Alih fungsi lahan gambut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Alih fungsi hutan rawa gambut menjadi lahan pertanian telah menyebabkan kerusakan lahan. Kegiatan pertanian tersebut mencakup pembukaan lahan berupa penebangan pohon (''deforestation'') dan penebasan semak, pembakaran sisa-sisa vegetasi, pembuatan saluran drainase, dan pemadatan tanah untuk penyiapan lahan dan pembuatan guludan.<ref name=":1" /> Contoh alih fungsi lahan gambut adalah membuat kanal untuk mengeringkan lahan gambut dan mengurangi [[PH|tingkat keasaman]] lahan gambut yang tinggi.<ref>{{Cite web|url=https://www.dompetdhuafa.org/post/detail/1476/alih-fungsi-lahan-gambut--salah-satu-pemicu-langganan-kebakaran-lahan-dan-hutan|title=Alih Fungsi Lahan Gambut, Salah Satu Pemicu Langganan Kebakaran Lahan dan Hutan|website=Dompet Dhuafa|access-date=2019-10-01}}</ref> Selain itu, alih fungsi lahan gambut juga ditandai dengan pengeringan mendadak lahan gambut melalui cara dibakar (yang menjadi [[Kebakaran hutan Riau 2019|salah satu sumber atau penyebab kebakaran hutan dan lahan di Indonesia]]).<ref>{{Cite web|url=https://kompas.id/baca/nusantara/2017/07/27/alih-fungsi-lahan-gambut-jadi-perkebunan-picu-kebakaran/|title=Alih Fungsi Lahan Gambut Jadi Perkebunan Picu Kebakaran|last=kompas.id|date=2017-07-27|website=Kompas.id|language=id|access-date=2019-10-01}}</ref> Penyebabnya adalah lahan gambut seringkali dianggap sebagai [[Lahan tidur|lahan yang tidak berguna dan lahan terbuang]] yang dapat dikeringkan dan dialihfungsikan. Anggapan ini telah menjadi salah satu penyebab utama degradasi dan kerusakan lahan gambut, terutama dalam perubahan tata guna lahan untuk pertanian dan perkebunan (umumnya [[Elaeis (kelapa sawit)|kelapa sawit]]).<ref name=":0">{{Cite web|url=https://pantaugambut.id/pelajari/penyebab-kerusakan-lahan-gambut/pengalihfungsian-lahan-gambut|title=Pengalihfungsian lahan gambut {{!}} Penyebab kerusakan lahan gambut {{!}} Pantau Gambut|website=pantaugambut.id|access-date=2019-10-01}}</ref>
 
Meskipun demikian, sudah ada perkembangan teknologi untuk dapat melakukan konversi lahan gambut tanpa perlu dibakar. Teknologi tersebut memiliki kekurangan antara lain biaya ekonomi yang besar (mahal) dan memerlukan kajian lebih lanjut yaitu menggunakan [[alat berat]] yang fungsinya bukan untuk menghancurkan lahan tetapi lebih menghilangkan [[Gulma|hama gulma]]. Hal terpenting ketika mengubah fungsi dari kawasan gambut yaitu haruslah menanam vegetasi yang tahan air supaya menjaga prinsip tidak mengubah sifat basah dari ekosistem gambut yaitu basah dan tidak dengan cara mengeringkan lahan gambut. Selain itu, apabila tujuannya adalah mengubah fungsi kawasan gambut sebagai lahan untuk tanaman industri (seperti kelapa sawit dan akasia), maka harus ditanami sawit atau akasia yang memiliki sifat tahan air sehingga apabila tanamannya menggenang, hal tersebut akan tetap baik-baik saja asalkan tidak menghilangkan kondisi basah dari sifat asli lahan gambut.<ref>{{Cite web|url=https://www.gatra.com/detail/news/448329/politik/perlu-kajian-lanjut-untuk-teknologi-alih-fungsi-kawasan-gambut|title=Perlu Kajian Lanjut Untuk Teknologi Alih Fungsi Kawasan Gambut {{!}} Politik|last=Nusantara|first=Solusi Sistem|website=www.gatra.com|language=en-US|access-date=2019-10-01}}</ref> Selain itu, apabila mengubah fungsi kawasan gambut sebagai lahan untuk tanaman industri (kelapa sawit dan akasia) harus ditanami sawit atau akasia yang tahan air sehingga apabila tanamannya menggenang, hal tersebut baik-baik saja asalkan tidak menghilangkan kondisi basah dari sifat asli lahan gambut
 
== Kronologi ==
Baris 42:
[[Kategori:Kalimantan Tengah]]
[[Kategori:Kalimantan Selatan]]
[[Kategori:Ekologi hutan]]
[[Kategori:Ekologi kebakaran liar]]