Imperium Britania Raya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k bentuk baku |
||
Baris 101:
[[Berkas:Destroying Chinese war junks, by E. Duncan (1843).jpg|jmpl|250px|''Penghancuran kapal perang Cina dalam [[Perang Candu Pertama]]'' oleh E. Duncan.]]
Periode antara tahun 1815 sampai 1914 disebut oleh beberapa [[sejarawan]] sebagai "era keemasan Imperium Britania",<ref>[[#refHyam2002|Hyam]], hal. 1.</ref><ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal. 71.</ref> ketika lebih dari 10.000.000 mil persegi (26.000.000
Era keemasan Imperium Britania didukung oleh berbagai penemuan teknologi selama masa [[Revolusi Industri]] seperti [[kapal uap]] dan [[telegraf]]. Berbagai teknologi baru yang diciptakan pada paruh kedua abad ke-19 memungkinkan Britania untuk mengontrol dan mempertahankan kejayaan imperiumnya. Pada tahun 1902, koloni-koloni di Imperium Britania bisa saling terhubung berkat adanya penemuan jaringan kabel telegraf yang bernama ''"All Red Line"''.<ref>[[#refDalziel2006|Dalziel]], hal. 88–91.</ref>
Baris 120:
=== Persaingan dengan Rusia ===
{{main|Permainan Besar}}
Sepanjang abad ke-19, Britania dan [[Rusia]] saling bersaing untuk mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan olah [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]], [[Persia]] dan [[Dinasti Qing]]. Persaingan di [[Eurasia]] ini oleh Arthur Connolly disebut sebagai [[Permainan Besar]] ''(The Great Game)''.<ref>[[#refHopkirk1992|Hopkirk]], hal. 1–12.</ref> Kekalahan yang diderita oleh Rusia di Persia dan [[Turki]] memunculkan kekhawatiran Britania akan ambisi imperialis Rusia untuk menguasai [[Asia Tengah]] dan ketakutan akan adanya invasi darat Rusia ke India.<ref>[[#refJames2001|James]], hal. 181.</ref> Pada tahun 1839, Britania mendahului Rusia dengan menginvasi [[Afganistan]], yang memicu meletusnya [[Perang Afganistan|Perang Inggris-Afganistan]], tetapi perang ini adalah bencana bagi Britania.<ref name="refjames182">[[#refJames2001|James]], hal. 182.</ref> Saat Rusia menginvasi [[Balkan]] pada tahun 1853, kekhawatiran akan adanya dominasi Rusia di [[Laut Tengah|Mediterania]] dan [[Timur Tengah]] memicu Britania dan [[Prancis]] untuk menyerang [[Semenanjung Krimea]] dan melumpuhkan Angkatan Laut Rusia.<ref name="refjames182"/> Peristiwa ini memicu berkobarnya [[Perang Krimea]] yang meletus pada tahun 1854-1856 antara [[Kekaisaran Rusia]] melawan sekutu yang terdiri dari Britania, Prancis, [[Kerajaan Sardinia
=== Dari Cape ke Kairo ===
Baris 136:
Sejak abad ke-18, telah terjadi perbedaan yang nyata antara status koloni Britania yang dihuni oleh penduduk [[kulit putih|berkulit putih]] dengan koloni yang dihuni oleh penduduk non-kulit putih. Saat pemikiran "[[absolutisme tercerahkan]]" berkembang di Eropa, Britania didesak untuk mengubah status koloni-koloni kulit putih agar mengizinkan mereka membentuk pemerintahan sendiri.<ref>[[#refOHBEv4|Brown]], hal. 7.</ref>
[[Berkas:Birth of the Irish Republic.jpg|jmpl|210px|''Kelahiran Republik Irlandia'' oleh Walter Paget.]]
Langkah koloni kulit putih untuk memperoleh kemerdekaan dari Imperium Britania dimulai dengan adanya [[Laporan Durham]] pada tahun 1839: dua provinsi di Kanada (Kanada Hulu dan Kanada Hilir) diusulkan untuk di[[Teori unifikasi|unifikasi]] sebagai solusi atas kerusuhan politik yang kerap terjadi di sana.<ref>[[#refSmith1998|Smith]], hal. 28–29.</ref> Unifikasi ini disahkan dalam Undang-Undang Penyatuan pada tahun 1840, yang kemudian membentuk Provinsi Kanada. Pemerintahan mandiri pertama kali diberikan pada [[Nova Scotia]] pada tahun 1848, kemudian menyusul koloni-koloni Britania lainnya di Amerika utara. Selanjutnya, dengan diberlakukannya Undang-Undang Konstitusi oleh [[Parlemen Britania Raya]] pada tahun 1867, [[Kanada Hulu]], [[Kanada Hilir]], [[New Brunswick
Pada dekade terakhir abad ke-19, Britania dihadapkan pada kampanye politik rakyat [[Irlandia]] yang ingin memisahkan diri dari [[Britania Raya]]. Irlandia sendiri telah bergabung dengan Inggris (dan bersama [[Skotlandia]] kemudian membentuk Britania Raya) sejak tahun 1800, setelah meletusnya Pemberontakan Irlandia pada tahun 1798, yang diikuti dengan [[Wabah Kelaparan Besar|bencana kelaparan parah]] pada periode 1845 sampai 1852. Kemerdekaan Irlandia ini didukung oleh [[Daftar Perdana Menteri Britania Raya|Perdana Menteri Britania Raya]], [[William Ewart Gladstone]], yang berharap bahwa Irlandia mungkin bisa mengikuti jejak Kanada sebagai sebuah Pemerintahan Dominion dalam Imperium Britania. Tetapi Rancangan Undang-Undang (RUU) pembebasan Irlandia ditolak oleh Parlemen Britania Raya,<ref name="ReferenceB">[[Imperium Britania#refLloyd1996|Lloyd]], hal. 213</ref> meskipun RUU ini menawarkan otonomi yang lebih sedikit bagi Irlandia ketimbang Kanada.<ref name="ReferenceB"/> Kebanyakan anggota parlemen takut kemerdekaan Irlandia mungkin akan menimbulkan ancaman keamanan bagi Britania atau menandai awal pecahnya Imperium Britania.<ref name="James, hal. 315">[[#refJames|James]], hal. 315.</ref> RUU kemerdekaan kedua juga ditolak dengan alasan yang sama.<ref name="James, hal. 315"/> RUU ketiga berhasil disahkan oleh parlemen, tetapi tidak diproses lebih lanjut karena pecahnya [[Perang Dunia I]].<ref>[[#refrefSmith1998|Smith]], hal. 92.</ref> Sementara itu di Afrika, pada tahun 1910, Koloni Cape, Natal, [[Republik Transvaal]] dan [[Negara Bebas Oranje|Negara Bebas Oranye]] bergabung menjadi [[Afrika Selatan|Uni Afrika Selatan]] yang juga diberi status dominion.<ref>[[#refOHBEv3|Porter]], hal. 221</ref>
Baris 213:
=== Akhir Imperium Britania ===
{{see also|Perang Falkland}}
Pemberian kemerdekaan kepada Rhodesia (sebagai Zimbabwe), Hebrides Baru (sebagai Vanuatu) pada tahun 1980, dan Belize pada tahun 1981 menandakan bahwa selain pulau-pulau kecil yang bertaburan, proses [[dekolonisasi]] koloni-koloni Britania yang dimulai setelah Perang Dunia II sudah selesai. Tetapi pada tahun 1982, tekad Britania untuk mempertahankan wilayah seberang lautannya yang tersisa diuji ketika [[Argentina]] menyerang [[Kepulauan Falkland]], yang disebutnya sebagai klaim atas "warisan" dari [[Imperium Spanyol]] yang gagal pada tahun 1810.<ref>[[#refJames2001|James]], hal. 624–625.</ref> Britania merespon dengan mengerahkan pasukan militernya untuk merebut kembali pulau-pulau tersebut dan kemudian memicu meletusnya [[Perang Falkland]]. Britania berhasil mempertahankan Kepulauan Falkland dari Argentina. Kemenangan ini dipandang oleh banyak pihak telah memberikan kontribusi dalam mengembalikan status Britania sebagai kekuatan dunia.<ref>[[#refJames2001|James]], hal. 629.</ref> Sementara itu pada tahun yang sama, [[Kanada]] memutuskan untuk tidak lagi melibatkan Britania dalam urusan konstitusionalnya.<ref name="refohbev594">[[#refOHBEv4|Brown]], hal. 594.</ref> Tindakan serupa juga dilakukan oleh [[Australia]] dan [[Selandia Baru]] pada tahun 1986. Pada 1984, [[Brunei]], protektorat Britania terakhir di Asia, diberikan kemerdekaan.
Pada bulan September 1982, [[Perdana Menteri]] [[Margaret Thatcher]] berkunjung ke [[Beijing]] untuk berunding dengan Pemerintah [[RRT]] mengenai masa depan [[Hong Kong]] yang pada saat itu merupakan koloni seberang laut Britania terakhir yang paling besar dan paling padat penduduknya.<ref>[[Imperium Britania#refBrendon|Brendon]], hal. 654.</ref> Menurut ketentuan [[Perjanjian Nanking|Perjanjian Nanking 1842]], Pulau Hong Kong diberikan "selama-lamanya" kepada Britania, namun mayoritas koloni itu dibentuk oleh [[Hong Kong#Geografi|Teritori Baru]] yang diperoleh dalam sewa selama 99 tahun sejak tahun 1898 dan akan berakhir pada tahun 1997.<ref>[[#refJoseph2010|Joseph]], hal. 355.</ref><ref>[[#refRothermund2006|Rothermund]], hal. 100.</ref> Thatcher awalnya berniat untuk mempertahankan Hong Kong di bawah Pemerintahan Britania tetapi berada di bawah kedaulatan Tiongkok, tetapi hal ini ditolak oleh Pemerintah Tiongkok.<ref>[[Imperium Britania#refBrendon|Brendon]], hal. 654–55.</ref> Sebuah kesepakatan akhirnya berhasil dicapai pada tahun 1984 dengan ditandatanganinya [[Deklarasi Bersama Tiongkok-Britania]]; Hong Kong ditetapkan sebagai [[Daerah administratif khusus|Daerah Administratif Khusus Republik Rakyat Tiongkok]] yang diizinkan untuk mempertahankan gaya hidupnya sekurang-kurangnya 50 tahun.<ref>[[Imperium Britania#refBrendon|Brendon]], hal. 656.</ref> [[Upacara penyerahan Hong Kong]] pada tahun 1997 ditandai oleh banyak pihak, termasuk [[Pangeran Charles]],<ref>{{Cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/4740684.stm|title=Charles' diary lays thoughts bare|publisher=BBC News|accessdate=13 December 2008|date=22 February 2006}}</ref> sebagai "akhir Imperium Britania".<ref name="refohbev594"/><ref>{{Cite web|url=http://www.bbc.co.uk/history/british/modern/endofempire_overview_07.shtml|title=BBC - History - Britain, the Commonwealth and the End of Empire|publisher=BBC News|accessdate=13 December 2008}}</ref>
Baris 225:
Selama berabad-abad, Pemerintah Britania dan imigrannya telah meninggalkan jejaknya pada negara-negara merdeka yang muncul dari Imperium Britania. Pengaruh yang paling besar terlihat dalam penyebaran [[bahasa Inggris]] di berbagai wilayah di seantero dunia. Saat ini, bahasa Inggris merupakan bahasa utama bagi lebih dari 400 juta penduduk di dunia dan dituturkan oleh sekitar satu setengah miliar orang sebagai bahasa pertama, kedua atau bahasa internasional.<ref>[[#refHogg|Hogg]], hal. 424 chapter 9 ''English Worldwide'' by David Crystal: "approximately one in four of the worlds population are capable of communicating to a useful level in English."</ref> Penyebaran bahasa Inggris sejak paruh kedua abad ke-20 juga turut dibantu oleh pengaruh budaya [[Amerika Serikat]], yang awalnya juga terbentuk dari koloni Britania. Dalam sistem pemerintahan, dengan pengecualian di hampir semua bekas koloni Britania di Afrika yang sekarang telah mengadopsi [[sistem presidensial]], [[sistem parlementer]] Inggris telah menjadi model umum bagi negara-negara bekas koloni Britania, demikian juga [[hukum Inggris|sistem hukum Inggris]].<ref>[[#refFergusonEmpire2004|Ferguson 2004]], hal. 307.</ref> Komisi Yudisial Dewan Privi juga masih berfungsi sebagai pengadilan tertinggi di beberapa bekas koloni Britania di Karibia dan Pasifik. Tentara dan [[Pegawai Negeri Sipil]] Britania selama masa kolonisasi juga turut menyebarkan dan membentuk [[Komuni Anglikan]] di seluruh benua. [[Arsitektur]] kolonial Britania seperti gereja, stasiun kereta api dan bangunan pemerintah masih berdiri kokoh di banyak kota yang pernah menjadi bagian dari Imperium Britania.<ref>[[#refMarshall|Marshall]], hal. 238–40.</ref> Cabang-cabang olahraga yang berasal dari Kepulauan Britania, khususnya [[sepak bola]], [[kriket]], [[tenis]] dan [[golf]], turut serta diekspor.<ref>[[#refTorkildsen2005|Torkildsen]], hal. 347.</ref> Penggunaan sistem pengukuran dan sistem imperial Inggris terus digunakan di beberapa negara yang diadopsi dalam berbagai cara. Konvensi [[Arah lalu lintas|mengemudi di sisi kiri jalan]] juga masih dipertahankan oleh sebagian besar negara-negara bekas Imperium Britania.<ref>[[#refParsons|Parsons]], hal. 1.</ref>
Batas-batas politik yang diciptakan oleh Britania tidak selalu mencerminkan kehomogenan etnis atau agama, justru sering kali memberikan kontribusi bagi konflik di daerah-daerah yang pernah menjadi koloni Britania. Imperium Britania juga bertanggung jawab atas [[migrasi]] jutaan penduduk dari Kepulauan Britania (terutama Inggris dan Irlandia) ke Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Para [[imigran]] ini secara perlahan-lahan menanggalkan identitas Britania mereka setelah terbentuknya negara baru. Imigrasi besar-besaran selama masa kejayaan Imperium Britania
[[Berkas:Bogor kebun raya.jpg|jmpl|300px|[[Kebun Raya Bogor]], salah satu peninggalan Imperium Britania di Indonesia.]]
|