Jalur kereta api Bukit Putus–Indarung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Frenzyvanrafi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 44:
Awalnya jalur ini memiliki [[Rel paksa|rel gongsol]] seperti halnya di jalur-jalur ekstrim di [[Daerah Operasi II Bandung]], tetapi rel gongsol dicopot semenjak jalur ini diganti relnya menjadi R42 pada tahun 2004 karena jalur tersebut tidak begitu sibuk pada saat itu. Saat ini rel gongsol sedang dipasang lagi mengingat frekuensi KA semakin meningkat, apalagi kehadiran [[lokomotif CC201]] yang beroperasi dengan traksi ganda di jalur ini untuk mengurangi kemungkinan lokomotif anjlok akibat tikungan tajam di jalur ini. Jalur ini sudah ditingkatkan tekanan gandarnya (termasuk di jembatan) sejak tahun 2015 demi menghadirkan lokomotif sekelas CC karena lokomotif sekelas BB di Sumbar sudah uzur dan suku cadang yang sudah langka.
 
Pada tahun 2017 seiring meningkatnya produksi di [[Semen Padang]] dan mulainya beroperasi [[lokomotif CC201]], angkutan klinker mulai beroperasi dengan menggunakan gerbong terbuka (GB) atau KKBW eks-Ombilin serta penambahan gerbong ketel (GK) untuk mendukung angkutan semen curah.<ref>http://bumn.go.id/keretaapi/berita/4164</ref> Saat

Untuk ini, jalursaat ini sedang dilakukan peningkatan rel dari ukuran R42 menjadi R54 dan darimenurut rencana Balai Teknik Perkeretaapian SumbagbarSumatra kedepannyaBarat, [[Stasiun Kampung Jua]] yang sebelumnya nonaktif akan diaktifkan lagi sebagai stasiun persilangan.<!-- Referensi? -->
 
== Jalur terhubung ==