="Meyn"/> Meskipun dia tidak memiliki masalah dengan orang-orang yang memiliki kepercayaan Islam, hal itu membuatnya marah melihat seorang gadis berusia 6 atau 8 tahun dipaksa untuk mengenakan hijab di Jerman, di mana disitu berlaku hukum Jerman, bukan hukum syariah. Hal yang juga membuatnya kesal adalah beberapa orang Muslim tidak mau menerima orang Yahudi.<ref name="Weigl"/><ref name="Ossenberg"/>
[[
Pada 15 Agustus 2016, Rana Ahmad diwawancarai di televisi untuk pertama kalinya oleh jurnalis Jaafar Abdul Karim dari [[Deutsche Welle]] dalam bahasa Arab. Kutipannya diterjemahkan ke bahasa Inggris dan bahasa lainnya.<ref name="MEMRI"/> 3 juta orang melihatnya di televisi dimana dia menyatakan bahwa dia telah keluar dari Islam, sehingga kesaksiannya menjadi viral di Internet. Hal ini mengakibatkan umat Islam dari seluruh dunia mengirimkan banyak ancaman dan hinaan kepadanya.<ref name="Wildermann">{{Cite news |url=https://www.deutschlandfunk.de/von-saudi-arabien-nach-deutschland-die-flucht-einer.886.de.html?dram:article_id=409071 |title=Von Saudi-Arabien nach Deutschland: Die Flucht einer Atheistin |author=Marie Wildermann |work=Deutschlandfunk |date=24 January 2018 |accessdate=4 March 2019 |language=de}}</ref>
Dengan bantuan Dewan Pusat Eks-Muslim dan Yayasan Giordano Bruno, Rana Ahmad mendirikan Atheist Refugee Relief e.V.<ref name="ARRstory"/> pada bulan Maret 2017,<ref name="Statutes">{{Cite web |url=https://atheist-refugees.com/wp-content/uploads/2017/12/Satzung_S%C3%A4kulare_Fl%C3%BCchtlingshilfe.pdf |title=Statutes of Säkulare Flüchtlingshilfe e.V. – Atheisten helfen |publisher=Atheist Refugee Relief |date=March 2017 |accessdate=22 February 2019 |language=de}}</ref> dan secara resmi dipresentasikan pada peringatan 10 tahun Dewan pada 17 November 2017.<ref>{{Cite web |url=https://atheist-refugees.com/en/uncategorized/atheist-refugee-relief-is-presented-to-the-public/ |title=Atheist Refugee Relief is presented to the public |publisher=Atheist Refugee Relief |date=25 November 2017 |accessdate=22 February 2019}}</ref> Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan kepada para pengungsi yang didiskriminasi atau bahkan yang terancam nyawanya karena ke-ateis-an atau sikap kritis mereka terhadap agama.'<ref name="Statutes"/> Relawan Relief bekerja setiap hari untuk melindungi terutama para pengungsi ateis wanita - karena mereka lebih sering menjadi sasaran penganiayaan lebih lanjut (misalnya, 'penyerangan, pengucilan, ancaman dan kekerasan') di Jerman.<ref name="Prange">{{Cite news |url=https://www.dw.com/en/germanys-atheist-refugees-when-not-believing-is-life-threatening/a-46822315 |title=Germany's atheist refugees: When not believing is life-threatening |author=Astrid Prange |work=Deutsche Welle |date=20 December 2018 |accessdate=23 February 2019}}</ref> Pada Desember 2018, organisasi ini telah membantu 37 pengungsi non-religius yang diakui sejak November 2017, tetapi selanjutnya terjadi peningatan permintaan yang sangat cepat.<ref name="Prange"/> Menurut Dittmar Steiner, Ateist Refugee Relief menerima 'dua hingga tiga permintaan [untuk bantuan] setiap minggu' pada awal pendiriannya.
Pada 15 Januari 2018, bukunya ''Frauen dürfen hier nicht träumen: Mein Ausbruch aus Saudi-Arabien, mein Weg in die Freiheit'' ('Wanita Tidak Diizinkan Bermimpi Di Sini: Pelarian Saya dari Arab Saudi dan Jalan Saya Menuju Kebebasan') diterbitkan di Jerman.<ref name="Weigl"/> Terjemahan bahasa Prancis diterbitkan di Paris pada Oktober 2018 dengan nama ''Ici, les femmes ne rêvent pas: Récit d'une évasion'' ('Di Sini, Wanita Jangan Bermimpi: Kisah Pelarian').<ref>{{Cite news |url=https://www.contrepoints.org/2018/12/08/331928-ici-les-femmes-ne-revent-pas-de-rana-ahmad |title=Ici, les femmes ne rêvent pas, de Rana Ahmad |author=Thierry Godefridi |work=Contrepoints |date=8 December 2018 |accessdate=22 February 2019 |language=fr}}</ref> Menurut Ahmad, "Kami, wanita, kami dapat mengubah hidup kami, bebas. Kami pikir kami lemah, tetapi itu salah; kami kuat, dan buku ini membuktikannya."<ref>{{Cite news |url=http://cheekmagazine.fr/societe/rana-ahmad-fuite-arabie-saoudite-livre/ |title=Rana Ahmad a risqué sa vie pour fuir l'Arabie saoudite et vivre libre |author=Floriane Valdayron |work=Cheek Magazine |publisher= |date=26 October 2018 |accessdate=23 February 2019 |language=fr}}</ref>
== Buku ==
* Asli Jerman: {{Cite book |last1=Ahmad |first1=Rana |last2=Borufka |first2=Sarah |date=2018 |title=Frauen dürfen hier nicht träumen: Mein Ausbruch aus Saudi-Arabien, mein Weg in die Freiheit ('Wanita Tidak Diizinkan Bermimpi Di Sini: Pelarian Saya dari Arab Saudi dan Jalan Saya Menuju Kebebasan') |url=https://www.amazon.de/Frauen-d%C3%BCrfen-hier-nicht-tr%C3%A4umen/dp/3442757487 |location= |publisher=btb Verlag |page=320 |isbn=978-3442757480}}
* Terjemahan Perancis: {{Cite book |last1=Ahmad |first1=Rana |last2=Borufka |first2=Sarah |translator=Olivier Mannoni |date=2018 |title=Ici, les femmes ne rêvent pas: Récit d'une évasion ('Di Sini, Wanita Jangan Bermimpi: Kisah Pelarian') |url=https://www.amazon.fr/Ici-femmes-ne-r%C3%AAvent-pas/dp/2211237711 |location= |publisher=Globe Éditions |page=320 |isbn=978-2211237710}}
== Catatan ==
|