Alih fungsi lahan gambut: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
KALIMANTAN BARAT|url=https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/18553|journal=JURNAL MANUSIA DAN LINGKUNGAN|volume=21|issue=3|pages=268-276|doi=https://doi.org/10.22146/jml.18553}}</ref><ref name=":2">{{Cite journal|last=Newbery|first=D. M.|last2=Clutton–Brock|first2=T. H.|last3=Prance|first3=G. T.|last4=Page|first4=S. E.|last5=Rieley|first5=J. O.|last6=Shotyk|first6=Ø. W.|last7=Weiss|first7=D.|date=1999-11-29|title=Interdependence of peat and vegetation in a tropical peat swamp forest|url=https://royalsocietypublishing.org/doi/10.1098/rstb.1999.0529|journal=Philosophical Transactions of the Royal Society of London. Series B: Biological Sciences|volume=354|issue=1391|pages=1885–1897|doi=10.1098/rstb.1999.0529|pmc=PMC1692688|pmid=11605630}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Limpens|first=J.|last2=Berendse|first2=F.|last3=Blodau|first3=C.|last4=Canadell|first4=J. G.|last5=Freeman|first5=C.|last6=Holden|first6=J.|last7=Roulet|first7=N.|last8=Rydin|first8=H.|last9=Schaepman-Strub|first9=G.|date=2008-10-31|title=Peatlands and the carbon cycle: from local processes to global implications – a synthesis|url=https://www.biogeosciences.net/5/1475/2008/|journal=Biogeosciences|language=English|volume=5|issue=5|pages=1475–1491|doi=https://doi.org/10.5194/bg-5-1475-2008|issn=1726-4170}}</ref> Lahan gambut sendiri memiliki kandungan karbon antara 40 sampai 60 Gt. Hal ini disebabkan oleh perbedaan nilai bobot isi, % C organik, kedalaman gambut dan luas gambut yang digunakan dalam menghitung kandungan karbon gambut tersebut. Akan tetapi, alih fungsi lahan dapat dengan cepat mengubahnya menjadi sumber (source) emisi CO2 di atmosfer.<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|url=https://peatlands.org/document/uncertainties-deficiencies-and-unknowns-in-greenhouse-gas-emissions-from-tropical-peatlands/|title=Uncertainties, deficiencies and unknowns in greenhouse gas emissions from tropical peatlands|website=International Peatland Society|language=en-US|access-date=2019-10-01}}</ref> Kerusakan hutan rawa gambut di Kalimantan telah memberi kontribusi dalam peningkatan emisi karbon dioksida (CO2).<ref name=":1" /><ref name=":2" /><ref name=":3">{{Cite journal|last=Page|first=Susan E.|last2=Siegert|first2=Florian|last3=Rieley|first3=John O.|last4=Boehm|first4=Hans-Dieter V.|last5=Jaya|first5=Adi|last6=Limin|first6=Suwido|date=2002-11|title=The amount of carbon released from peat and forest fires in Indonesia during 1997|url=https://www.nature.com/articles/nature01131|journal=Nature|language=en|volume=420|issue=6911|pages=61–65|doi=10.1038/nature01131|issn=1476-4687}}</ref><ref name=":4">{{Cite journal|last=Page|first=Susan|last2=Hosciło|first2=Agata|last3=Wösten|first3=Henk|last4=Jauhiainen|first4=Jyrki|last5=Silvius|first5=Marcel|last6=Rieley|first6=Jack|last7=Ritzema|first7=Henk|last8=Tansey|first8=Kevin|last9=Graham|first9=Laura|date=2009-09-01|title=Restoration Ecology of Lowland Tropical Peatlands in Southeast Asia: Current Knowledge and Future Research Directions|url=https://doi.org/10.1007/s10021-008-9216-2|journal=Ecosystems|language=en|volume=12|issue=6|pages=888–905|doi=10.1007/s10021-008-9216-2|issn=1435-0629}}</ref>
<br />
Alih fungsi hutan rawa gambut menjadi lahan pertanian telah menyebabkan kerusakan lahan. Kegiatan pertanian tersebut mencakup pembukaan lahan, berupa penebangan pohon (deforestation) dan penebasan semak, pembakaran sisa-sisa vegetasi, pembuatan saluran drainase; dan pemadatan tanah untuk penyiapan lahan dan pembuatan guludan.<ref name=":1" /> Contoh alih fungsi lahan gambut adalah membuat kanal untuk mengeringkan lahan gambut dan mengurangi [[PH|tingkat keasaman]] lahan gambut yang tinggi.<ref>{{Cite web|url=https://www.dompetdhuafa.org/post/detail/1476/alih-fungsi-lahan-gambut--salah-satu-pemicu-langganan-kebakaran-lahan-dan-hutan|title=Alih Fungsi Lahan Gambut, Salah Satu Pemicu Langganan Kebakaran Lahan dan Hutan|website=Dompet Dhuafa|access-date=2019-10-01}}</ref> Selain itu, alih fungsi lahan gambut juga ditandai dengan pengeringan mendadak lahan gambut melalui cara dibakar (yang menjadi [[Kebakaran hutan Riau 2019|salah satu sumber atau penyebab kebakaran hutan dan lahan di Indonesia]]).<ref>{{Cite web|url=https://kompas.id/baca/nusantara/2017/07/27/alih-fungsi-lahan-gambut-jadi-perkebunan-picu-kebakaran/|title=Alih Fungsi Lahan Gambut Jadi Perkebunan Picu Kebakaran|last=kompas.id|date=2017-07-27|website=Kompas.id|language=id|access-date=2019-10-01}}</ref> Penyebabnya adalah lahan gambut seringkali dianggap sebagai [[Lahan tidur|lahan yang tidak berguna dan lahan terbuang]] yang dapat dikeringkan dan dialihfungsikan. Anggapan ini telah menjadi salah satu penyebab utama degradasi dan kerusakan lahan gambut, terutama dalam perubahan tata guna lahan untuk pertanian dan perkebunan (umumnya [[Elaeis (kelapa sawit)|kelapa sawit]]).<ref name=":0">{{Cite web|url=https://pantaugambut.id/pelajari/penyebab-kerusakan-lahan-gambut/pengalihfungsian-lahan-gambut|title=Pengalihfungsian lahan gambut {{!}} Penyebab kerusakan lahan gambut {{!}} Pantau Gambut|website=pantaugambut.id|access-date=2019-10-01}}</ref> ▼
== Contoh Kegiatan Alih Fungsi Lahan Gambut ==
▲Alih fungsi hutan rawa gambut menjadi lahan pertanian telah menyebabkan kerusakan lahan. Kegiatan pertanian tersebut mencakup pembukaan lahan
Meskipun demikian, sudah ada perkembangan teknologi untuk dapat melakukan konversi lahan gambut tanpa perlu dibakar. Teknologi tersebut memiliki kekurangan antara lain biaya ekonomi yang besar (mahal) dan memerlukan kajian lebih lanjut yaitu menggunakan [[alat berat]] yang fungsinya bukan untuk menghancurkan lahan tetapi lebih menghilangkan [[Gulma|hama gulma]]. Hal terpenting ketika mengubah fungsi dari kawasan gambut yaitu haruslah menanam vegetasi yang tahan air supaya menjaga prinsip tidak mengubah sifat basah dari ekosistem gambut yaitu basah dan tidak dengan cara mengeringkan lahan gambut.<ref>{{Cite web|url=https://www.gatra.com/detail/news/448329/politik/perlu-kajian-lanjut-untuk-teknologi-alih-fungsi-kawasan-gambut|title=Perlu Kajian Lanjut Untuk Teknologi Alih Fungsi Kawasan Gambut {{!}} Politik|last=Nusantara|first=Solusi Sistem|website=www.gatra.com|language=en-US|access-date=2019-10-01}}</ref> Selain itu, apabila mengubah fungsi kawasan gambut sebagai lahan untuk tanaman industri (kelapa sawit dan akasia) harus ditanami sawit atau akasia yang tahan air sehingga apabila tanamannya menggenang, hal tersebut baik-baik saja asalkan tidak menghilangkan kondisi basah dari sifat asli lahan gambut
|