O.T.B. Sitanggang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ben Siadari (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1:
'''OTB Sitanggang''' atau Ompu Tuan Binur Sitanggang (lahir di Rianiate, Samosir, 2 Januari 1931, meninggal di [[Kota Pematangsiantar|Pematangsiantar]], 3 Maret 2016) adalah seorang pengusaha perintis angkutan penyeberangan (ferry) di [[Danau Toba]], [[Sumatera Utara]].<ref name=":0">{{Cite book|title=OTB Sitanggang Sang Pelopor|last=Besalicto Tnb|first=Benget|last2=Siadari|first2=Eben Ezer|publisher=PT Suara Harapan Bangsa|year=Oktober 2011|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>
== Masa Kecil ==
Baris 22:
Selain menekuni bisnis pengadaan peralatan kesehatan, OTB Sitanggang di awal kiprahnya sebagai pengusaha bermintra dengan pengusaha dari Singapura untuk mendatangkan barang-barang elektronik. Ia juga sempat berpartner dengan pengusaha keturunan India dengan bendera PT Washy & Co, mendatangkan barang-barang tekstil dari Singapura ke pelabuhan Tanjung Priok. OTB Sitanggang menggorganisir sejumlah ibu-ibu (inang-inang) Batak untuk mengawalnya dari Singapura.<ref name=":0" />
Saudagar lain yang banyak membantu kiprahnya adalah Robert Monang Sitanggang, adik bungsu kakeknya yang bermukim di Singapura. Selanjutnya adalah ajudan merangkap sekretaris pribadi Direktur Utama Pertamina, almarhum Karim Kono. Karim Kono memperkenalkan OTB Sitanggang kepada para pejabat Pertamina, untuk membuka kesempatan menjadi leveransir bagi perusahaan BUMN itu. Order pertama dari Pertamina senilai Rp20 juta
Cikal bakal entitas bisnisnya secara mandiri dimulai dengan berdirinya CV Riantraco yang beralamat di rumahnya, Jl. Bungur Besar No 16 Kemayoran, Jakarta. Nama perusahaan itu merupakan singkatan dari Rianiate Trading Company. Namun tidak selalu bendera ini yang dipakai untuk berkiprah. Dia juga pernah memakai bendera Bintang Sakti Maju tatkala berbisnis dengan Pertamina.<ref name=":0" />
Baris 28:
== Terjun ke Timor Timur ==
Pada tahun 1976 ketika pemerintah Indonesia mengadakan pembangunan secara masif di Timor Timur (kini Timor Leste), OTB Sitanggang terjun sebagai kontraktor. Ia mendapat bagian untuk membangun Bandara Komoro dan jalan dari Bandara ke kota Dilli sepanjang 20 kilometer. Dia menghadap langsung ke kantor
Di Timor Timur OTB Sitanggang pertama kali memperoleh inspirasi untuk merintis angkutan ferry di Danau Toba. Ketika mengerjakan proyek infrastruktur di Dilli, ia melihat sebuah kapal penyeberangan tua yang tidak terpakai. Timbul niat di hatinya untuk membawa kapal bekas itu ke Danau Toba untuk dioperasikan. Usulannya itu ditolak dan ditertawakan karena tidak layak secara teknis.<ref name=":0" />
Baris 42:
== Angkutan Ferry Pertama ==
OTB Sitanggang menilai ketiadaan angkutan massal yang memadai yang menghubungkan kota-kota di Pulau Samosir dengan pesisir pantai Danau Toba di seberangnya sering menjadi kendala ekonomi. Ibu-ibu yang berdagang ke Tigaras atau Ajibata, kerap kali harus bermalam dan tidak dapat pulang ke Pulau Samosir karena kapal motor yang seharusnya mengangkut mereka sudah terlanjur berangkat. Terbatasnya frekuensi dan daya angkut
Pada tahun 1982 OTB Sitanggang mulai melakukan lobi untuk mendapat izin penyelenggaraan angkutan ferry. Departemen Perhubungan mengatakan sebetulnya pemerintah sudah memiliki rencana membangun angkutan sejenis, tetapi pemerintah pusat tidak memberi lampu hijau karena alasan tidak memenuhi skala ekonomis. Menjawab hal itu, OTB Sitanggang mengatakan ia akan menanggung segala risiko bisnis, asal diberikan izin.
Keseriusan OTB Sitanggang semakin diuji ketika Departemen Perhubungan menyatakan bahwa mereka baru akan memberikan izin bila OTB Sitanggang dapat menunjukkan desain ferry yang akan ia operasikan. Desain itu harus dibuat oleh perusahaan yang memiliki kompetensi di bidang itu. Selain itu, OTB Sitanggang juga diharuskan menunjukkan adanya dana sejumlah tertentu yang sudah ia siapkan. Izin diberikan hanya untuk dua tahun, setelah itu akan dicabut bila tidak direalisasikan. OTB Sitanggang menyepakati persyaratan tersebut.
Konstruksi angkutan ferry tersebut dilaksanakan di sebuah galangan kapal yang dibangun di Tomok. Pelaksana konstruksi adalah PT Kartaputra yang dipimpin oleh Ir. Kuslan. Konstruksi kapal penyeberangan ini memakan waktu berbulan-bulan dengan mempekerjakan 15 orang. Alat-alat berat dan bahan-bahan berupa plat besi dan baja didatangkan ke lokasi melalui jalan darat yang belum sepenuhnya baik. Bahkan sempat ada truk pengangkut peralatan yang terguling ke jurang.
Baris 56:
Pada tahun 1986 konstruksi angkutan ferry rampung. OTB Sitanggang memberinya nama KM Tao Toba. Peresmian beroperasinya angkutan ferry dilaksanakan pada 31 Juli 1986. Sebelum peresmian, OTB Sitanggang telah pula menyiapkan pembenahan dermaga ferry di Tomok dan Ajibata dan menyiapkan personelnya. Selain itu, OTB Sitanggang memperbaiki 15 jembatan yang rusak atau belum dibangun di sepanjang jalan yang menghubungkan Tomok dan Nainggolan di Samosir, agar mobil-mobil yang akan menggunakan jasa angkutan ferry dapat melewatinya.
Setahun kemudian OTB Sitanggang menambah satu lagi angkutan ferry yang dia beri nama KM Tao Toba 2.
Dewasa ini angkutan ferry ke Pulau Samosir telah berkembang. Saat ini terdapat tiga rute menuju Pulau Samosir dengan angkutan ferry, Pertama, melalui Pelabuhan Ajibata di Kota Parapat menuju Pelabuhan Tomok, Ajibata menuju Ambarita dan Tigaras menuju Simanindo. Penyeberangan ketiga rute tersebut dilayani dengan 5 kapal ferry berbeda.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.msn.com/id-id/travel/other/sambut-libur-lebaran-kapal-ferry-danau-toba-siap-ditambah/ar-AABZ5fx|title=Sambut Libur Lebaran, Kapal Ferry Danau Toba Siap Ditambah|website=www.msn.com|access-date=2019-09-30}}</ref>
|