Injil Tomas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 54:
Dalam buku Lee Strobel, ''[[The Case for Christ]]'', sebuah karya [[apologetik]] [[Kekristenan evangelikal|evangelikal]], salah seorang dari [[apologet]] membuat klaim bahwa Ucapan 114 dalam Injil Tomas menggambarkan Yesus yang menolak kaum perempuan, dan karenanya, bersifat apokrif. Namun demikian, harus diingat bahwa yang digambarkan mengatakan bahwa kaum perempuan tidak layak adalah Petrus, bukan Yesus, dan bahwa Yesuslah yang menegaskan bahwa Maria Magdalena, seorang perempuan, mempunyai hak untuk menerima ajaran-ajaran rohani. Penemuan sifat seksis di balik icapan ini harus ditemukan tanpa acuan kepada pemahaman-pemahaman ''modern'' tentang istilah ini, melainkan lebih dalam konteks linguistik dari [[Palestina]] abad pertama, di mana gemanya akan terdengar lebih inklusif. Betapapun juga, pemahaman seperti itu akan lebih sesuai dengan sikap yang ditunjukkan kepada kaum perempuan dalam bagian-bagian lain dari teks ini. ''Injil Tomas'' jelas mengakui bahwa Yesus mempunyai rasul-rasul perempuan, termasuk Maria Magdalena dan [[Salome]], sementara semua Injil yang ''kanonik'' mengakui kaum perempuan hanya sebagai murid. Inovasi pada pihak Tomas ini dapat dipergunakan untuk memperdebatkan tanggal penulisan yang sangat awal atau sangat belakangan (lih. [[Injil Filipus]], [[Injil Maria Magdalena]]).
== Injil Tomas dan kanon Perjanjian Baru==
Kenyataan bahwa Injil Tomas tampaknya tidak pernah dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam [[Perjanjian Baru]] dipandang sebagian orang sebagai petunjuk bahwa kitab ini berasal dari waktu yang belakangan — bila memang kitab ini ditulis oleh rasul Tomas, demikian pendapat mereka, argue, tentu setidak-tidaknya kitab ini telah dipertimbangkan dengan serius pada abad segera setelah kematian Yesus. Pandangan ini lebih populer di antara orang-orang [[Kristen]] yang menerima [[Kanon Alkitab|kanon]] Perjanjian Baru yang diilhamkan secara ilahi sebagai pernyataan iman mereka — khususnya mereka yang menganggap dirinya orang Kristen yang [[fundamentalis]] atau [[evangelikalisme|evangelikal]].
<!--The harsh dan widespread reaction to [[Marcion]]'s kanon, the first Perjanjian Baru kanon known to ever have been created, may demonstrate that, by 140 M., it had become widely accepted that other texts formed parts of the records of the life dan ministry of Yesus. Although arguments about some potential Perjanjian Baru books, such as the [[Shepherd of Hermas]] dan [[Book of Revelation]], continued well into the fourth century M., four kanonik Injil-injil, attributed to Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, were universally accepted among orthodox Kristen at least as early as the mid-second century. Tatian's widely-used [[Diatessaron]], compiled between 160 dan 175 M., utilized the four Injil-injil without any consideration of others. Irenaeus of Lyons wrote in the late second century M. that ''since there are four quarters of the earth, … it is fitting that the church should have four pillars, … the four Injil-injil'' (''Against Heresies'', 3:1), dan then shortly therafter made the first known quotation from a fourth Injil - the kanonik version of the Injil Yohanes. The late second-century M. [[Muratorian fragment]] also recognizes only the three Sinoptik Injil-injil dan Yohanes. Bible scholar [[Bruce Metzger]] wrote regarding the formation of the Perjanjian Baru kanon, "Although the fringes of the emerging kanon remained unsettled for generations, a high degree of unanimity concerning the greater part of the Perjanjian Baru was attained among the very diverse dan scattered congregations of believers not only throughout the Mediterranean world, but also over an area extending from Britain to Mesopotamia." -->
Perlu dicatat bahwa informasi tentang Yesus historis saja bukanlah satu-satunya kriteria untuk menerima sebuah kitab ke dalam kanon Perjanjian Baru. Para penyusun kanon memilih untuk memasukkan banyak itab yang tidak memuat informasi tentang Yesus historis ataupun ajaran-ajaran dari Yesus historis, seperti misalnya Surat-surat dan Kitab Wahyu.
Injil Tomas mungkin tidak dimasukkan ke dalam kanon Perjanjian Baru karena:
*Dianggap isinya [[heretik|sesat]].
*Dianggap tidak otentik.
*Tidak dikenal oleh para penyusun Kanon.
*Dianggap dikalahkan oleh Injil-injil Naratif.
*Tergolong dalam suatu cabang kekristenan yang berada di luar lingkaran [[Atanasius dari Alexandria]] yang menang.
*Penekanannya pada spiritualitas pribadi di luar Gereja dianggap [[anatema]] bagi kepentingan agama yang terorganisasi.
== Injil Tomas dan Yesus historis ==
|